Konsep Budidaya Perikanan Deskripsi Teori
34 3. Pengelolaan air
Sumber air yang digunakan sedapat mungkin berasal dari sumber air yang memenuhi syarat untuk budidaya. Pengelolaan air
dilaksanakan untuk menjadmin ketersediaan air, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada kagiatan pembenihan, parameter
kualitas yang penting diperhatikan adalah suhu, pH, dan kandungan bahan organic H2S, NH3. Pemantauan air sebaiknya
dilakukan setiap pagi dan sore. Namun, pada kegiatan pembersaran, pemantauan kualitas air cukup dilakukan sehari-hari.
4. Pengelolaan pakan Pengelolaan pakan perlu dilakukan pada usaha pembenihan
saat benih ikan membutuhkan kualitas pakan yang baik dengan jumlah cukup. Pemberian ikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
gizi ikan. Dengan begitu, kandungan gizi pada pakan dapat terabsorbsi dengan baik. Pakan diberikan secara bertahap atau
sedikit demi sedikit. Hal ini untuk menghindari adanaya pakan yang tebuang dengan percuma. Sisa pakan dapat menimbulkan
polusi pada media budidaya. 5. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit harus selalu dilakukan, jika tidak, serangan hama dan penyakit dapat memusnahkan semua
ikan yang di budidayakan. Pengendalian dapat dilakukan mulai dari persiapan lahanmedia budidaya, pengelolaan kualiatas air,
35 pemberian pakan, termasuk pengendalian ketika terjadi penularan
penyakit secara mendadak. Pencegahan lebih baik dilakukan dariapda melakukan pengobatan setelah penyakit menyerang,
selain biaya pengobatan yang cukup besar, keetrlambatan pengobatan dapat menyebabkan kematian massal. Pengobatan
yang dilakukan tentunya harus menggunakan obat dengan zat kimia yang tidak dilarang serta tidak menimbulkan bahaya bagi
manusai dan lingkungannya. c. Pengembangan Usaha Budidaya
Pengembangan usaha budidaya dilakukan untuk meningkatkan hasil dengan memanfaatkan potensi yang ada. Dalam pengembangan
usaha, terdapat beberapa pola yang dapat dilakukan. Terkait dengan peningkatan hasil panen, pola yang dapat dilakukan adalah pola
intensifikasi dan ekstensifikasi. 1 Intensifikasi Budidaya
Pola pengambangan ini memanfaatkan kondisi lahan yang ada dengan mengintensifkan teknologi, modal, dan sumber daya
untuk mendapatkan hasil optimal. Hatima dan Djajadiredja dalam Cahyo Suparinto, 2008: 21 menyebutkan bahwa kolam seluas 1 ha
menghasilkan ikan sebanyak 6,6 ton. Kondisi ini dinilai tidak memuaskan karena dalam kondisi optimal kolam dapat
menghasilkan 10-12 tonhatahun.
36 Menurut Cahyo Suparinto, 2008: 21 terdapat beberapa
sifat yang terlihat pada pola pengembangan intensifikasi, anatara lain:
a.Cukup dengan memanfaatkan lahan produksi yang relativ sempit b.Menggunakan teknologi yang cenderung lebih modern
c.Membutuhkan modal cukup tinggi dengan waktu pengembalian modal yang relatif lebih singkat
d.Jumlah produksi output lebih tinggi e.Lama waktu budidaya relative lebih singkat karena pertumbuhan
ikan relatif lebih cepat f.Mengurangi kerusakan pada daya dukung lahan budidaya jika
pemanfaatan lahannya dilakukan secara berlebihan. Peningkatan usaha dengan pola intensifikasi memerlukan
penanganan yang intensif. Hal ini terkait dengan adanya faktor- faktor penghambat terhadap usaha peningkatan hasil panen.
2 Ekstensifikasi Budidaya Enkstensifikasi didasarkan pada pola ikir yang masih
sederhana, teknologi yang terbatas dan kondisi sumber daya alam yang masih memungkinkan. Pola ini hanya memanfaatkan faktor
alam karena belum banyak campur tangan manusia dalam pengelolaannya. Pengembangan dilakukan karena banyak lahan
yang belum dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Pola ini kuran efisien, hal tersebut disebabkan untuk menghasilkan atau
meningkatkan hasil panen dibutuhkan lahan budidaya yang lebih luas. Menurut Cahyo Saparinto 2008: 21 mengemukakan
beberapa sifat dari pola ekstensifikasi, antara lain:
37 a Membutuhkan lahan produksi yang luas
b Teknologi yang diterapkan cenderung masih tradisional, penebaran benih rendah, pemberian pakan dilakukan kadang-
kadang dan pengelolaan budidaya secara sederhana c Membutuhkan investasi cukup besar sehingga membutuhkan
waktu panjang untuk bisa mengembalikan modal d Jumlah produksi output relatif rendah
e Lama waktu budidaya relatif lebih panjang pertumbuhan ikan kurang cepat.
Ketersediaan sumber daya perairan yang luas dan sumber daya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk
meningkatkan dan mengambangkan usaha perikanan. Kemauan masyarakat untuk berkembang dan mengetahui kemampuan yang
dimiliki menjadi modal awal dalam membentuk kelompok budidaya. Permintaan yang tinggi terhadap ikan air tawar menjadi
jalan untuk meningkatkan pendapatan anggota. Keuntungan budidaya ikan air tawar, secara ekonomis sangat menguntungkan
karena ikan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu, ikan juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarkat.
Menurut Bambang Cahyono 2010: 10 segi keuntungan yang dapat diperoleh dari memelihara ikan antara lain:
a Luas lahan yang sempit dapat menghasilkan ikan yang cukup banyak
b Pembudidayaan ikan tidak memerlukan perawatan yang rumit, asal airnya cukup dan sehat. Ikan dapat hidup dan berkembang
dengan baik asal mendapat air yang cukup. c Ikan memiliki nilai gizi yang tinggi dengan kandungan kolsterol
rendah, sehingga sangat banyak untuk kesehatan tubuh d Ikan merupakan penghasilan protein yang tinggi sehingga sangat
baik untuk pemenuhan gizi masyarakat
38 e Ikan banyak digemari oleh masyarakat sehingga secara
ekonomis sangat menguntungkan bila dibudidayakan secara intensif.
Dari gambaran keuntungan tersebut, maka pengembanga sektor perikanan sangat penting bagi kehidupan masyarakat.
Budidaya ikan ini semakin luas dikenal masyarakat sehingga daerah-daerah lain juga banyak melakukan budidaya ikan ini. Di
Kabupaten Bantul juga telah membudidayakan ikan air tawar. Salah satu daerah budidaya ikan berada di Desa Timbulharjo yang
masuk wilayah Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Semakin banyaknya daerah yang membudidayakan ikan khususnya ikan air
tawar menunjukkan banyaknya peminat usaha budidaya ikan.