bebas, dan terkadang kurang percaya diri, tetapi pola asuh ini akan membentuk anak yang patuh, sopan,dan rajin mengerjakan pekerjaan
Santrock, 2007.
2.2 Perkembangan Sosial Remaja
Perkembangan sosial remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi
atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang.
Namun, apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang kasar, sering memarahi, acuh tak acuh, tidak memberikan
bimbingan, teladan pengajaran atau pembiasaan terhadap anak dalam menerapkan norma-norma, baik agama maupun tata karma dan budi
perkerti, cendrung menampilkan prilaku maladjustment, seperti pemalu, senang mendominasi orang lain, egoisselfish, senang mengisolasi diri
dan menyendiri, kurang memiliki perasaan tenggang rasa, serta kurang memperdulikan norma dan berprilaku.
Dari hasil penelitian tentang perkembangan sosial remaja dapat dilihat pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 134 responden sebanyak
37 responden 27,6 tidak percaya diri, 36 responden 26,9 kurang percaya diri dan 61 responden 45,5 percaya diri, hasil penelitian
tersebut menerangkan bahwa yang memilki pekembangan sosial percaya diri yang lebih mendominan. Hal ini menunjukkan bahwa orangtua tidak
membuat batasan yang kaku dan memaksa tetapi tetap
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan kontrol yang kuat terutama pada area ketidaksepakatan orangtua dan anak dan juga orangtua mendengarkan
apa yang dipikirkan oleh anak dan anak cenderung lebih percaya diri Wong, 2008.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Marseliana 2011 dari 150 responden sebanyak 85
responden 56,7 memiliki perkembang sosial yang baik. Salah satu aspek penting dalam perkembangan sosialisasi adalah
kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya dalam sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan prilaku. Pengaruh kelompok teman sebaya pada
remaja lebih besar dibandigkan pengaruh pada keluarga Hurlock, 2006.
2.3 Hubungan Pola Asuh Orangtua terhadap Perkembangan Sosial Remaja
Dari analisa statistika diperoleh nilai significance p value sebesar p = 0,01 dengan
sehingga lebih besar dari α = 0,05. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara pola asuh orang
tua terhadap perkembangan sosial remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sartika 2012, yang membuktikan pola asuh orang tua berpengaruh pada perkembangan kepribadian dan sosialisasi pada remaja,
adanya kontak dengan teman sebaya serta orang dewasa diluar rumah juga turut berpengaruh terhadap perkembangan sosialisasi remaja.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Santrock 2007 anak dari orang tua yang otoriter sering kali tidak bahagia, ketakutan, minder ketika membandingkan diri
dengan orang lain, tidak mampu memulai aktivitas, dan memiliki kemampuan komunikasi yang lemah. Anak dari orang tua yang otoriter
mungkin berperilaku agresif sehingga akan tercipta perkembangan sosialisasi yang buruk.
Pola asuh demokratik bisa mengendalikan diri dan hubungan yang ramah dengan teman sebaya dan mampu mengatasi stress dengan
baik sehingga akan menciptakan perkembangan sosialisasi yang baik Santrock, 2007.
Menurut Santrock 2007 anak dengan pola asuh permisif cenderung tidak memiliki kemampuan sosial dan banyak diantaranya
memiliki pengendalian diri yang buruk dan tidak mandiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Shochib dalam Yusniah 2008 bahwa anak dengan pola
asuh permisif akan lebih mungkin terlibat dalam kenakalan remaja dan memiliki prestasi yang rendah di sekolah karena anak tidak mengetahui
norma-norma sosial yang harus dipatuhinya sehingga akan menciptakan perkembangan sosialisasi yang buruk
Menurut Hurlock, 2006 bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosialisasi yang penting pada masa remaja adalah
meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, pola perilaku sosial yang lebih matang, pengelompokkan sosial baru dan nilai-nilai baru dalam
pemilihan teman dan pemimpin, dan dalam dukungan sosial dukungan
Universitas Sumatera Utara
keluarga dan lingkungan. Dukungan sosial dalam perkembangan sosialisasi remaja berkaitan dengan hubungan yang baik dengan anggota-
anggota keluarga sehingga berkaitan erat dengan penerapan pola asuh dalam keluarga.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasakan hasil penelitian dan uraian pembahasan terhadap 134 responden di SMA Dharma Pancasila Medan menggambarkan mayoritas pola
asuh demokratik dengan perkembangan sosialisasi remaja percaya diri 52,5 , mayoritas pola asuh orangtua permisif dengan perkembangan sosial remaja
kurang percaya diri 25,7 sedangkan mayoritas pola asuh otoriter dengan perkembangan sosial remaja tidak percaya diri 52,6 . Nilai significance
p value sebesar p = 0,01 dengan sehingga lebih besar dari α = 0,05. Ini
berarti H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan sosial remaja di SMA Dharma Pancasila
Medan.
2. SARAN 2.1 Orang Tua
Orang tua sebagai contoh bagi anak-anaknya. Pola asuh demokratik adalah pola asuh yang tepat diberikan pada anak remaja, agar
perkembangan sosial remaja dapat terbentuk lebih baik.
Universitas Sumatera Utara