Elemen – Elemen Penegakan Hukum

20 Jadi seorang penegak hukum harus mengenal stratifikasi sosial atau pelapisan masyarakat yang ada dilingkungan tersebut, beserta tatana status atau kedudukan dan peranan yang ada. Dari pengetahuan dan pemahaman terhadap stratifikasi sosial tersebut, akan dapat diketahui lambing-lambang kedudukan yang berlaku dengan segala macam gaya pergaulannya. Dengan mengetahui dan memahami terhadap stratifikasi sosial, maka akan dapat mengidentifikasi nila-nilai dan norma-norma atau kaidah-kaidah yang berlaku dilingkungan tersebut. Pengetahuan serta pemahaman terhadap nilai-nilai serta norma- norama atau kaidah-kaidah sangat penting di dalam menyelesaikan perselisihan- perselisihan yang terjadi.

1.3 Elemen – Elemen Penegakan Hukum

Agar ide-ide tersebut dapat diwujudkan, tentu saja dibutuhkan suatu organisasi. Dalam hal ini peranan negaralah yang diperlukan untuk membentuk lembaga-lembaga seperti Kepolisian, Kejaksaan, dan sebagainya. Walaupun lembaga-lembaga tersebut mempunyai fungsi yang berbeda, namun tugasnya sama yaitu menegakkan hukum dalam masyarakat. Tanpa lembaga- lembaga tersebut, hukum yang dibuat oleh pemerintah tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Penegakan hukum didukung dan dilaksanakan oleh alat perlengkapan negara atau biasa disebut penegak hukum aparatur yang mempunyai aturan-aturan sendiri. Secara fungsional, sistem penegakan hukum itu merupakan suatu sistem aksi, yang berarti ada sekian banyak aktivitas yang dilakukan oleh alat perlengkapan Negara dalam penegakan hukum. Yang dimaksud dengan “alat penegak hukum” hanyalah Kepolisian dan Kejaksaan. Sedangkan kalau 21 penegakan hukum itu diartikan secara luas seperti dikemukakan diatas, maka penegakan hukum menjadi tugas dari pembentuk undang-undang, hakim, dan instansi pemerintah 10 Unsur-unsur yang melibatkan dalam penegakan hukum antara lain ; unsur-unsur yang mempunyai keterlibatan yang agak jauh dan yang dekat. Dengan mengambil badan-badan pembuat undang-undang dan polisi sebagai wakil. Konsep pemikiran yang dipakai yaitu penegakan hukum sudah dimulai pada saat peraturan hukumnya dibuat atau diciptakan. Penegakan hukum suatu proses untuk mewujudkan keinginan- keinginan hukum menjadi kenyataan. Keinginan hukum tersebut merupakan pikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang dirumuskan dalam peraturan-peraturan hukum. Proses penegakan hukum menjangkau pula pada pembuatan hukum. Perumusan pikiran pembuat hukum yang dituangkan dalam peraturan hukum akan turut menentukan bagaimana penegakan hukum itu dijalankan. Proses penegakan hukum memuncak pada pelaksanaannya oleh pejabat penegak hukum. Kedisiplinan dan kaidah-kaidah yang merupakan rambu-rambu yang mengikat dan membatasi tingkah laku orang-orang dalam masyarakat termasuk didalamnya para pejabat penegak hukum. Peranan peraturan hukum berhubung erat dengan pelaksanaan peraturan yang dilakukan oleh penegak hukum. Sehingga keberhasilan atau kegagalan para penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya dimulai sejak peraturan hukum tersebut dibuat. Hal ini terjadi karena badan pembuat undang-undang sebagai lembaga legislatif dalam membuat undang-undang tidak didukung oleh sarana yang mencukupi, sehingga aturan itu gagal dijalankan. Bisa juga pembuat aturan yang mengharuskan rakyat untuk melakukan sesuatu, seperti harus menanam jenis tanamansesuatu, ternyata mendapat perlawanan dari rakyat. Berhadapan dengan situasi semacam 10 Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni Bandung, cetakan pertama, 1986, hal 16. 22 itu maka penegak hukum dapat menggunakan kekuatan memaksa dan sebaliknya penegak hukum dapat menyerah pada perlawanan rakyat. 11 Pemahaman secara normatif terhadap organisasi penegak hukum cenderung menerima bentuk-bentuk formal dari organisasi tersebut sebagai satu-satunya kemungkinan yang dapat dilihat dan dipelajari. Bagaimana suatu lembaga penegak hukum itu akan bekerja sebagai respon terhadap peraturan-peraturan hukum merupakan fungsi dari peraturan yang ditujukan kepadanya sanksi-sanksinya, keseluruhan komplek dari kekuatan-kekuatan sosial, politik dan lain-lainnya yang bekerja atasnya dan umpan-umpan balik yang dating dari para pemegang peran.

1.4 Klasifikasi Penegakan Hukum

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Forum Jurnalis Salatiga dengan Pemerintah Kota Salatiga T1 362009602 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 16 Tahun 1981 tentang Terminal dan Retribusi Terminal di Kota Salatiga T1 312012716 BAB I

0 0 14

T1 312012716 BAB III

0 0 3

T1 312012716 Daftar Pustaka

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 16 Tahun 1981 tentang Terminal dan Retribusi Terminal di Kota Salatiga

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manfaat dan Biaya PERDA No 12 Tahun 2011 tentang Kenaikan Tarif Retribusi Parkir di Kota Salatiga T1 222009015 BAB II

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penanganan YLKI Salatiga terhadap Keluhan Atau Sengketa Konsumen di Kota Salatiga T1 312005016 BAB II

0 0 34

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga terhadap Keberadaan Pasar Tiban di Jalan Lingkar Salatiga T1 BAB II

1 5 60

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pergaulan Multikultural di Kota Salatiga: Studi Peran Forum Persaudaraan antar Etnis Salatiga dalam Pengelolaan Pergaulan Multikultural di Kota Salatiga T1 BAB II

0 1 9

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL (STUDI TERHADAP RETRIBUSI TERMINAL TIPE C) - UNS Institutional Repository

0 0 16