distimulasi, semakin tinggi konsentrasi ion bikarbonat, semakin tinggi juga pH akan meningkat, sehingga kekuatan buffer saliva akan meningkat pesat.
Pencernaan
23
Saliva berperan dalam awal pencernaan pati, membantu dalam pembentukan bolus makanan. Aksi ini terjadi karena adanya enzim pencernaan α-amylase ptialin
dalam komposisi saliva. Fungsi biologisnya adalah untuk mengubah pati menjadi maltose, maltotriosa, dan dekstrin. Enzim ini dianggap sebagai indikator yang baik
dari fungsi kelenjar saliva, berperan 40 sampai 50 dari total protein dalam saliva yang diproduksi kelenjar. Bagian terbesar dari enzim ini 80 disintesis di kelenjar
parotid dan sisanya di kelenjar submandibular.
23
2.4.2 Volume dan Laju Aliran Saliva
Orang yang sehat memiliki rata-rata volume produksi saliva 1-1,5 liter per hari sampai usia 15 tahun volume saliva lebih besar dibanding dengan usia yang lebih
dewasa. Dengan bertambahnya usia seseorang, akan terjadi penurunan produksi saliva. Perubahan terbesar terjadi pada kelenjar parotid, karena secara bertahap akan
terjadi perubahan jaringan yang menyusunnya. Dari masa anak-anak sampai dewasa, pergantian jaringan yang terjadi sampai sekitar 50. Selain perubahan jaringan
terjadi pula perubahan pada sel-selnya dan juga penurunan sintesis protein, ini akan berakibat pada penurunan produksi salivanya.
24
Laju aliran saliva adalah parameter untuk mengklasifikasikan saliva, yang distimulasi dan tidak distimulasi, menjadi
normal, rendah, atau rendah sekali hiposalivasi.
23
Saliva mempengaruhi serangan karies terutama dari laju aliran dan kandungan flouridenya. Laju aliran saliva
mempengaruhi pembersihan saliva terhadap substrat bakteri. Beberapa studi tentang laju aliran saliva yang tidak distimulasi pada individu
yang sehat didapatkan rata-rata whole saliva sekitar 0,3 mlmenit. Hasil di bawah 0,1 mlmenit dianggap sebagai hiposalivasi, dan hasil di antara 0,1-0,25 mlmenit
merupakan laju aliran rendah. Saliva yang tidak distimulasi biasanya dikumpulkan dari pasien dengan posisi duduk tenang, dengan kepala menunduk dan mulut terbuka
25
Universitas Sumatera Utara
untuk meneteskan saliva dari bibir bawah ke tabung sampel biasa disebut metode draining. Metode lainnya yang banyak digunakan untuk mengukur saliva yang tidak
distimulasi adalah metode meludah, metode sedot, dan metode swab. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju aliran saliva yang tidak distimulasi adalah derajat hidrasi,
posisi tubuh, paparan terhadap cahaya, stimulasi sebelumnya, ritme sirkadian, ritme sirkanual, dan obat-obatan.
Laju aliran normal saliva yang distimulasi adalah 1,0-3,0 mlmenit. Hasil di bawah 0,7 mlmenit dianggap sebagai hiposalivasi, dan hasil 0,7-1,0 mlmenit
merupakan laju aliran rendah.
25
Stimulan yang biasa digunakan adalah permen karet, paraffin wax, dan asam sitrat.
22
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju aliran saliva yang distimulasi adalah stimulus alami, muntah, merokok, ukuran kelenjar, refleks
muntah, stimulus unilateral, dan asupan makanan.
25
2.4.3 pH dan Kapasitas Buffer Saliva