Perbedaan Kemampuan Perawatan Diri Pre dan Post Strategi

2.3. Perbedaan Kemampuan Perawatan Diri Pre dan Post Strategi

Pelaksanaan Komunikasi Defisit Perawatan Diri di Ruangan Kamboja RSJD Provsu Medan. Perbedaan kemampuan perawatan diri pre dan post strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri di analisa secara bivariat dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test yang menunjukkan adanya perbedaan kemampuan perawatan diri pre dan post strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 0.000 p 0,05. Sebelum diterapkan strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri kemampuan perawatan diri klien berada dalam kategori membutuhkan peralatan. Ini disebabkan karena kurangnya motivasi dan status ekonomi klien. Menurut Potter Perry 2005 salah satu faktor yang mempengaruhi praktik personal hygiene adalah status ekonomi klien dalam menyediakan peralatan untuk perawatan diri deodorant, shampoo, pasta gigi dan kosmetik. Setelah diterapkan strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri kemampuan klien berada dalam kategori mandiri, karena dengan memberikan pengetahuan berupa informasi, diskusi tanya jawab dan praktik dalam strategi pelaksanaan komunikasi menunjukan perubahan kemampuan perawatan diri klien menjadi lebih baik dimana klien mampu melakukan perawatan diri Notoatmodjo, 2007. Kemampuan dalam penelitian ini dimaknai dengan keterampilan motorik yang merupakan salah satu domain dari prilaku. Domain keterampilan ini dikenal juga sebagai domain psikomotor. Domain keterampilan mudah didentifikasi dan diukur karena mencakup kegiatan berorientasi pada gerakan yang mudah diamati. Universitas Sumatera Utara Pembelajaran pada domain ini meliputi penguasaan motorik halus dan kasar dengan tingkat kompleksitas koordinasi neuromuskular semakin meningkat untuk melakukan gerakan fisik, seperti berjalan, menulis, memegang alat-alat, atau melaksanakan suatu prosedur Bastable, 2002. Ini didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Carolina 2008 tentang pengaruh penerapan standar asuhan keperawatan halusinasi terhadap kemampuan klien mengontrol halusinasi di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta bahwa ada perbedaan kemampuan kognitif dan psikomotor klien mengontrol halusinasi sebelum dan setelah mendapatkan strategi pelaksanaan komunikasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa intervensi keperawatan halusinasi dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor klien. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 16 responden pre dan post srategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan pada bulan Januari 2011 maka disimpulkan : a. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah responden yang mengalami defisit perawatan diri di ruang Kamboja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan. b. Kemampuan perawatan diri pre strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri memperlihatkan bahwa kemampuan responden untuk melakukan perawatan diri rata-rata berada dalam kategori hanya membutuhkan peralatanalat bantu. c. Kemampuan perawatan diri post strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri memperlihatkan bahwa kemampuan responden untuk melakukan perawatan diri rata-rata berada dalam kategori mandiri. d. Perbedaan kemampuan perawatan diri pre dan post strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri ditunjukan dari hasil uji wilcoxon nilai p = 0.000 p 0,05 dimana jika hasil perhitungan uji statistik p lebih kecil dari nilai α maka Ha diterima yaitu adanya perbedaan kemampuan perawatan diri pre dan post srategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri. Universitas Sumatera Utara