Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan Karakteristik
Jumlah Umur
Kisaran Mean
25 – 35 tahun 29,3 tahun
Suku Jawa
Melayu Aceh
Mandailing Batak
4 orang 2 orang
1 orang 1 orang
1 orang
Pendidikan S1
Diploma SMA
5 orang 1 orang
3 orang
Agama Islam
Jenis persalinan Spontan
Paritas Primipara
Multipara 9 orang
9 orang 4 orang
5 orang
2. Alasan melahirkan tanpa didampingi suami
Dahulu yang menjadi pendamping persalinan adalah wanita, namun sejak tahun 1970-an laki-laki khususnya suami mulai dibutuhkan dalam mendampingi persalinan
guna untuk memberikan dukungan moral, hal ini memang sangat penting bagi semua ibu. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, hal ini sering tidak terwujud
dikarenakan berbagai alasan seperti kesibukan suami, adanya masalah dalam keluarga bahkan alasan ini dapat muncul dari salah prediksi hari persalinan. Alasan-alasan
tersebut memiliki kesamaan antara yang dikemukakan oleh ibu primipara dengan ibu multipara. Berikut alasan melahirkan tanpa didampingi suami yang dikemukakan oleh
sembilan partisipan dan empat diantaranya ibu primipara :
Universitas Sumatera Utara
a. Suami sibuk
Alasan ini bisa muncul karena semua suami memiliki kesibukan dan hal ini kadang tidak bisa dihindari, walaupun saat persalinan telah tiba dan akhirnya berefek
kepada istri yang melahirkan tanpa didampingi oleh suami. Seperti yang dikemukakan oleh empat partisipan dan salah satunya ibu primipara, suami tiba-tiba dapat tugas dari
tempat kerjanya hingga memakan waktu beberapa hari ke depan. Kesibukan suami kerap kali menjadi alasan untuk tidak hadir dalam proses persalinan, alasan ini sesuai dengan
pernyataan partisipan berikut ini : Ungkapan ibu primipara :
“Suami saya lebih memilih pekerjaannya daripada mendampingi saya melahirkan”
Partisipan 4 Ungkapan ibu multipara :
”Suami saya nelayan, jadi nggak selalu ada disamping, kalau pergi kadang lama sampe dua minggu nggak pulang, makanya sekarang saya sendiri
tanpa didampingi suami”
Partisipan 3 “Suami saya masih ada tugas dari tempat kerjanya di luar kota, mungkin
besok baru bisa pulang, dan sekalian bawa pulang saya ke rumah “
Partisipan 9
b. Salah prediksi
Salah prediksi merupakan salah satu alasan yang sering kita jumpai dalam kehidupan manusia. Hal ini juga sering dijumpai dalam proses persalinan dikarenakan
dalam menunggu masa persalinan tidak ada yang bisa memastikan kapan akan terjadinya persalinan. Seperti kejadian yang dialami oleh dua partisipan, ibu primipara dan ibu
multipara akibat salah prediksi sehingga mengharuskan istri menjalani persalinan tanpa
Universitas Sumatera Utara
didampingi suami. Hal ini didukung oleh pernyataan dua partisipan dalam kutipan wawancara berikut ini :
Ungkapan ibu primipara : ”Saya merasa sangat menyesal kenapa saya izinkan suami saya pulang ke
dumai, kalau saja suami saya belum pulang ke sana, kan saya didampingi saat melahirkan”
Partisipan 5 Ungkapan ibu multipara :
“Kalau prediksi bidan sekitar satu minggu lagi bayi kami lahir, makanya suami saya berani pulang ke Aceh, rupanya di luar prediksi”
Partisipan 6
c. Konflik keluarga
Konflik rumah tangga atau masalah di luar dugaan juga sering terjadi dalam keluarga yang terkadang rencana yang sudah disusun tidak terwujud sehingga efek
negatif bagi istri yang akan menjalani proses persalinan. Seperti halnya yang dialami oleh tiga partisipan yang diceraikan suami menjelang melahirkan dan suami tersandung
masalah dengan kepolisian hingga masuk penjara dua diantaranya ibu primipara. Berikut ini terdapat dua pernyataan yang dikemukakan oleh partisipan dalam kutipan wawancara
sebagai berikut : Ungkapan ibu primipara :
“Suami saya kena masalah harus berurusan dengan polisi dan masuk penjara saat kandungan saya hampir tiba waktu untuk melahirkan”
Partisipan 7 Ungkapan ibu multipara :
”Saya diceraikan suami saya ketika menjelang melahirkan, dan akhirnya suami saya tidak mendampingi saya”
Partisipan 8
Universitas Sumatera Utara
3. Perasaan ketika melahirkan tanpa didampingi suami