2.2. Kemampuan Perawatan Diri Post Strategi Pelaksanaan Komunikasi
Defisit Perawatan Diri di Ruangan Kamboja RSJD Provsu Medan.
Kemampuan perawatan diri post strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri di ruangan Kamboja RSJ Daerah Provsu Medan memperlihatkan
bahwa kemampuan responden untuk melakukan perawatan diri makan hampir keseluruhan berada dalam kategori membutuhkan peralatan, sedangkan untuk
kemampuan perawatan diri mandi, hygiene mulut, berpakaianberhias dan toileting hampir keseluruhan berada dalam kategori mandiri.
Berdasarkan hasil post test strategi pelaksanaan defisit perawatan diri ini terlihat perubahan perilaku klien meningkat dalam kategori mandiri penuh. Ini
dipengaruhi oleh pengetahuan yang didapat oleh klien setelah diterapkan strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri. Strategi pelaksanaan komunikasi
defisit perawatan diri merupakan standar asuhan keperawatan terjadwal yang diterapkan pada klien yang bertujuan untuk mengurangi masalah keperawatan
jiwa yang ditangani dengan memberikan pengetahuan, sikap dan praktik atau tindakan kepada klien.
Pengetahuan merupakan dasar dari perilaku. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan Notoatmodjo, 2007. Berdasarkan hal ini penting untuk memberikan pengetahuan terlebih dahulu kepada klien defisit perawatan diri tentang masalah
perawatan diri yang dialaminya dan bagaimana cara mengatasinya. Sehingga berdasarkan hal tersebut klien melakukan suatu perilaku atau tindakan psikomotor
untuk mengatasi perawatan dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Setiawati 2008, pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan individu tersebut akan
melakukan perubahan perilaku dengan mengadopsi perilaku. Perilaku yang baru diadopsi oleh individu akan bisa bertahan lama dan langgeng jika individu
menerima perilaku tersebut dengan penuh kesadaran, didasari atas pengetahuan yang jelas dan keyakinan. Untuk mencapai perubahan prilaku sesuai dengan yang
diharapkan dan tidak membutuhkan waktu yang cukup lama dibutuhkan strategi perubahan prilaku. Beberapa strategi perubahan prilaku menurut WHO adalah
dengan memberikan informasi dan diskusi. Perilaku akan berubah dengan terlebih dahulu diberikan sebuah penguatan berupa informasi-informasi tentang sesuatu
hal. Perubahan perilaku akan lebih cepat selain dengan pemberian informasi tetapi ada keinginan kuat dari individu untuk berubah. Diskusi akan menuntut individu
terus berpikir, dengan diskusi pengetahuan akan bertambah. Semakin banyak informasi baru yang diyakini kebenarannya, maka semakin cepat pula perubahan
perilaku terjadi. Setelah seseorang mengetahui masalah kesehatan, kemudian mengadakan
penilaian terhadap apa yang diketahui dari pengetahuan yang telah didapatkannya. Selanjutnya seseorang akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang
diketahui atau disikapinya dinilai baik. Inilah yang disebut dengan praktik. Notoatmodjo, 2007
Universitas Sumatera Utara
2.3. Perbedaan Kemampuan Perawatan Diri Pre dan Post Strategi