Hubungan pola asuh terhadap perkembangan sosial pada remaja

3. Hubungan pola asuh terhadap perkembangan sosial pada remaja

Menurut W.A Gerungan 2000, perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan berkerja sama. Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orangtua, saudara, taman sebaya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan sosial anak remaja sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan dan bimbingan orangtua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari proses bimbingan orangtua ini lazim disebut sosialisasi, di dalam proses membimbing remaja tersebut orangtua dapat mengarahkan sikap dan perilaku remaja melalui penerapan disiplin. Perkembangan sosial remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang. Namun, apabila lingkungan Universitas Sumatera Utara sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang kasar, sering memarahi, acuh tak acuh, tidak memberikan bimbingan, teladan pengajaran atau pembiasaan terhadap anak dalam menerapkan norma-norma, baik agama maupun tata karma dan budi perkerti, cendrung menampilkan prilaku maladjustment, seperti pemalu, senang mendominasi orang lain, egoisselfish, senang mengisolasi diri dan menyendiri, kurang memiliki perasaan tenggang rasa, serta kurang memperdulikan norma dan berprilaku. Menurut Ali. M dan Asrori. M, 2004 ada beberapa karakteristik perkembangan sosial remaja antara lain : a. Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan. Masa remaja disebut masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan sosial semakin tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran akan kesunyian menyebabkan remaja berusaha mencari kompensasi dan mencari hubungan dengan orang lain atau berusaha mencari pergaulan. Penghayatan kesadaran akan kesunyian yang mendalam dari remaja merupakan dorongan pergaulan untuk menemukan pernyataan diri akan kemampuan kemandiriannya. b. Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial Ada dua kemungkinan yang ditempuh oleh remaja ketika berhadapan dengan nilai-nilai sosial tertentu, yaitu menyesuaikan diri dengan nilai-nilai tersebut atau tetap pada pendirian dengan segala akibatnya. Ini berarti bahwa reaksi terhadap keadaan tertentu akan berlangsung menurut norma- norma tertentu pula. Universitas Sumatera Utara Bagi remaja yang idealis dan memiliki kepercayaan penuh akan cita-citanya, menuntut norma-norma sosial yang mutlak meskipun segala sesuatu telah dicobanya gagal. Sebaliknya bagi remaja yang bersikap pasif terhadap keadaan yang dihadapi akan cendrung menyerah atau bahkan apatis. Namun, ada kemungkinan seseorang tidak akan menuntut norma- norma sosial yang demikian mutlak, tetapi tidak pula menolak seluruhnya. c. Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis Menyebabkan remaja pada umumnya berusaha keras memiliki teman dekat dari lawan jenisnya atau pacaran. Untuk itu remaja perlu diajak berkomunikasi secara rileks dan terbuka untuk membicarakan hal- hal yang berhubungan dengan lawan jenis. d. Mulai cendrung memilih karir tertentu Perkembangan karir remaja masih perlu diberikan wawasan karir disertai dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing jenis karir tersebut. Menurut Thornburg, 1982 dalam Agoes Dariyo, 2004 mengemukakan tahap-tahap perkembangan sosialisasi antara lain : Kesempatan belajar sosial Konfirmasi belajar sosial Kematangan sosial Integrasi sosial Menemukan identitas sosial Tahap Kanak awal dan menengah lahir 18 tahun Praremaja 19- 13 tahun Remaja 14- 18 tahun Remaja akhir dan dewasa muda 19-23 tahun Orangtua 24 tahun ke atas Rata-rata tugas Mencapai perilaku sosial Mengkonfirma si, menyaring, membentuk Belajar sosial alternatif Sintesa ide- ide sosial diri self- Menemukan peran sosial Universitas Sumatera Utara perilaku yang dipelajari dengan solid sosial Pengaruh utama Orangtua Orangtua Temana sebaya Teman sebaya Teman sebaya dan masyarakat masyarakat Pengaruh teman sebaya Minimal Tidak kuat Kuat Kuat Tidak kuat Tahap transfer Fasilitas Makin kuat Berkurang Fasilitas Saling berhubungan Menurut Ali. M dan Asrori. M, 2004 ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja anatara lain : a. Lingkungan Keluarga Sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan oleh anak remaja dalam proses perkembangan sosialnya yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai, disayangi, diterima dan kebebasan untuk menyatakan diri. Rasa aman meliputi perasaan aman secara material dan mental. Perasaan aman secara material berarti pemenuhan kebutuhan pakaian, makanan, dan sarana lain yang diperlukan sejauh tidak berlebihan dan tidak berada di luar kemampuan orangtua. Perasaan aman secara mental berarti pemenuhan oleh orangtua berupa perlindungan emosional, menjauhkan ketegangan, membantu dan menyelesaiakan masalah yang sedang dihadapi dan memberikan bantuan dan menstabilkan emosinya. Universitas Sumatera Utara Pada remaja membutuhkan akan penghargaan atau dihargai oleh keluarga dan orang lain. Oleh karena itu, mempermalukan anak di depan orang banyak merupakan pukulan jiwa yang sangat berat dan berakibat buruk bagi perkembangan sosial anak. Dalam aspel psikologis, anak dapat terhambat atau tertekan, misalnya kemampuan dan kreativitasnya sehingga mengakibatkan anak menjadi banyak berdiam diri. Sikap seperti ini muncul karena merasa bahwa sesuatu yang akan dikemukakannya tidak akan mungkin mendapatkan sambutan atau bahkan dipermalukan, sebaliknya memberi pujian kepada anak secara tepat adalah sangat baik. Cara ini akan dapat menimbulkan perasaan disayangi pada diri anak yang dinyatakan secara menyenangkan oleh orangtua. Menyatakan kasih sayang kepada anak sampai anak menyadari bahwa dirinya disayangi oleh orangtuanya adalah sesuatu yang sangat penting. Seorang anak yang merasa dirinya disayangi akan memiliki kemudahan untuk dapat menyayangi orangtua dan keluarganya, sehingga akan merasakan bahwa dirinya dibutuhkan dalam keluarga. Dalam situasi ini anak akan merasa aman, dihargai dan disayangi anak tidak merasa takut untuk menyatakan dirinya, pendapatnya, maupun mendiskusikan kesulitan yang dihadapinya karena merasa bahwa orangtua atau keluarganya ibarat sumber kekuatan yang selalu membantu dimanapun dan kapanpun dirinya memerlukan. Perkembangan sosial, remaja membutuhkan iklim kehidupan keluarga yang kondusif yang mengandung tiga unsur yaitu, karakteristik Universitas Sumatera Utara khas internal keluarga yang berbeda dari keluarga lainnya, karakteristik khas itu dapat mempengaruhi perilaku individu dalam keluarga itu termasuk remajanya, unsur kepemimpinan dan keteladanan kepala keluarga, sikap, dan harapan individu dalam keluarga. Harmonis tidaknya, intensif tidaknya interaksi antara anggota keluarga akan mempengaruhi perkembangan sosial remaja yang ada di dalam keluarga. Menurut Gardner, 1983 dalam Ali.M dan Asrori. M, 2004 dalam penelitiannya menemukan bahwa interaksi antara anggota keluarga yang tidak harmonis merupakan suatu potensial menjadi penghambat perkembangan sosial remaja. Menurut Jay Kesler 1978 dalam Ali. M dan Asrori. M, 2004 remaja sangat memerlukan keteladanan dari orang tua dan orang dewasa lainnya. b. Lingkungan Sekolah Kehadiran disekolah merupakan perluasan lingkungan sosialnya dalam proses sosialisasinya dan sekaligus merupakan faktor lingkungan baru yang sangat menentang atau bahkan mencemaskan akan dirinya. Para guru dan teman-teman sekelas membentuk suatu sitem yang kemudian menjadi semacam lingkungan norma bagi dirinya. Selama tidak ada pertentangan, selama itu pula anak tidak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dirinya. Namun, jika salah satu kelompok lebih kuat dari lainnya, anak akan menyelesaikan dirinya dengan kelompok dimana dirinya dapat diterima dengan baik. Universitas Sumatera Utara Ada empat tahap proses penyesuaian diri yang harus dilalui oleh anak selama membangun hubungan sosialnya antara lain, anak dituntut agar tidak merugikan orang lain serta menghargai dan menghormati hak orang lain, anak didik untuk menaati peraturan-peraturan dan menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, anak dituntut untuk lebih dewasa di dalam melakukan interaksi sosial saling memberi dan menerima, anak dituntut untuk memahami orang lain sebagaimana dalam lingkungan keluarga, lingkungan sosial juga dituntut menciptakan iklim kehidupan sekolah yang kondusif bagi pekembangan sosial remaja. Sekolah merupakan salah satu lingkungan tempat remaja hidup dalam kesehariannya. Sebagaimana keluarga, sekolah juga memiliki potensi memudahkan atau menghambat bagi perkembangan hubungan sosial remaja sebaliknya, sekolah yang iklim kehidupannya bagus dapat mempelancar atau bahkan memacu perkembangan hubungan sosial remaja. c. Lingkungan Masyarakat Masalah yang dialami oleh remaja dalam proses sosialnya adalah bahwa tidak jarang masyarakat bersikap tidak konsisten terhadap remaja. Di satu sisi remaja dianggap sudah beranjak dewasa tetapi kenyataanya di sisi lain mereka tidak diberikan kesempatan atau peran penuh sebagimana orang yang sudah dewasa. Untuk masalah-masalah yang dianggap penting dalam menentukan, remaja masih sering dianggap anak kecil atau paling tidak dianggap belum mampu sehingg sering menimbulkan kekecewaan atau kejengkelan pada remaja. Keadaan seperti Universitas Sumatera Utara ini seringkali menjadi penghambat perkembangan sosial remaja. Remaja yang sedang mengarungi perjalanan masa mencari jati diri sehingga faktor keteladanan dan kekonsistenan sistem nilai dan norma masyarakat juga menjadi sesuatu yang sangat penting. Iklim kehidupan masyarakat memberikan urutan penting bagi variasi perkembangan hubungan sosial remaja. Menurut Gunarsa, S.D, 2003 peran orangtua dalam perkembang sosial remaja antara lain, orangtua memberi kasih sayang dan kebebasan bertindak sesuai dengan umur para remaja dapat diharapkan akan mengalami perkembangan yang optimal, orangtua yang tidak mendukung anak dalam memperkembangkan keinginan bertindak sendiri, atau mungkin sama sekali menetang keinginan anak untuk bertindak sendiri, maka perkembangan perubahan peranan sosial tidak dapat diharapkan mencapai hasil yang lebih baik, hubungan antara orangtua dengan anak turut menentukan persiapan para remaja dalam menghadapi kesulitan dalam perubahan peran sosial, seseorang yang terlalu banyak memperoleh perlindungan orangtua pada masa kecil akan mengalami kesulitan bila harus memenuhi harapan-harapan sehubungan dengan kehidupan dewasa di luar keluarganya, orangtua yang selalu memanjakan anaknya dalam segala hal memenuhi keinginan anaknya, kurang membantu anaknya dalam persiapan kedewasaan, orangtua yang menunjukkan perlakuan yang terlalu keras pada reaksi anak pada masa kecil sebaliknya ketika masa remaja sulit dikendalikan. Universitas Sumatera Utara Menurut Hurlock, 1991 ada beberapa sebab pertentangan selama masa remaja antara lain : a. Standar perilaku Remaja sering menganggap standar prilaku orangtua yang kuno dan yang moderen berbeda dan standar prilaku orangtua yang kuno harus menyesuaikan diri dengan yang moderen. b. Metode disiplin Metode disiplin yang digunakan orang tua dianggap tidak adil maka remaja akan memberontak, dimana orangtua lebih berkuasa dari pada yang lainnya. c. Hubungan dengan saudara kandung Remaja mungkin menghina adiknya dan membenci kakaknya sehingga menimbulkan pertentangan dengan mereka dan juga dengan orangtua yang dianggap bersikap pilih kasih. d. Merasa menjadi korban Remaja sering merasa benci kalau status sosial ekonomi keluarga tidak memungkinkannya mempunyai simbol-simbol status yang sama dengan yang dimiliki teman-temannya. e. Perilaku yang kurang matang Orangtua sering mengembangkan sikap menghukum bila para remaja mengabaikan tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab atau membelanjakan uang semaunya. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kegiatan konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati dan diukur melalui peneltian yang dimaksud Notoadmojo, 2007. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pola asuh orangtua sedangkan variabel dependennya perkembangan sosial remaja. variabel independen variabel dependen Skema 1. Kerangka Konsep : Diteliti : Tidak diteliti : Berpengaruh Pola asuh orangtua - Otoriter - Demokratik - Permisif Perkembangan sosial remaja : - Percaya diri - Kurang percaya diri - Tidak percaya diri faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain : - Lingkungan keluarga - Lingkungan masyarakat - Lingkungan sekolah Universitas Sumatera Utara