Independen. Maksud dari pihak yang tidak terafiliasi adalah pihak yang tidak mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham
pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Sesuai dengan penerapan prinsip GCG dalam perusahaan, maka
perusahaan memerlukan Komisaris Independen dalam susunan dewan komisaris. Ulya 2014 menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki corporate
governance yang baik, seperti yang diatur dalam peraturan Bapepam wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya secara proporsional sekurang
– kurangnya 30 tiga puluh persen dari jumlah seluruh komisaris.
Menurut Rifa‟i 2009, Komisaris Independen sangat dibutuhkan agar tata kelola perusahaan lebih baik sehingga kemungkinan perusahaan melakukan
kecurangan lebih sedikit. Oleh karena itu, keberadaan komisaris independen diharapkan dapat bersikap netral terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh
direksi. Hal ini karena komisaris independen tidak terpengaruh oleh manajemen, mereka cenderung mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang
lebih luas kepada para stakeholder-nya Pratama dan Rahardja 2013. Penelitian Sihombing dan Raharjo 2014 menyebutkan bahwa penelitian yang dilakukan
Beasley 1996 menyimpulkan bahwa masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan meningkatkan efektivitas dewan tersebut dalam mengawasi
manajemen.
2.7. Biaya Sosial
Hadi 2010 menyatakan, biaya sosial merupakan biaya keberpihakan terhadap stakeholders berpotensi meningkatkan kinerja sosial perusahaan, yaitu
dengan semakin kecilnya klaim stakeholders terhadap perusahaan. Biaya sosial adalah biaya yang berhubungan akuntansi sosial, meliputi biaya lingkungan, biaya
karyawan, biaya produk, dan biaya komunitas. Adanya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk komunitas melalui pelaksanaan kegiatan atau aktivitas
sosial mengindikasi tanggung jawab dan kepedulian sosial perusahaan terhadap komunitasnya Yunita. Indah 2014 berpendapat bahwa biaya sosial sebagai
perwujudan tanggung jawab sosial dan lingkungan, memiliki muatan strategis dalam peningkatan kinerja sosial, jika terkomunikasikan dengan tepat kepada
stakeholders. Biaya sosial yang dikeluarkan perusahaan atas dasar desakan dari masyarakat karena masyarakat menuntun perusahaan untuk melakukan tanggung
jawab terhadap masyarakat melalui kepedulian terhadap masalah sosial Hendarti 2006:130
Watt dan Zimmerman 1978, Abbot dan Monsen 1979, Ulmann. C.A 1985 dalam Hadi 2010 menyatakan bahwa biaya sosial social cost yang
dikeluarkan perusahaan memiliki kemanfaatan meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat, meningkatkan laba perusahaan dan dapat mengurangi
munculnya negetive externalities. Para peneliti sebelumnya berpendapat bahwa biaya sosial yang dikeluarkan perusahaan lebih mengarah kepada citra positif dari
masyarakat terhadap perusahaan,karena perusahaan sudah memiliki kepedulian terhadap masyarakat Hendarti 2006.
Memed 2002 dalam Hadi 2010:7 menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bentuk aktifitas keberpihakan yang dilakukan
dengan pengeluaran sosial social cost baik yang terkait dengan lingkungan,
kemasyarakatan maupun lainnya, baik dalam bentuk pengeluaran bersifat karitatif, philantropis maupun community development. Lebih lanjut dinyatakan, bahwa
biaya sosial social cost yang dikeluarkan perusahaan memiliki kemanfaatan untuk meningkatkan legitimasi stakeholder.
2.8. Kinerja Lingkungan