Manfaat Teoretis Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Sastra di SMP

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran Hamalik, 2001: 57. Pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan guru agar siswa belajar dan dari sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan proses yang berisi seperangkat aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar Abidin, 2013: 3. Berdasarkan dua pengertian ini, pada dasarnya pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dalam bimbingan dan arahan serta motivasi dari seorang guru Abidin, 2013: 3. Pembelajaran sastra diorientasikan agar siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman bersastra. Pengetahuan sastra, artinya siswa mampu memahami karya sastra disertai dengan pengetahuan tentang teori, sejarah, dan kritik sastra. Pengalaman bersastra, artinya siswa harus mampu memiliki pengalaman dalam berkreasi dan berekspresi sastra Abidin, 2013: 215. Rosenblatt dalam Gani 1988: 1-2 menegaskan bahwa pembelajaran sastra melibatkan peneguhan kesadaran tentang sikap etik. Siswa dihadapkan pada masalah kehidupan sosial yang digelutinya sepanjang hari di tengah masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa prinsip yang memungkinkan agar pembelajaran sastra dapat berfungsi dengan baik. Pertama, Siswa diberi kebebasan untuk menampilkan respon dan reaksinya. Kedua, siswa diberi kesempatan untuk mempribadikan dan mengkristalkan rasa pribadinya terhadap cipta sastra yang dibaca serta dipelajarinya. Ketiga, guru berusaha menemukan butir-butir kontak di antara pendapat para siswa. Keempat, peran dan pengaruh guru merupakan daya dorong terhadap penjelajahan pengaruh di dalam sastra itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa harus mampu mengajarkan siswa tentang teori-teori yang harus siswa kuasai sebelum ia melakukan praktik berkaitan dengan pembelajaran sastra Rosenblatt dalam Gani 1988: 2-3. Pada penelitian yang dilakukan Anindyarini 2014: 6, bahwa pembelajaran apresiasi sastra menjadikan siswa berpikir lebih dewasa. Selain persepsi dari guru, persepsi juga diperoleh dari siswa. Persepsi siswa terhadap pembelajaran apresiasi sastra bahwa pembelajaran apresiasi sastra itu menarik karena banyak belajar tentang kehidupan dan menjadikan siswa kreatif. Pada kurikulum KTSP pembelajaran sastra siswa SMP Kelas VIII semester II mengikuti standar kompetensi SK. Terdapat empat kategori sastra yang digolongkan ke dalam masing-masing keterampilan, yakni keterampilan mendengarkan pada SK 13. Siswa mampu memahami unsur intrinsik novel remaja asli atau terjemahan yang dibacakan, keterampilan berbicara pada SK 14. Siswa mengapresiasi kutipan novel remaja asli atau terjemahan melalui kegiatan diskusi, keterampilan membaca pada SK 15. Siswa memahami buku novel remaja