Dimensi Pola Asuh Konsep Pola Asuh Orang Tua 1 Pengertian pola asuh orang tua

Ini dilakukan semata-mata untuk menghentikan argumentasi, untuk membungkam sikap kritis, ingin menegakan wibawa dan kehormatan sebagai orangtua, keinginan memaksa kehendak. Hasil penerapan pola asuh otoritarian menyebabkan anak remaja mengalami tertekan secara psikis dan fisik, kehilangan dorongan semangat juang, mudah putus asa, mengalami luka batin, sering menyalahkan keadaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, tidak berani mengemukakan pendapat. 3. Pola asuh permisif Pola asuh permisif yaitu suatu pola asuh yang paling banyak diterapkan oleh keluarga alasan yang paling sering dikemukakan orangtua adalah kurangnya waktu untuk mengawasi anak-anak remaja mereka karena kesibukan sehari- hari dengan berbagai alasan dampak pada anak remaja yaitu anak remaja berkembang dengan kepribadian dan emosional yang kacau.

1.3 Dimensi Pola Asuh

Baumrind 1994 dalam Santrock, 2003 menyatakan bahwa pola asuh terbentuk dari adanya dua dimensi pola asuh, yaitu : 1. AcceptanceResponsiveness yaitu menggambarkan bagaimana orangtua berespons kepada anaknya, berkaitan dengan kehangatan dan dukungan orangtua. Universitas Sumatera Utara Mengacu pada beberapa aspek, yakni sejauh mana orangtua mendukung dan sensitif pada kebutuhan anak-anaknya, sensitif terhadap emosi anak, memperhatikan kesejahteraan anak, bersedia meluangkan waktu dan melakukan kegiatan bersama, serta bersedia untuk memberikan kasih sayang dan pujian saat anak-anak mereka berprestasi atau memenuhi harapan mereka. Dapat menerima kondisi anak, orangtua responsif penuh kasih sayang dan sering tersenyum, memeberi pujian, dan mendorong anak-anak mereka. Mereka juga membiarkan anak-anak mereka tahu ketika mereka nakal atau berbuat salah. Orangtua kurang menerima dan responsif sering kali cepat mengkritik, merendahkan, menghukum, atau mengabaikan anak-anak mereka dan jarang mengkomunikasikan kepada anak-anak bahwa mereka dicintai dan dihargai. 2. DemandingnessControl yaitu menggambarkan bagaimana standar yang ditetapkan oleh orangtua bagi anak, berkaitan dengan kontrol perilaku dari orangtua. Mengacu pada beberapa aspek yakni: a. Pembatasan, orangtua membatasi tingkah laku anak menunjukkan usaha orangtua menentukan hal-hal yang harus dilakukan anak dan memberikan batasan terhadap hal-hal yang ingin dilakukan anak. Universitas Sumatera Utara b. Tuntutan, agar anak memenuhi aturan, sikap, tingkah laku dan tanggung jawab sosial sesuasi dengan standar yang berlaku sesuai keinginan orang tua. c. Sikap ketat, berkaitan dengan sikap orang tua yang ketat dan tegas dalam menjaga agar anak memenuhi aturan dan tuntutan mereka. Orang tua tidak menghendaki anak membantah atau mengajukan keberatan terhadap peraturan yang telah ditentukan, d. Campur tangan, tidak adanya kebebasan bertingkah laku yang diberikan orangtua kepada anaknnya. Orangtua selalu turut campur dalam keputusan, rencana anak, orangtua tidak melibatkan anak dalam membuat keputusan tersebut, orangtua beranggapan apa yang mereka putuskan untuk anak adalah yang terbaik dan benar untuk anak. e. Kekuasaan sewenang-wenang menggambarkan bahwa orangtua menerapkan kendali yang ketat, kekuasaan terletak mutlak pada orangtua. Mengendalikan atau menuntut aturan yang ditetapkan orangtua, mengharapkan anak-anak mereka untuk mengikuti mereka, dan memantau anak-anak mereka dengan ketat untuk memastikan bahwa aturan-aturan dipatuhi. Orangtua yang kurang dalam pengendalikan atau menuntut sering disebut orangtua permisif membuat tuntutan yang lebih sedikit dan memungkinkan anak-anak mereka memiliki banyak kebebasan dalam Universitas Sumatera Utara mengeksplorasi lingkungan, mengungkapkan pendapat mereka dan emosi, dan membuat keputusan tentang kegiatan mereka sendiri.

1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial remaja