BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang terkait, dikelompokkan menjadi 5 bagian :
A. Definisi Pengalaman B. Konsep Persalinan
1. Definisi Persalinan
2. Tanda-tanda Persalinan
3. Gejala Persalinan
4. Persiapan Menghadapi Persalinan
5. Proses Persalinan
C. Pendamping Persalinan D. Pengalaman Ibu Melahirkan
E. Penelitian Kualitatif Fenomenologi
A. Definisi Pengalaman
Berdasarkan teori Notoadmojdo 2005 pengalaman adalah guru yang baik, pepatah ini sangat sering kita dengar dalam kehidupan kita, memang tidak dapat
dipungkiri bahwa pengalaman merupakan hal yang penting dalam menjalani hidup dan menata hidup kedepannya. Karena dengan pengalaman orang akan lebih hati-hati dalam
bersikap dan akan lebih terarah untuk melakukan sesuatu hal. Pengalaman juga merupakan sumber pengetahuan dan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Menurut Syah 2003 pengalaman adalah memori episodik yaitu memori yang terjadi dan dialami seseorang atau individu pada waktu dan tempat tertentu, memori ini
Universitas Sumatera Utara
nantinya akan berfungsi sebagai referensi otobiografi yang kemudian akan bermanfaat dan menjadi landasan bagi orang lain.
Nolan 2004 berpendapat bahwa pengalaman seorang laki-laki dengan seorang perempuan sering kali terjadi kemiripan dalam hal kekhawatiran. Bagaimana tidak,
pengalaman wanita terhadap kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua baru sama seperti suaminya, ia juga mengalami pengalaman emosional yang sama. Berbagi
pengalaman persalinan juga merupakan hal penting untuk dilakukan, dengan hal ini para ibu dan suami merasa terbantu dalam menjalani proses persalinan nantinya, untuk
menghindari resiko-resiko yang akan muncul saat proses persalinan.
B. Persalinan
1. Definisi Persalinan
Menurut Prawirohardjo 2005 persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan uri yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia
luar. Saifuddin 2006, dalam Rukiyah, dkk, 2009, hal. 1 mengatakan persalinan
merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan
dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya.
2. Tanda-tanda Persalinan
Tanda-tanda persalinan menurut Manuaba 1998 yaitu ditandai dengan adanya kekuatan his yang semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek kemudian terjadi pengeluaran pembawa tanda seperti pengeluaran lendir dan lendir bercampur darah, ditandai dengan ketuban pecah, tanda berikutnya
Universitas Sumatera Utara
terlihat jika dilakukan pemeriksaan dalam, maka akan dijumpai perubahan serviks yaitu perlunakan serviks, pendataran serviks dan terjadi pembukaan serviks.
3. Gejala Persalinan
Sesuai dengan teori Musbikin 2007, gejala persalinan berbeda-beda antara persalinan sebelumnya dengan persalinan yang akan dihadapi nantinya, rasa khawatir
terhadap gejala persalinan tidak hanya dirasakan oleh calon ibu baru, tetapi juga dirasakan oleh ibu yang pernah menjalani persalinan. Gejala yang dialami ibu menjelang
persalinan adalah : a.
Mengalami perubahan terhadap perasaan Hampir semua ibu merasakan keanehan beberapa hari menjelang persalinan,
perasaan ibu mudah berubah, mulai dari membayangkan kelahiran si kecil sampai merasa frustasi karena hari persalinan yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba. Kontraksi
dapat mempengaruhi perubahan emosi, jadi hal yang harus dilakukan pada masa seperti ini adalah memperbanyak istirahat sambil menunggu waktu persalinan tiba.
b. Naluri positif
Semua ibu menginginkan segala sesuatunya beres saat bayinya lahir, keinginan seperti ini wajar dirasakan, tapi naluri positif seperti ini tidak harus selalu dilakukan,
karena akan membuat ibu banyak bergerak dan akan membuat ibu merasa sangat lelah. Untuk menghindari kelelahan tinggi, ibu bisa meminta bantuan kepada suami atau
keluarga yang lain. c.
Menurunnya berat badan dan diare Menjelang persalinan ada ibu yang mengalami penurunan berat badan, hal ini
disebabkan oleh berkurangnya peredaran darah karena mulai kempesnya plasenta dan
Universitas Sumatera Utara
berkurangnya cairannya. Hal lain seperti diare, juga akan dialami oleh ibu menjelang persalinan, karena ini merupakan keadaan normal tubuh untuk membersihkan diri, sakit
perut atau mulas akan ibu rasakan, namun ini merupakan salah satu efek kontraksi. Jadi segera berkonsultasi kepada dokter.
d. Menjelang melahirkan
Pada saat menjelang persalinan biasanya ada dua tanda yang akan muncul seperti keluarnya lendir bersamaan dengan bercak darah, lendir ini berfungsi untuk
mempermudah persalinan nantinya sedangkan darah menandakan terjadinya pembukaan pada leher rahim. Namun demikian, persalinan tidak terjadi saat itu, melainkan akan
terjadi dua minggu kemudian. Lakukanlah pencatatan keluarnya lendir kemudian konsultasikan pada dokter kandungan. Tanda berikutnya adalah terjadinya his atau
kontraksi teratur. e.
Pecahnya selaput ketuban Dua puluh lima persen kasus melahirkan diawali dengan pecahnya selaput
ketuban. Pecahnya selaput ketuban ini tidak selalu berupa semburan yang dahsyat, karena semua ini tergantung pada bagian ketuban yang pecah. Bila pecah terjadi di
bagian depan janin, ketuban akan menyembur. Kalau sudah begini segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Hal ini tergantung pada usia kehamilan dan
seberapa parah cairan ketuban yang keluar. Sekalipun demikian, penanganan terhadap kondisi ini tetap perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi.
4. Persiapan Menghadapi Persalinan
Saat-saat menjelang persalinan merupakan masa yang penuh dengan kegelisahan, hal ini biasanya dirasakan oleh ibu muda, apalagi menghadapi persalinan walaupun
kondisi kehamilannya baik serta rajin melakukan pemeriksaan ke dokter tetapi hal ini
Universitas Sumatera Utara
tidak menjamin ketenteraman hati. Untuk menghadapi persalinan yang jauh dari kegelisahan, adapun persiapan-persiapan menghadapi persalinan menurut Musbikin
2007 yaitu : a.
Persiapan diri Membekali diri dengan informasi yang berhubungan dengan persalinan
merupakan langkah yang baik untuk mempersiapkan diri menyambut persalinan. Informasi yang berhubungan dengan persalinan dapat diperoleh dari buku-buku,
majalah-majalah atau media informasi lain atau dapat juga diperoleh dengan cara mengikuti kelas persiapan kelahiran. Informasi persalinan yang lebih berharga dapat
diperoleh dari berbagi pengalaman persalinan ibu, saudara maupun teman yang sudah pernah menjalani persalinan, dalam perbincangan ini ibu yang akan menjalani
persalinan. Selain bertukar pengalaman, informasi persalinan juga dapat diperoleh dari dokter kandungan ibu saat itu.
Hal lain yang dilakukan ibu menjelang persalinan adalah mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan selama di rumah sakit baik keperluan ibu maupun
keperluan bayi saat dirumah. Dengan melakukan kegiatan ini maka akan dapat mengurangi kecemasan ibu menghadapi persalinan.
b. Memperhatikan kondisi tubuh
Kondisi tubuh terutama pada saat berdiri, berlutut, berjalan-jalan yang benar akan dapat mempersingkat proses persalinan. Dengan hal ini persalinan akan lebih
mudah, untuk dapat melakukan gerak tubuh yang benar caranya adalah 40 menit bersikap tegak, 15 menit istirahat dengan duduk atau berbaring. Dengan adanya masa
Universitas Sumatera Utara
istirahat maka akan lebih siap untuk menghadapi periode berikutnya yaitu periode persalinan.
c. Mendeteksi gejala persalinan
Bagi mereka yang baru pertama kali akan melahirkan, sering terkecoh dengan tanda-tanda persalinan. Begitu tanda kontraksi muncul, tanpa menilainya lagi mereka
cepat datang ke rumah sakit. Menurut mereka perkiraan persalinan sudah dekat. Kecemasan menanti masa persalinan membuat mereka khawatir terlambat sampai di
sana. Padahal, ini artinya anda kehilangan kesempatan untuk lebih lama menikmati suasana yang rileks dan bebas dalam lingkungan keluarga.
Karenanya tunda keberangkatan Anda ke rumah sakit sampai tanda-tanda persalinan yang muncul seperti kontraksi yang semakin dekat frekuensinya 5 menit.
Keluar bercak darah yang bercampur lendir atau ketuban telah pecah. d.
Mengurangi rasa sakit Rasa sakit yang muncul karena kontraksi yang tidak teratur, kontraksi yang
siklusnya tidak beraturan seperti ini dapat disiasati rasa sakitnya. Apabila kontraksinya terjadi pada malam hari, dapat diatasi dengan mandi air hangat, kemudian minum air
hangat dan kembalilah untuk tidur. Apabila terjadi kontraksi pada siang hari maka carilah kesibukan agar rasa sakit karena kontraksi dapat terabaikan.
Namun bila persalinan sudah menjelang, Anda justru harus memperhatikan kontraksi yang terjadi. Tandanya kontraksi semakin sering muncul dengan tegang waktu
yang semakin sedikit. Mengerang dan merintih mungkin justru dapat membantu mengurangi rasa sakit. Tapi, yang paling tepat adalah mempraktikkan pernafasan dalam
yang diajarkan di kursus senam.
Universitas Sumatera Utara
e. Pendamping persalinan
Hadirnya pendamping saat persalinan merupakan pendukung yang baik saat ibu merasakan kecemasan. Pendamping yang diharapkan saat persalinan dapat membantu
memijat, menenangkan dan dapat memberikan segala sesuatu yang diinginkan oleh ibu. Pendamping yang diharapkan dalam hal ini adalah suami, kalau tidak pun keluarga
terdekat seperti ibu kandung dan saudara perempuan atau bahkan teman perempuan. Pendamping disini juga diharapkan dapat menjadi teman untuk berbagi pengalaman,
keluhan dan kebahagiaan saat sebelum dan sesudah melahirkan. f.
Bersikap rileks Dalam masa kehamilan ibu diharapkan dapat bersikap lebih rileks dan yang lebih
diutamakan pada saat menjelang persalinan. Sikap rileks ini akan membantu ibu dalam menghadapi persalinan. Untuk memperoleh sikap yang rileks ini ibu harus
mempersiapkan diri dengan beberapa latihan seperti melatih alat tubuh-tubuh khususnya bagian panggul agar tetap rileks. Melatih pernafasan terutama saat kontraksi, hal ini juga
dapat membantu ibu menjadi lebih rileks.
g. Bersikap luwes
Memang sebaiknya, sebelum saat persalinan tiba ibu sudah mempunyai gambaran bagaimana sebenarnya persalinan itu berlangsung. Dengan demikian, jika
persalinan berlangsung tidak mulus, ibu dapat cepat menyesuaikan diri. Misalnya, bayi tidak kunjung lahir, sehingga dikhawatirkan keselamatannya.
Karenanya harus dilakukan tindakan, misalnya dengan episotomi pengguntingan atau pembiusan epidural atau operasi ceasar. Pastikan bahwa ibu tahu
mengapa tindakan itu harus dilakukan serta kemungkinan-kemungkinan. Tanyakan efek
Universitas Sumatera Utara
sampingnya dan apakah masih ada alternatif lain. Semua ini dapat membantu ibu menentukan tindakan yang terbaik bagi ibu dan janin
h. Melewati masa kontraksi dengan tenang
Bagi ibu-ibu yang belum pernah menghadapi persalinan kontraksi yang terjadi sering membuat mereka menjadi tidak terkendali dan panik. Sebenarnya tak banyak
yang bisa anda lakukan selain menikmati setiap kontraksi dan tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Anggaplah bahwa bila anda dapat menghadapi satu
kontraksi, artinya masa ini akan semakin cepat berakhir. Ada cara lain untuk melewati tahap ini yaitu dengan melakukan pernafasan
perlahan-lahan melalui hidung dan mengeluarkan kembali melalui mulut. Bernafas dalam ini membantu sekali melewati tahap ini dengan lebih baik.
i. Membayangkan masa bahagia setelah persalinan
Masa yang sulit ketika persalinan, sebenarnya bisa anda atasi dengan mengingat bahwa sebentar lagi akan anda bisa memandang dan memeluk bayi Anda yang mungil.
Cobalah bayangkan bayi anda mengalami perjalanan ini bersama Anda. Bayangkan leher rahim Anda terbuka dan mendorong bayi keluar. Saat mendorong bayi keluar,
bersikaplah tegak dan letakkan tangan di bawah untuk mengingatkan anda untuk mengedan dan membuat dasar panggul tetap rileks. Perhatikan selalu petunjuk dari
dokter. Jangan salah mengedan dan atur nafas sebaik-baiknya. Ingatlah semua ini Anda lakukan agar bayi akan keluar.
j. Menikmati kebahagiaan setelah persalinan
Tidak mustahil saat yang melelahkan ini merupakan hari yang istimewa bagi Anda. Walau rasa sakit, lelah masih terasa, namun saat bayi telah lahir selamat dan
Universitas Sumatera Utara
sehat, semua kegundahan dan rasa sakit akan hilang berganti dengan kegembiraan. Untuk itu, masa ini patut Anda kenang dan nikmati. Karenanya, jangan ragu-ragu untuk
mengungkapkan apa yang Anda rasakan dan inginkan. Anda tak akan melupakan hari ini. Jadikanlah sebagai hari yang bahagia dan indah
5. Proses Persalinan
Dalam proses persalinan lazimnya akan melewati 4 tahapan yaitu : a.
Kala I Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida
berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cmjam dan pembukaan multigravida 2
cmjam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.
b. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada
his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita juga merasa tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu
his. Jika dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput
di bawah simfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat
Universitas Sumatera Utara
sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Para primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
c. Kala III pelepasan uri
Setelah lahirnya bayi atau kala II dilewati, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepas plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah. d.
Kala IV observasi Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan yaitu tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah, nadi dan
pernafasan, kontraksi uterus dan terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
C. Pendamping Persalinan
Pendamping, khususnya suami selalu ada di dekat ibu merupakan hal yang membahagiakan bagi ibu, kehadiran pendamping diharapkan tidak hanya saat proses
persalinan saja, tetapi juga sejak masa kehamilan, menjelang persalinan seperti mempersiapkan segala perlengkapan persalinan sebagai mana dalam sebuah iklan
layanan masyarakat “siap antar jaga” Indrawati, 2010 . Bahkan keikutsertaan suami pasca persalinan dalam menjaga dan merawat bayi juga hal yang diidam-idamkan oleh
setiap istri.
Universitas Sumatera Utara
Dalam teori Danuatmaja 2004 ditulis bahwa kehadiran seorang pendamping persalinan sangat memberikan arti besar untuk ibu bersalin karena dengan hadirnya
pendamping ibu dapat terbantu banyak saat persalinan. Seperti membantu menciptakan suasana nyaman dalam ruang bersalin, membantu mengawasi pintu dan melindungi
privasi ibu, melaporkan gejala-gejala atau sakit pada perawat atau dokter, dan membantu ibu mengatasi rasa tidak nyaman fisik.
Dalam buku 50 tahun IBI 2006 dituliskan, pendamping persalinan harus ditentukan jauh-jauh hari sebelum persalinan, dalam kebiasaan kita sebagai orang yang
berbudaya timur suami menjadi calon utama untuk menjadi pendamping saat persalinan. Walaupun dahulunya suami masih dianggap janggal untuk menjadi pendamping
persalinan, tapi apabila seorang pasien yang menginginkan suaminya menunggu pada saat istrinya melahirkan, sebaiknya bidan memperbolehkan dengan lebih dahulu
memberikan wawasan, pengertian dan penjelasan kepada suaminya dan tidak menggangu jalannya persalinan. Sebelumnya suami pasien diberi penjelasan tentang
persalinan. Keberadaan suami disamping istri yang sedang menjalani proses persalinan sangatlah penting, yaitu untuk memberikan dukungan kepada istrinya agar merasa aman,
nyaman dan berbesar hati, sehingga persalinan akan berjalan lancar. Kehadiran suami dalam proses persalinan juga akan membantu untuk lebih mendekatkan hubungan
keluarga. Menurut Danuatmaja 2004 hal-hal yang dilakukan untuk menjadi pendamping
yang baik dalam persalinan yaitu : 1.
Aktif bertanya Hampir semua dokter atau bidan tidak menjelaskan tindakan atau wewenang
mereka terhadap pasien. Oleh karena itu, aktiflah bertanya sehingga tahu hal yang dapat diterima, diperhatikan dan ditolak.
Universitas Sumatera Utara
2. Membawa keperluan untuk diri sendiri
Semua orang sibuk mengurus pasien. Jadi, lakukanlah persiapan untuk diri sendiri dengan membawa perlengkapan yang cukup, seperti baju ganti, alas kaki yang
nyaman karena mungkin harus bolak-balik di koridor rumah sakit, baju renang jika mendampingi persalinan dalam air, serta bekal makanan, dan minuman.
3. Mengetahui hal apa yang akan dihadapi
Ada yang menyatakan teknik pernapasan yang dipelajari di kursus persalinan tidak berguna. Meskipun demikian, jangan pernah menyepelekan ilmu apapun yang
didapatkan di kursus persalinan atau buku karena pasti ada gunanya. Selain itu, kemungkinannya kecil ditengah persalinan membolak-balik buku panduan lagi. Oleh
karena itu, pelajari pengetahuan dasar dan tambahan tentang persalinan walaupun tidak di pakai pada waktunya.
4. Bersikap luwes
Strategi persalinan yang berhasil bagi seorang ibu belum tentu berhasil bagi ibu lain. Tugas pendamping adalah mencermati strategi yang berhasil dan bersiap
menghentikan yang gagal. Terbukalah terhadap perubahan strategi. Sebelum hari H, diskusikan dengan ibu mengenai harapan dan pilihan di ruang bersalin. Hal ini
dimaksudkan agar pendamping dapat mengambil inisiatif untuk mengusulkan suatu perubahan strategi jika terjadi suatu yang tidak diharapkan.
5. Mencari kesibukan
Proses persalinan dapat lama dan berat. Selama melewatinya, usahakan pendamping dan ibu memiliki kesibukan untuk mengabaikan rasa sakit, bosan dan putus
asa. Bentuknya dapat merupakan tehnik pernafasan, anekdot baru, pijatan di kaki, atau bersama-sama melakukan tehnik relaksasi.
6. Suami sebagai pendukung utama
Universitas Sumatera Utara
Meskipun banyak yang akan menolong ibu, suamilah yang menjadi pendukung utama baginya. Agar membuatnya tetap nyaman, turuti permintaannya. Lakukan yang
ibu inginkan. Mulai dari lari ke kantin untuk membelikan permen, mengambilkan minuman, atau menyampaikan permintaannya kepada bidan.
7. Pendamping mengetahui kapasitasnya
Pendamping persalinan harus tahu apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya serta mengetahui sampai di mana wewenang seorang pendamping persalinan
saat persalinan berlangsung, karena banyak hal yang akan terjadi di ruang bersalin, jika pendamping tidak mengetahui kapasitasnya di ruang bersalin, maka akan menyebabkan
terganggunya tugas bidan penolong dan perawat. 8.
Menjadi pendamping yang bijak Pendamping sangat berperan dalam membantu dan mendampingi ibu saat proses
persalinan, mengambil keputusan yang berat juga merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh pendamping. Tetapi sebelumnya pendamping mendiskusikan terlebih
dahulu dengan ibu, karena selain pendamping ibu juga tahu hal-hal apa saja yang dibutuhkan selama proses persalinan.
9. Setia menunggu
Persalinan yang pertama kadang berlangsung sangat lama sehingga ibu belum dianjurkan ke rumah sakit atau jika sudah di rumah sakit maka akan disarankan untuk
kembali pulang kerumah. Jadi pendamping harus sabar selama mendampingi ibu, walaupun ibu berada di rumah sendiri, khususnya saat terjadi kontraksi, sambil
menunggu dan mengurangi rasa sakit, lakukan aktifitas ringan seperti menonton televisi. 10.
Menjadi pendamping setia Ibu kandung atau sahabat dekat memang dianggap orang-orang yang memahami
sakitnya persalinan dan menjadi salah satu undangan untuk menjadi pendamping
Universitas Sumatera Utara
persalinan. Namun begitu, kehadiran suami saat proses persalinan masih menjadi nomor satu bagi ibu bersalin. Oleh karena itu, usahakan suami selalu ada di samping ibu dan
tidak menghilang dari pandangannya. Menurut Sholihah 2008, bila suami tidak bersedia mendampingi saat proses
persalinan, ibu sebaiknya jangan berkecil hati, mungkin suami tidak tega melihat istrinya kesakitan, jadi jangan paksa suami karena hal ini bisa berakibat fatal. Kehadiran suami
tanpa tekanan dari luar, pada proses persalinan akan sangat penting dalam membantu istri terutama jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering
mengeluhkan betapa tertekannya mereka kerena sama sekali tidak tahu apa yang harus dikerjakan untuk menolong istrinya.
Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi selama proses persalinan seperti :
1. Suami tidak siap mental
Umumnya, suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istri kesakitan atau tidak tahan bila harus malihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti ini
bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping diruang bersalin.
2. Tidak diizinkan pihak RS
Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petugas medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal maupun caesar. Beberapa alasan
yang diajukan adalah kehadiran pendamping dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang tengah membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan
ruang operasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar
Universitas Sumatera Utara
3. Suami sedang dinas
Apabila suami sedang dinas ke tempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan pulang untuk menemani istri bersalin tentu istri harus memahami kondisi ini. Walaupun
tidak ada suami masih ada anggota keluarga lain seperti ibu yang dapat menemani. Momen persalinan pun dapat difilmkan dalam kamera video, sehingga saat kembali dari
dinas suami dapat melihat kelahiran buah hatinya.
D. Pengalaman Ibu melahirkan