Early Childhood Caries ECC Severe Early Childhood Caries S-ECC

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Early Childhood Caries ECC

Early Childhood Caries terdiri dari kata “early childhood” yang berarti termasuk anak-anak sampai usia 5 tahun, dan kata “caries” yang berarti proses destruksi yang menyebabkan kavitas pada gigi. 16 Early Childhood Caries ECC adalah istilah baru yang diadopsi pada tahun 1994 untuk menunjukkan karies gigi pada bayi dan anak prasekolah. 14 ECC diadopsi sebagai nomenklatur standar yang digunakan untuk mengindikasikan adanya satu atau lebih kerusakan dengan atau tanpa kavitas, kehilangan karena karies, atau permukaan gigi yang ditumpat pada gigi desidui manapun pada anak usia di bawah 6 tahun. Secara sederhana, ECC didefiniskan sebagai kavitas pada gigi manapun pada anak yang lebih muda dari usia 6 tahun. ECC adalah suatu bentuk karies gigi yang mengenai bayi dan anak-anak dan telah diidentifikasi sebagai masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kualitas hidup anak prasekolah. 16 5 ECC yang juga dikenal sebagai karies botol merupakan sindroma kerusakan gigi yang parah, terjadi pada bayi dan anak, merupakan penyakit infeksi yang berkembang dengan cepat dan mengakibatkan gangguan kesehatan yang panjang pada anak. Sindroma ini dapat disebabkan oleh cara penggunaan botol yang tidak sesuai. Penyakit infeksi ini muncul segera setelah gigi bayi erupsi dan berkembang dengan cepat serta mengakibatkan gangguan kesehatan yang berkepanjangan pada anak. 13

2.2 Severe Early Childhood Caries S-ECC

Istilah Severe Early Childhood Caries S-ECC digunakan untuk kondisi yang lebih parah. Seorang anak dikatakan memiliki S-ECC jika anak berusia di bawah 3 tahun mempunyai karies pada permukaan halus gigi smooth surface; anak berusia Universitas Sumatera Utara 3, 4, atau 5 tahun dan mempunyai karies pada permukaan halus gigi insisivus maksila; jumlah permukaan yang terlibat sama atau lebih dari empat permukaan gigi pada usia 3 tahun, lima permukaan gigi pada usia 4 tahun, dan enam permukaan gigi pada usia 5 tahun. Gigi yang terlibat pada umumnya gigi anterior maksila, molar pertama maksila dan mandibula, terkadang kaninus mandibula sedangkan insisivus mandibula biasanya tidak terkena. Secara biologi merupakan proses infeksi yang dikatalisis oleh pemaparan yang sering dan dalam waktu yang lama dari susu atau minuman mengandung gula. Kondisi ini diawali oleh kebiasaan membiarkan anak menggunakan botol saat tidur baik pada siang dan malam hari yang menyebabkan tergenangnya cairan di sekeliling gigi. Cairan yang mengandung gula tadi merupakan media kultur sangat baik untuk mikroorganisme asidogenik yang menyebabkan kerusakan parah dan cepat pada struktur gigi. Demineralisasi enamel dan dentin gigi disebabkan oleh produksi asam yang dihasilkan oleh Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Secara spesifik bakteri, asam, food debris, dan saliva bergabung membentuk substansi berupa plak yang melekat pada gigi. Setiap anak meminum cairan manis, asam yang dihasilkan oleh bakteri akan menyerang gigi minimal 20 menit setelahnya dan dapat menyebabkan gigi mengalami kerusakan. Laju aliran saliva juga akan berkurang selama tidur, dan proses pembersihan oral akan kurang optimal. 16 Karies dini sangat sulit dideteksi, tumpukan putih di sekitar gusi adalah tanda pertama demineralisasi dan biasanya tidak dideteksi oleh orangtua; jika demineralisasi tidak ditanggulangi, akan menyebabkan lubang pada gigi. Warna kuning, coklat, atau hitam di sekitar servikal gigi, menandakan demineralisasi meningkat menjadi pembusukan. Gigi yang berwarna coklat kehitaman, menandakan kerusakan meluas menjadi pembusukan termasuk empat gigi anterior atas. 7,13,17 Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi karies sejalan dengan bertambahnya umur. Masa kanak-kanak mempunyai risiko karies yang paling tinggi ketika gigi mulai erupsi dan anak perempuan menunjukkan pengalaman karies yang lebih tinggi daripada laki-laki. 13 18 Universitas Sumatera Utara

2.3 Etiologi

Dokumen yang terkait

Hubungan perilaku diet anak dengan Early Childhood Caries (ECC) pada anak usia 37-71 bulan di Kecamatan Medan barat

2 44 111

Hubungan perilaku diet anak dengan Early Childhood Caries (ECC) pada anak usia 37-71 bulan di Kecamatan Medan Petisah

10 111 74

Hubungan Karakteristik Saliva Pada Anak Usia 37-71 Bulan Dengan Severe Early Childhood Caries (S-ECC) dan Non S-ECC di Kecamatan Medan Selayang

2 56 76

Perbedaan Jumlah Koloni Streptococcus Mutans Dalam Saliva Pada Anak Severe Early Childhood Caries (S-ECC) Dengan Non S-ECC Usia 36-71 Bulan di Kecamatan Medan Baru

3 57 67

Perbedaan Jumlah Koloni Streptococcus Mutans Dalam Saliva Pada Anak Severe – Early Childhood Caries (S-ECC) Dengan Non S-ECC Usia 37-71 Bulan di Kecamatan Medan Selayang

23 130 61

Hubungan Perilaku Diet Anak Dengan Early Childhood Caries (ECC) Pada Anak Usia 12-36 Bulan Di Kecamatan Medan Barat

0 62 109

Hubungan Early Childhood Caries dengan Kebersihan Rongga Mulut Anak Usia 36-71 Bulan dan Ibu di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

2 42 110

Hubungan Karakteristik Saliva Pada Anak Usia 37-71 Bulan Dengan Severe Early Childhood Caries (S-ECC) Dan NON S-ECC Di Kecamatan Medan Baru

0 0 23

Hubungan Karakteristik Saliva Pada Anak Usia 37-71 Bulan Dengan Severe Early Childhood Caries (S-ECC) dan Non S-ECC di Kecamatan Medan Selayang

0 0 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Karakteristik Saliva Pada Anak Usia 37-71 Bulan Dengan Severe Early Childhood Caries (S-ECC) dan Non S-ECC di Kecamatan Medan Selayang

0 2 6