Konsep Pemberdayaan Masyarakat Deskripsi Teori

14 Menurut Saraswati dalam Alifitri, 2011:24 secara konseptual, pemberdayaan harus mencakup enam hal berikut yaitu: 1. Learning by doing. Artinya, pemberdayaan adalah sebagai proses hal belajar dan ada suatu tindakan konkrit yang terus-menerus dampaknya dapat terlihat. 2. Problem solving. Pemberdayaan harus memberikan andil terjadinya pemecahan masalah yang dirasakan krusial dengan cara dan waktu yang tepat. 3. Self evaluation. Pemberdayaan harus mampu mendorong seseorang atau kelompok tersebut untuk melakukan evaluasi secara mandiri. 4. Self development and coordination. Artinya, mendorong agar mampu melakukan pengembangan diri dan melakukan hubungan koordinasi dengan pihak lain secara lebih luas. 5. Self selection. Suatu kumpulan yang tumbuh sebagai upaya pemilihan dan penilaian secara mandiri dan menetapkan langkah kedepan. 6. Self decision. Dalam memilih tindakan yang tepat hendaknya dimiliki kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara mandiri. Keenam unsur diatas merupakan pembiasaan untuk berdaya, sebagai penguat dan pengait pemberdayaan jika dilakukan secara kontinyu. Maka, ketika unsur tersebut dilaksanakan pengaruh yang ditimbukan semakin lama semakin kuat sehingga proses pemberdayaan dapat berjalan dengan sendirinya. Dari beberapa pandangan tersebut terlihat jelas bahwa konsep pemberdayaan masyarakat harus didasarkan pada keterlibatan semua pihak, baik pemerintah ataupun seluruh lapisan masyarakat. Maka dari itu dapat dirumuskan konsep pemberdayaan masyarakat merupakan rancangan pembangunan melalui pengembangan dan peamnfaatan sumber daya yang melibatkan seluruh pihak, baik pemerintah dan seluruh masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan di berbagai bidang kehidupan. 15 a. Bentuk-bentuk pemberdayaan Menurut Suparjan, 2009: 186 Pemberdayaan harus dilakukan secara komprehensif, terus menerus serta sampai mencapai keseimbangan yang dinamis antara pemerintah dengan pihak lain. Pemberdayaan yang komprehensif meliputi: 1 Pemberdayaan politik, membangkitkan kesadaran kritis masyarakat terhadap persoalan yang merugikan mereka, selain itu meningkatkan daya tahan bargaining position yang diperintah terhadap masyarakat. 2 Pemberdayaan ekonomi, upaya meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai solusi menghadapi dampak negatif dari pembangunan. 3 Pemberdayaan sosial-budaya, bertujuan meningkatkan kemampuan SDM melalui investasi sumber daya manusia human investment guna meningkatkan nilai manusia, penggunaan, dan perlakuan yang adil terhadap manusia. b. Tujuan pemberdayaan masyarakat Menurut Ambar Teguh, 2008: 80 Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Menurut Awang, 2010: 47 Kemandirian dapat dicapai melalui sebuah proses belajar secara bertahap untuk memperoleh kemampuan yang diperlukan. Dengan kata lain, melalui proses belajar akan terakumulasi kemampuan daya yang memadai untuk mengantarkan kemandirian mereka. Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses yang bertahap. Melalui proses belajar masyarakat secara 16 bertahap memperoleh kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, dan afektif. Dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang memadai untuk mengantarkan kemandirian mereka. Komunitas yang baik perlu memiliki beberapa kompetensi yang harus dimiliki, menurut Isbandi Rukminto Adi, 2008: 149 melengkapi sebuah komunitas yang baik sebagai berikut: 1 Mampu mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas 2 Mampu mencapai kesempatan tentang sasaran yang hendk dicapai 3 Mampu menemukan dan menyepakati cara dan alat mencapai sasaran yang telah disetujui 4 Mampu bekerjasama rasional dalam bertindak mencapai tujuan Kompetensi tersebut merupakan pendukung untuk mengantarkan masyarakat agar mampu memikirkan, mencari dan menemukan solusi terbaik dari permasalahannya. Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarakat harus membuat masyarakat menjadi madiri, mampu menguasi dirinya sendiri, swadana, mampu membiayai keperluan sendiri, dan swasembada mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan. Kemandirian masyarakat diperoleh melalui proses pembelajaran sehingga masyarakat memiliki daya untuk mengantarkan kemandirian mereka. c. Tahapan dan proses pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan harus dilakukan secara terus menerus, komprehensif, dan berorientasi pada proses. Dengan menekankan pada proses, Wrihatnolo dan Dwidjowijoto dalam jurnal berjudul upaya 17 pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pemanfaatan modal sosial, 2009: 29 pemberdayaan memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut: 1 Tahap Penyadaran Pada tahap ini dilakukan sosialisasi terhadap komunitas tentang pentingnya kegiatan pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan dilakukan secara mandiri self help. Masyarakat perlu menyadari tentang kondisi kehidupan mereka dan mampu mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. 2 Tahap Pengkapasitasan Perlu pengkapasitasan individu, organisasi dan sistem nilai kegiatan pemberian pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat sehingga nantinya dapat bersifat fungsional bagi mereka. 3 Tahap Pendayaan Pada tahap ini target diberi daya, kekuasaan dan peluang sesuai kecakapan yang diperolehnya. Peluang yang tersedia perlu dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Lebih lanjut lagi Ambar Teguh menjelaskan bahwa pada tahap pertama atau tahap penyadaraan dan pembentukan perilaku merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap kedua yaitu proses transformasi pengetahuan dan kecakapaan keterampilan dapat berlangsung baik. Tahap ketiga merupakan tahap pengayaan atau peningkatan intelektual dan kecakapan keterampilan yang diperlukan supaya masyarakat dapat membentuk kemampuan kemandirian. Berhubungan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ambar Teguh seperti tersebut diatas, Aziz dalam Alfitri 2011: 26 juga memberikan rincian mengenai tahapan yang seharusnya dilalui dalam pemberdayaan. Pertama, membantu masyarakat dalam menemukan masalahnya. Kedua, melakukan analisis terhadap permasalahan secara 18 mandiri. Ketiga, menemukan skala prioritas masalah, dalam arti memilah dan memilih tiap masalah yang sedang dihadapi, antara lain dengan pendekatan sosio kultural yang ada dalam masyarakat. Keempat, mencari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, antara lain dengan pendekatan sosio kultural yang ada dalam masyarakat. Kelima, melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Keenam, mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya. Menurut Ambar Teguh 2008: 82 tahapan yang ditempuh melalui pemberdayaan dapat dinilai pada Tabel 1 Tabel 1 Tahapan Pemberdayaan Knowledge, Attitudes, Practice dengan Pendekatan Aspek Afektif, Kognitif, Psikomotorik dan Konatif Tahapan Afektif Tahapan Kognitif Tahapan psikomotorik Tahapan konatif Belum merasa sadar dan peduli Belum memiliki wawasan pengetahuan Belum memiliki keterampilan dasar Tidak berperilaku membangun Tumbuh rasa kesadaran dan kepedulian Menguasai pengetahuan dasar Menguasai keterampilan dasar Bersedia terlibat dalam pembangunan Memupuk semangat kesadaran dan kepedulian Mengembangkan pengetahuan dasar Mengembangkan keterampilan dasar Bernisiatif untuk mengambil peran dalam pembangunan Merasa membutuhkan kemandirian Mendalami pengetahuan pada tingkat yang lebih Memperkaya variasi keterampilan Berposisi secara mandiri untuk membangun diri dan lingkungan 19 Proses pemberdayaan masyarakat menurut Suharto dalam Alfitri 2011: 26-27 dapat dilakukan melalui: 1. Pemungkinan yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat kultural dan struktural yang menghambat. 2. Penguatan yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang memiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka. 3. Perlindungan yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok luar, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang apalagi tidak sehat antara yang kuat dan lemah dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. 4. Penyokongan yaitu memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tuas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyongkong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan. 5. Pemeliharaan yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjdi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha. Proses pemberdayaan masyarakat hendaknya dilakukan secara bertahap. Pemberdayaan masyarakat harus berorientasi pada hasil yang ingin dicapai, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. 20 d Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat Menurut Totok Mardikanto 2015: 105 menyatakan bahwa pemberdayaan memiliki prinsip-prinsip sebagi berikut: 1 Mengerjakan, artinya melibatkan masyarakat untuk mengerjakan atau menerapkan sesuatu. Karena melalui mengerjakan mereka akan mengalami proses belajar baik dengan menggunakan pikiran, perasaan, dan keterampilannya yang akan terus diingat untuk jangka waktu yang lebih lama. 2 Akibatnya, artinya kegiatan pemberdayaan harus memberikan akibat atau pengaruh yang baik atau bermanfaat karena perasaan senangpuas atau tidak senangkecewa akan mempengaruhi semangatnya untuk mengikuti kegiatan belajar atau pemberdayaan di masa-masa yang akan datang. 3 Asosiasi, artinya setiap kegiatan pemberdayaan harus dilakukan dengan kegiatan lainnya, sebab setiap orang cenderung mengaitkanmenghubungkan kegiatannya dengan kegiatan atau peristiwa yang lainnya. Dalam pelaksanaanya, Nerayan dalam jurnal herliawati agus berjudul upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pemanfaatan modal sosial 2009: 29 mengemukakan bahwa dalam meningkatkan keberdayaan dalam komunitas didukung oleh beberapa elemen berikut: 1 Akses terhadap informasi Informasi merupakan salah satu sarana bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap kesempatan dan kekuatan. Kekuatan diartikan sebagai kemampuan masyarakat, khsusnya masyarkat miskin untuk memperoleh akses dan kesempatan mendapatkan hak-hak dasarnya. Informasi memberikan wawasan abru bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Informasi tidak hanya berupa kata-kata tertulis namun dapat pula berupa diskusi, cerita, dan biasanya menggunakan media seperti radio, televisi dan internet. 2 Partisipasi Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, diantaranya masyarakat akan lebih dihargai apabila keterlibatan meraka berpengaruh langsung terhadap apa yang mereka rasakan. Faktor lainnya adalah penyesuaian diri pemangku 21 kepentingan atas apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam komunitas. 3 Akuntabilitas Akuntabilitas merujuk pada kemampuan pemerintah, perusahaan swasta, atau penyedia layanan untuk mempertanggungjawabkan kebijakan, tindakan, serta penggunaan data yang mendukung pelaksanaan tindakan tersebut. Terdapat tiga mekanisme akuntabilitas yaitu akuntabilitas politik, administratif, dan publik. 4 Kapasitas organisasi lokal Merujuk pada kemampuan masyarakat untuk bekerja sama, mengorganisasikan diri merak, dan memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah. Saura dan permintaan masyarakat yang terorganisasi umumnya lebih didengar daripada masyarakat yang tidak terorganisasi. Keanggotaan masyarakat miskin berdasarkan organisasi dapat efektif untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, namun terhambat oleh sumber daya dan pengetahuan terbatas. Kapasitas organisasi lokal adalah kunci efektifnya pemberdayaan. Dalam setiap implementasi pemberdayaan masyarakat, Menurut Suparjan Hempri Suryanto, 2009: 43 dapat dilihat beberapa aspek antara lain: 1 Pemanfaatan jaringan sosial yang telah ada 2 Melihat tingkat kohesivitas masyarakat 3 Menentukan premium mobile yang nantinya akan menjadi agent of change pada diri manusia sendiri dan sekitarnya. e Indikator Keberhasilan Pemberdayaan masyarakat Untuk mengetahui tujuan pemberdayaan secara operasional maka perlu diketahui beberapa indikator keberdayaan yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Kemandirian masyarakat merupakan hasil yang dihadapkan dalam pemberdayaan. Masyarakat perlu diberdayakan dulu dengan pemberdayaan, kemudian 22 mereka menjadi mandiri dan mampu memenuhhi kebutuhan, mengatur dan mengurus diri sendiri. Upaya mewujudkan masyarakat yang mandiri merupakan konsep pemberdayaan masyarakat. Dengan asumsi bila masyarakat berdaya maka mereka mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri. Menurut Jim Ife,dalam azam awang, 2016: 62 indikator masyarakat yang telah berdaya antara lain: 1. Mempunyai kemampuan menjangkau dan menggunakan sumber daya yang ada dimasyarakat 2. Dapat berjalannya bottom up planning 3. Kemampuan dan aktivitas ekonomi 4. Kemampuan menyiapkan hari depan keluarga 5. Kemampuan menyampaikan pendapat dan aspirasi tanpa ada tekanan Keberhasilan pemberdayaan masyarakat khususnya segi ekonomi dapat dilihat dari keberdayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Lebih rinci, Gunawan Sumodiningrat dalam Muhammad Vathul Aziz, 2008: 56 mengungkapkan beberapa indikator keberhasilan program pemberdayaan ekonomi, antara lain: 1 Berkurangnya jumlah penduduk miskin 2 Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia 3 Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya 4 Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok dan makin rapinya administrasi kelompok serta makin luasnya interaksi kelompok dengan masyarakat 23 5 Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhannya f Indicator kegagalan suatu usaha Hal ini sesuai dengan teori menurut Watson dalam Adi 2008:259-575, bahwa kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberdayaan dapat berasal dari kepribadian individu dalam komunitas dan bisa juga berasal dari sistem sosial. Kendala tersebut adalah sebagai berikut : a. Kendala yang berasal dari kepribadian individu 1 Kestabilan 2 Kebiasaan habit 3 Hal yang utama primacy 4 Persepsi 5 Ketergantungan dependence 6 Superego 7 Rasa tidak percaya diri self distrust 8 Rasa tidak aman dan regresi insecurity and regression b. Kendala yang berasal dari system social 1 Komitmen 2 Budaya 3 Kepentingan kelompok 4 Hal yang bersifat sacral 5 Penolakan terhadap orang luar 24

2. Definisi Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan luar sekolah atau yang sering disebut dengan pendidikan nonfromal merupakan salah satu dari sekian banyak istilah yang muncul dalam studi kependidikan. Menurut Philips H. Combs dalam Soelaiman, 2008: 50 mengungkapkan bahwa: pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimasudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan belajar. Selain itu definisi dan fungsi dari pendidikan nonformal sebagaimana yang tercantum didalam Undang-undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 26 yaitu: Pendidikan luar sekolah adalah jalur pendidikan yang diselenggarkan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonfromal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan luar sekolah dapat dikatakan sebagai proses memanusiakan manusia untuk meningkatkan kualitas berfikir moral dan mental sehingga mampu memahami, mengungkapkan, membebaskan dan menyesuaikan dirinya terhadap realitas yang melingkupinya. 25 Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, guna membantu peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi diri dalam mengembangkan tingkat pengetahuan, penalaran, keterampilan sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Bentuk-bentuk kegiatan pendidikan luar sekolah meliputi: 1 Kursus adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu 2 Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga belajar 3 Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar sehingga yang merupakan pusat kegiatan kerja atau bengkel sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerja 4 Pusat kegiatan belajar terdapat didalam masyarakat luas seperti pesantren, perpustakaan, gedung kesenian, toko, rumah ibadah, dll 5 Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh seseorang diaman proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu 6 Belajar sendiri. Dipihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di manapun dan kapanpun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul, buku paket belajar dan sebagainya 7 Kegiatan lainnya sering kali terdapat wadah lain yang kegiatan dapat menunjung kegiatan pendidikan luar sekolah Dalam UU Sisdiknas pasal 26 ayat 3 Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan non formal terdiri dari pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemebrdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. 26 Sedangkan pada ayat 4 disebutkan bahwa, satuan pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajr masyarakat PKBM dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahwa satuan dan jenis pendidikan luar sekolah mencakup pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan orang tua.

3. Konsep Pendapatan

Rendahnya kualitas sumber daya manusia SDM menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk menguasai dan mengembangkan mata pencaharian sebagai bekal mencari nafkah. Hal ini berakibat pada rendahnya pendapatan dan mutu hidup yang rendah. Pendapatan seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu dalamperiode tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, pendapatan didefinisikan sebagai berikut: pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yan gbersangkutan yan gmenjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali. Menurut Abdul Halim 2010: 64 pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk peningkatan aktiva harta atau penurunan hutang dari berbagai sumber dalam periode anggaran tahun anggaran yang 27 bersangkutan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh pada anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balasjasa atau faktor- faktor produksi yang telah disumbangkan. Menurut Kusnadi 2010: 9 yang dimaksud dengan pendapatan adalah: Suatu penambahan aktiva harta yang mengakibatkan bertambahnya modal tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain karena pendapatan ini dapat diaktakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain. Pendapatan yang diperoleh masyarakat akan meningkatkan tabungan masyarakat itu sendiri. Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan juga akan rendah. Demikian pula hanya bila pendapatan suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula. Menurut Kieso, Warfield dan Way gantd 2011: 995 pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Sedangkan menurut John J.Wild 2008: 311 mengemukakan pendapat pendapatan menurut dua segi adalah: 28 a. Pendapatan menurut ilmu ekonomi Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. b. Pendapatan menurut ilmu akuntansi Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik dalam pengertin yang mendalam dan lebih terarah. Menurut Soemarso SR 2008: 24 pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai penjualan barang atau pemberian jasa. Pendapatan mempunyai arti sebagai penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahan yang dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga dan sewa. Definisi tersebut memberikan pengertian dimana income memberikan pengertian pedapatan yang kebih luas standar akuntansi keuangan, 2010: 231. Pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Boediono faktor-faktor yang mempengaruhi pendatan yaitu: a. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan c. Hasil kegiatan oleh anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan d. Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi pada masyarakat pada kenyataanya menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendapatan menurun, maka pengeluaran konsumsi juga turun Mahyu Danil, 2013: 38. Pendapatan merupakan tujuan utama suatu perusahaan atau usaha didirikan. Pendapatan juga menjadi hal yang paling mendasari seseorang melakukan suatu pekerjaan. Hal ini menandakan bahwa suatu usha memang layak untuk diperjuangkan dan dipertahankan karena bisa

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Ekonomi Budidaya Durian di Desa Lau Bagot, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi

4 64 76

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kelompok Usaha Masyarakat Desa Cibeusi (Komasi) Kecamatan Ciater Kabupaten Subang

0 2 1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KREATIVITAS DI RUMAH BELAJAR MODERN DESA BANGUNHARJO SEWON BANTUL.

0 2 155

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK TERNAK SAPI “LEMBU AJI” DI DUSUN PONDOK KULON KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA.

2 5 161

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK PENGRAJIN TEMBAGA “BANGUN KARYA” DI DUSUN KRAPYAK WETAN DESA PANJANGREJO PUNDONG BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

32 182 156

PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR(Studi Kasus di Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Lestari Desa Brobot,Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga).

0 0 213

IMPLEMENTASI PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PADA POS PEMBERDAYAAN KELUARGA DI DUSUN SAMAN DESA BANGUNHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL.

0 0 118

Menebar Cerita Bersama ODHA melalui Pelatihan Publik Speaking dan Kreativitas di Dusun Rendeng Wetan Timbulharjo Sewon Bantul. - UNS Institutional Repository

0 1 23