BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Nematoda merupakan salah satu jenis cacing parasit yang paling sering ditemukan pada tubuh manusia. Nematoda yang hidup dalam usus manusia
disebut dengan nematoda usus. Cacing nematoda usus bersifat kosmopolit terutama ditemukan pada daerah yang lembab yaitu di negara yang beriklim tropis
dan subtropis, dimana telur dan larva cacing lebih dapat berkembang de Silva et al., 2003 ; Bethony et al., 2006.
Asia Tenggara merupakan salah satu wilayah yang memiliki prevalensi tinggi infeksi cacing di dunia de Silva et al., 2003. Di Indonesia, infeksi cacing
masih merupakan masalah besar dalam kesehatan masyarakat karena prevalensinya masih tinggi yaitu kurang lebih 45-65, bahkan di wilayah tertentu
yang memiliki sanitasi lingkungan buruk, panas dan kelembaban tinggi prevalensi infeksi cacing bisa mencapai 80 Ali, 2007.
Di antara nematoda usus ini yang paling sering menginfeksi manusia adalah yang ditularkan melalui tanah atau disebut ”Soil Transmitted
Helminths STH ”. Infeksi Soil Transmitted Helminths STH adalah infeksi pada manusia yang disebabkan oleh cacing nematoda parasit yang ditularkan melalui
tanah yang terkontaminasi melalui kontak langsung dengan telur parasit atau larva yang berada di tanah Bethony et al., 2006.
Cacing yang tergolong dalam kelompok Soil Transmitted Helminths STH adalah cacing yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya memerlukan
tanah yang sesuai untuk berkembang menjadi bentuk infektif. Empat jenis Soil Transmitted Helminths STH yang paling sering menginfeksi adalah
roundworm Ascaris lumbricoides, whipworm Trichuris trichiura, dan hookworm Ancylostoma duodenale dan Necator americanus sedangkan
Strongyloides stercoralis jarang ditemukan terutama pada daerah yang beriklim dingin Srisari G., 2006.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan laporan terakhir diperkirakan infeksi Ascaris lumbricoides sebesar 1,221 miliar, Trichiuris trichiura 795 juta de Silva et.al, 2003. Infeksi
dengan Trichiuris trichiura dan Ascaris lumbricoides secara tipikal diderita pada anak-anak berusia 5-10 tahun, semakin bertambah usia akan menurun dan
menetap pada usia dewasa. Profil yang berbeda terjadi pada infeksi cacing tambang dengan intensitas maksimum sampai usia 20-25 tahun
Hotez et al., 2006.
Infeksi Soil Transmitted Helminth STH memberikan dampak yang cukup luas. Infeksi STH dapat memperburuk status nutrisi dan menganggu proses
kognitif sehingga dapat menurunkan produktifitas penderita dan menurunkan sumber daya manusia WHO, 2010 ; Depkes RI, 2006. Infeksi STH lebih
menyebabkan ketidakmampuan disability dibandingkan kematian, beban yang ditanggung masyarakat diukur menggunakan disability-adjusted life years
DALY sebagai bagian dari Global Burden of Disease GBD Pullan, Jennifer, Rashmi, dan Simon, 2014. Infeksi cacing tambang menyebabkan hilangnya
DALY lebih besar dibandingkan infeksi cacing lainnya. Pengukuran DALY karena cacing tambang masih tetap menurunkan estimasi dari beban
sesungguhnya akibat anemia defisiensi zat besi dan kurang energi protein. Anemia defisiensi zat besi diperkirakan menimbulkan kehilangan 12 juta
DALY setiap tahunnya dan merupakan masalah gangguan nutrisi terbesar di dunia Hotez et al., 2006.
Penularan infeksi cacing salah satunya dibantu transmisinya oleh pedagang makanan food handler. Pedagang makanan adalah seseorang yang
Penularan infeksi cacing pada manusia dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu penularan secara langsung melalui telur cacing yang menempel pada kuku
atau tangan yang telah tercemar oleh tanah dengan tinja manusia, ataupun makanan yang telah tercemar telur cacing yang dibantu transmisi dengan angin
atau vektor seperti lalat atau serangga, sehingga masuk ke mulut kemudian tertelan dan penularan melalui larva cacing yang menembus kulit yang ditularkan
dengan berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi.
Universitas Sumatera Utara
seorang tenaga kerja yang bertugas untuk memproses bahan makanan untuk dimasak menjadi makanan koki atau juru masak ataupun orang yang berperan
sebagai food handler untuk menyajikan makanan kepada pembeli. Tanpa disadari banyak pedagang makanan food handler yang terinfeksi cacing merupakan
carrier asymptomatic dimana mereka secara tidak sengaja dapat menularkan kecacingannya kepada para pembeli melalui makanan yang telah terkontaminasi
oleh tangan yang terinfeksi telur cacing. Soil Transmitted Helminth STH yang dapat menginfeksi manusia dengan
penularan melalui tangan hanya roundworm Ascaris lumbricoides dan whipworm Trichuris trichiura
Fakultas Kedokteran USU adalah tempat dimana mahasiswa dan dosen setiap harinya beraktivitas dalam kegiatan belajar-mengajar. Mahasiswa rata-rata
menghabiskan waktu untuk kuliah dan praktikum minimal enam jam setiap harinya. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, banyak mahasiswa dan
dosen yang mengkomsumsi makanan yang dijajakan oleh pedagang makanan di lingkungan Fakultas Kedokteran USU, dimana tempat tersebut belum pernah
dilakukan penelitian yang berhubungan dengan infeksi yang ditularkan melalui pedagang makanan food handler.
, infeksi hookworm tidak dapat menginfeksi manusia melalui penularan dengan tangan namun pada penelitian ini juga akan
dipaparkan angka kejadian infeksi telur hookworm pada pedagang makanan food handler, dimana pemeriksaan infeksi STH dilakukan dengan menggunakan feses
sebagai sampel dan dilakukan pemeriksaan secara kualitatif dengan metode Modifikasi Kato Katz.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai angka kejadian
infeksi nematoda usus pada pedagang makanan food
handler di lingkungan Fakultas Kedokteran USU.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana angka kejadian infeksi nematoda usus pada pedagang makanan food handler di lingkungan Fakultas Kedokteran USU?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian infeksi nematoda
usus pada pedagang makanan food handler di lingkungan Fakultas Kedokteran USU.
1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui distribusi pedagang makanan food handler yang terinfeksi nematoda usus berdasarkan usia dan jenis kelamin.
2. Untuk mengetahui distribusi jenis nematoda usus yang menginfeksi pedagang makanan food handler.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor host dan lingkungan terhadap infeksi kecacingan pada pedagang makanan food handler.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain : 1. Pedagang makanan food handler meningkatkan kesadaran dalam
pencegahan infeksi dan menyadari dampak dari infeksi tersebut. 2. Mahasiswa dan dosen Fakultas Kedokteran USU mengetahui mengenai
kejadian infeksi nematoda usus dan dapat mencegah terjadinya infeksi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi tentang infeksi nematoda usus.
4. Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang infeksi nematoda usus, terutama yang berkaitan dengan penyebaran infeksi
nematoda usus melalui pedagang makanan food handler.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA