diperoleh nilai t – tabel sebesar 1,9749. Nilai t-hitung dari penelitian menunjukan
hasil yang lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai t-tabel 1,632 19749 sehingga kinerja lingkungan tidak dapat berpengaruh signifikan dalam
mempengaruhi hubungan biaya sosial terhadap pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan.
Hubungan antar variabel yang yang diteliti dapat dilihat pada gambar 4.2. dari gambar berikut menunjukan bahwa tidak terdapat masalah pemodelan pada
penelitian yang dilakukan dan telah sesuai dengan syarat analisis jalur. Gambar
4.2. Hubungan Variabel Penelitian
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Lingkungan
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh yang siginifikan dari hubungan kepemilikan manajerial KM terhadap kinerja
lingkungan KL. Berdasarkan hasil dari pengolahan data nilai CR Critical Ratio dari hubungan dua variabel ini sebesar -0,966 menunjukan bahwa nilai ini lebih
H2 H3
H1 H4
H5 H6
Kepemilikan Manajerial
Efektivitas Pengawasan
Biaya Sosial
Kinerja Lingkungan
Pengungkapan Sosial dan
Lingkungan
e1 e2
kecil dari nilai t-tabel untuk alpha 0,05 yaitu 1,9749. Dengan demikian, secara statistik kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
lingkungan. Oleh karena itu, hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya bahwa kepemilikian manajerial akan mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa ada beberapa
kemungkinan faktor yang mengakibatkan tidak berpengaruhnya kepemilikan manajerial terhadap kinerja lingkungan. Alasan pertama, yaitu masih banyak
pihak manajemen perusahaan yang tidak mempunyai kepemilikan saham atas perusahaan yang dikelola Aniktia 2015.
Kedua, hal ini mengindikasikan bahwa meskipun perusahaan memiliki kepemilikan manajerial akan tetapi, proporsi
kepemilikan terhadap perusahaan masih tergolong rendah Nurrahman dan Sudarno 2013; Aniktia 2015. Jumlah kepemilikan saham manajerial pada
perusahaan di Indonesia relatif kecil sehingga belum terdapat keselarasan kepentingan antara pemilik dan manajer Nurrahman dan Sudarno 2013. Selain
itu, rendahnya kepemilikan manajerial menjadikan pihak manajemen sebagai pemegang saham minoritas dalam perusahaan, sehingga menjadikan manajer
belum mampu ikut berperan aktif dalam melakukan pengambilan keputusan dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan, salah satunya dengan melalui
kinerja lingkungan. Hasil ini tidak sejalan dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa
dengan adanya kepemilikan manajerial merupakan upaya perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan para stakeholder karena manajer juga sebagai
pemilik perusahaan. Hasil dari penelitian juga ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sihombing 2014, Soliman et al. 2012, dan Ulya 2014
yang membuktikan secara empiris bahwa kepemilikan manajerial tidak mampu mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan. Hal ini dikarenakan proporsi
kepemilikan manajerial dalam perusahaan tergolong pada kategori rendah.
4.2.2. Pengaruh Efektivitas Pengawaan terhadap Kinerja Lingkungan