26
Pasal 166 ayat 2 sub. d
Pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan pengawasan, penertiban, patroli dan pengendalian lalu lintas dan angkutan jalan.
Berkaitan dengan penelitian penulis, maka selaku pihak yang memiliki tugas dan fungsi seperti yang tetulis diatas maka Dinas Perhubungan Kota Salatiga berkewajiban melakukan
penegakan hukum terhadap para sopir bus yang tidak memasuki terminal sesuai yang diamanahkan dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 16 Tahun 1981 Pasal 3 ayat 1 yang
berbunyi “Setiap otobis umum yang beroperasi dan atau melewati wilayah kotamadya Salatiga diharuskan memasuki memulai mengakhiri perjalanannya diterminal bus dan diatur sesuai
dengan jadwal yang ditentukan”
B. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Salatiga
1.1 Profil Dinas Perhubungan Kota Salatiga
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 8 Tahun 1958, sejarah awal mula Dinas Perhubungan Salatiga bernama Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya DLLAJR. Dimana
dinas ini merupakan kepanjangan tangan dari Dinas Propinsi yang melaksanakan tugas dan kewenangan DLLAJR Propinsi Jawa Tengah. DLLAJR ini masih bersifat vertikal, yaitu
pemerintahan masih berada pada pemerintah pusat, sehingga tanggung jawab juga diserahkan kepada pusat dan begitu pula dengan pendapatan dari setiap daerah juga diserahkan pada
pemerintah pusat. Di tahun 1999 dilakukan pembaruan dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 22
Tahun 1999, dimana nama DLLAJR berubah menjadi Dinas Transportasi dan Perpakiran.
27 Penjelasan dari UU No. 22 Tahun 1999 itu sendiri mencakup pelimpahan wewenang dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
UU No. 22 ini juga diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat serta peningkatan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Infonesia. UU ini juga diperbarui dengan Perda No. 8 Tahun 1999, yang menetapkan perubahan nama Dinas Transportasi dan Perpakiran menjadi Struktur Organisasi dan Tata Kerja.
Dalam Perda ini juga terdapat paham tentang pemerintahan daerah berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999.
Namun berdasarkan adanya perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta Ketetapan dan Keputusan MPR maka UU No. 22 Tahun 1999 juga mengalami perunahan
karena UU ini dinilai kurang efektif dalam hal Pemerintahan Daerah yang tidak sesuai dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, serta tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah. Oleh
karena itu, UU No. 22 Tahun 1999 diganti menjadi UU No. 32 Tahun 1999 yang meliputi efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan lebih
memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah yang disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan penyelenggaraan
pemerintah Negara.
28 Perubahan undang-undang menjadi UU No. 32 Tahun 1999 menyebabkan adanya
pergantian Peraturan Daerah Perda No. 8 Tahun 1999 dengan Perda No. 8 Tahun 2004, dimana nama Dinas Transportasi dan Perpakiran berubah menjadi Dinas Perhubungan Kota Salatiga
yang berlokasi di Jl. Magersari Tegalrejo Salatiga, Jawa Tengah.
1.2 Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Salatiga