Perasaan ketika melahirkan tanpa didampingi suami Persepsi tentang melahirkan tanpa didampingi suami

3. Perasaan ketika melahirkan tanpa didampingi suami

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap sembilan partisipan, maka peneliti memperoleh informasi tentang bagaimana perasaan ketika melahirkan tanpa didampingi suami. Bermacam-macam perasaan yang dirasakan oleh ibu primipara dan ibu multipara ketika menjalani proses persalinan seperti sedih, dan cemas, hal ini disebabkan oleh ketidakhadiran suami dalam proses persalinan seperti yang diungkapkan oleh partisipan. Perasaan yang diungkapkan partisipan ketika menjalani melahirkan tanpa didampingi suami adalah sebagai berikut : a. Sedih Persalinan tanpa didampingi suami merupakan salah satu momen yang tidak diharapkan oleh ibu bersalin, bahkan momen ini sangat tidak diinginkan terjadi. Namun begitu, hal tersebut kerap kali terjadi dikalangan ibu bersalin baik primipara maupun multipara, sehingga situasi ini yang membuat hati ibu merasa sedih. Perasaan sedih ini seperti yang diungkapkan oleh tujuh partisipan kepada peneliti, empat diantaranya ibu primipara dan tiga lainnya ibu multipara dalam kutipan wawancara sebagai berikut : Ungkapan ibu multipara : “Sedih kali, air mata saya langsung netes, campur aduk pikiran saya” Partisipan 1 Ungkapan ibu primipara : “Pastinya sedih sangat mendalam, apalagi suami saya sedang sakit, pastinya suami tidak bisa damping saya melahirkan” Partisipan 2 b. Cemas Perasaan cemas sering menghinggapi hati ibu bersalin yang diakibatkan oleh ketidakstabilan emosi sehingga membuat pikiran ibu tidak menentu arah, hal ini dipicu Universitas Sumatera Utara oleh tidak hadirnya suami dalam proses persalinan. Situasi ini digambarkan oleh dua partisipan multipara dalam kutipan wawancara sebagai berikut : “Ya benar-benar linglung lah pikirannya, nggak tau apa yang mesti saya lakukan” Partisipan 6 “Ya semacam gelisah, bahkan perasaan ini merasa sedih bukan main, perasaan ini muncul karena ketidak hadiran suami di samping” Partisipan 8

4. Persepsi tentang melahirkan tanpa didampingi suami

Persalinan tanpa didampingi suami merupakan suatu momen yang tidak diinginkan oleh ibu bersalin terjadi dalam hidupnya baik ibu primipara dan ibu multipara. Kadang hal ini tidak dapat dihindari, dari kejadian inilah memunculkan banyak pendapat tentang melahirkan tanpa didampingi suami. Seperti halnya yang dirasakan oleh partisipan, yang mana persalinan tanpa didampingi suami itu dapat membuat ibu merasa putus asa sehingga memunculkan kesan yang menyakitkan, yang pada akhirnya ibu menyalahkan suami karena kurangnya dukungan. Persepsi tentang melahirkan tanpa didampingi suami adalah sebagai berikut : a. Putus asa Putus asa kerap kali menghampiri ibu bersalin baik primipara maupun multipara saat menunggu dan bahkan saat menjalani proses persalinan, apalagi persalinan ini dijalani tanpa didampingi suami. Hal ini yang membuat ibu merasa kapok dan menjadikan momen ini sebagai suatu pengalaman yang buruk bahkan sulit untuk dilupakan. Dari sinilah keinginan ibu terpancing dan membuat ibu memiliki keinginan agar momen ini tidak terulang lagi. Persepsi mengenai putus asa ini peneliti temukan Universitas Sumatera Utara pada lima partisipan dan dua diantaranya ibu multipara, seperti dalam kutipan wawancara berikut : Ungkapan ibu primipara : “Kalau saya ingat-ingat rasanya pahit waktu melahirkan ini, ya nggak sama seperti orang lain gimana layak nya suami istri saat menjalani proses persalinan” Partisipan 7 Ungkapan ibu multipara : “Kalau menurut saya ini juga tergolong ke pengalaman yang buruk dan tidak terlupakan sampai seumur hidup” Partisipan 9 b. Kesan menyakitkan Kesan menyakitkan ini sangat dirasakan oleh ibu bersalin baik primipara maupun multipara saat menjalani proses persalinan tanpa didampingi suami, sehingga membuat ibu menyimpulkan kejadian ini menjadi suatu pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan empat partisipan dan dua diantaranya ibu primipara seperti dalam kutipan wawancara sebagai berikut : Ungkapan ibu primipara : “Pengalaman melahirkan tanpa didampingi suami, menurut saya pengalaman yang sangat menyedihkan” Partisipan 2 Ungkapan ibu multipara : “Gimana ya saya bilang, sepertinya melahirkan tanpa didampingi suami merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan” Partisipan 3 c. Kurangnya dukungan suami Setiap ibu bersalin mengiginkan suami hadir mendampinginya dalam proses persalinan baik ibu primipara maupun ibu multipara. Dalam proses persalinan Universitas Sumatera Utara berlangsung ibu bersalin sedang mengalami drop dan membuat ibu berpikir negatif tentang suami, seperti merasa kurangnya kasih sayang dari suami. Sehingga membuat ibu sangat membutuhkan dukungan dari orang sekeliling khususnya suami. Kurangnya dukungan suami dalam proses persalinan, hal ini sesuai dengan pernyataan lima partisipan tiga diantaranya ibu primipara, seperti dalam kutipan wawancara sebagai berikut : Ungkapan ibu primipara : “Suami nggak ada di samping saya saat melahirkan rasanya seperti sudah dilupakan oleh semua orang” Partisipan 5 “Rasanya sangat-sangat sedih dan merasa hilang semua harapan, sia-sia rasanya persiapan kami berdua” Partisipan 7 Ungkapan ibu multipara : “Saya sangat merasa sakit karena waktu saya melahirkan suami nggak di samping” Partisipan 8

5. Harapan untuk persalinan yang akan datang