Pengalaman Melahirkan Ibu Primigravida Di Atas Usia 35 Tahun

(1)

PENGALAMAN MELAHIRKAN IBU PRIMIGRAVIDA

DI ATAS USIA 35 TAHUN DI RSUD Dr. PIRNGADI

MEDAN

MIKA SYANTI PRIANI 105102087

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, juni 2011 Mika Syanti Priani

PENGALAMAN MELAHIRKAN IBU PRIMIGRAVIDA DI ATAS USIA 35 TAHUN Vii + 42 + 1 tabel + 7 lampiran

ABSTRAK

Melahirkan adalah salah satu momen terindah dalam hidup bagi seorang wanita. Wanita yang menjalani kehamilan pada usia lebih dari 30 tahun memiliki kemungkinan mengalami kelahiran resiko tinggi seperti melahirkan bayi dengan kelainan mental atau downsyndrome. Biasanya, kondisi ini rentan terjadi pada ibu-ibu yang melahirkan anak pertama atau bagi ibu yang melahirkan anak ketiga atau ke empat. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 6 orang. Waktu penelitian mulai januari 2010-Maret 2011. Variable penelitian ini ditemukan tujuh kategori pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun yaitu segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, segi positif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, upaya yang ibu lakukan saat melahirkan diatas usia 35 tahun, perasaan ibu ketika melahirkan diatas usia 35 tahun, keluhan ibu saat melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun, keadaan bayi setelah lahir dan yang ibu alami pada saat melahirkan diatas usia 35 tahun. Diharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.

Kata kunci : Melahirkan, ibu primigravida diatas usia 35 tahun Daftar pustaka : 23 (1998-2010)


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Pengalaman Melahirkan Ibu Primigravida Di Atas Usia 35 Tahun”.

Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak dapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tulisan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun sehingga dapat menjadi perbaikan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

2. Nur Asnah sitohang, S.Kep. Ns.M.Kep, selaku Ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

3. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep. Ns. M.Kep selaku dosen pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian ini, yang telah membimbing hingga proposal penelitian ini selesai.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. kedua orang tua dan adik-adikku yang kusayangi, yang selalu mendoakanku dan selalu memberikan dukungan baik materi maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara T.A 2010/2011, yang telah banyak memberikan dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah nantinya.

Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari ALLAH SWT. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Juni 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Pertanyaan penelitian ... 4

E. Manfaat penelitian ... 4

1. Bagi Penelitian Kebidanan ... 4

2. Bagi Pendidikan Kebidanan ... 4

3. Bagi Pelayanan Kebidanan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman... 5

1. Definisi... 5

B. Kehamilan ... 5

1. Definisi ... 5

2. Segi negative kehamilan diusia tua ... 6

3. Segi positif kehamilan di usia tua... 6

4. Kehamilan beresiko tinggi ... 7

5. Hal-hal yang direncanakan kehamilan untuk perempuan Usia 35 tahun keatas ... 8

6. Faktor yang mempengaruhi kehamilan diatas 30 tahun ... 8


(7)

2. Sebab-sebab mulainya persalinan ... 9

3. Berlangsungnya persalinan normal... ... 10

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ... 11

5. Faktor yang mempengaruhi respon orangtua ... 12

6. Komplikasi atau resiko melahirkan diatas usia 35 tahun ... 13

7. Resiko terhadap ibu ... 15

8. Cara mengurangi resiko yang ada dalam melahirkan diatas usia tua ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 18

B. Populasi Dan Sampel ... 18

C. Tempat Penelitian ... 19

D. Waktu Penelitian ... 19

E. Etika Penelitian ... 19

F. Alat Pengumpulan Data ... 20

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 21

H. Analisa Data ... 22

I. Tingkat Keabsahan Data ... 23

BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Karakteristik……… 24

B. Pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun……. 25

1. Segi negatif melahirkan anak pertama……… ... 26

2. Segi positif melahirkan anak pertama ... 28

3. Upaya yang ibu lakukan saat melahirkan……….. 29

4. Keluhan ibu saat melahirkan diatas usia 35 tahun……….... 30

5. Perasaan ibu ketika melahirkan diatas usia 35 tahun…………... 31

6. Keadaan anak setelah lahir………. 33

7. Yang ibu alami saat melahirkan………. 34

C. Pembahasan………. ... 35

1. Interpretasi dan hasil diskusi ... 36


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 40 B. Saran ... 41


(9)

DAFTAR TABEL


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan Penelitian

Lampiran 2 : Kuesioner Data Demografi Lampiran 3 : Panduan Wawancara

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian Dari Program D-IV Bidan Pendidik USU Lampiran 5 : Surat Balasan Penelitian Dari RSUD Dr. Pirngadi Medan Lampiran 6 : Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia


(11)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, juni 2011 Mika Syanti Priani

PENGALAMAN MELAHIRKAN IBU PRIMIGRAVIDA DI ATAS USIA 35 TAHUN Vii + 42 + 1 tabel + 7 lampiran

ABSTRAK

Melahirkan adalah salah satu momen terindah dalam hidup bagi seorang wanita. Wanita yang menjalani kehamilan pada usia lebih dari 30 tahun memiliki kemungkinan mengalami kelahiran resiko tinggi seperti melahirkan bayi dengan kelainan mental atau downsyndrome. Biasanya, kondisi ini rentan terjadi pada ibu-ibu yang melahirkan anak pertama atau bagi ibu yang melahirkan anak ketiga atau ke empat. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 6 orang. Waktu penelitian mulai januari 2010-Maret 2011. Variable penelitian ini ditemukan tujuh kategori pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun yaitu segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, segi positif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, upaya yang ibu lakukan saat melahirkan diatas usia 35 tahun, perasaan ibu ketika melahirkan diatas usia 35 tahun, keluhan ibu saat melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun, keadaan bayi setelah lahir dan yang ibu alami pada saat melahirkan diatas usia 35 tahun. Diharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.

Kata kunci : Melahirkan, ibu primigravida diatas usia 35 tahun Daftar pustaka : 23 (1998-2010)


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah pengalaman pertumbuhan yang positif untuk sebagian besar calon orang tua (Kepller, Whalley, dan Simkin, 2001, hal. 29). Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya. (Susilawati, Maemunah, Rukiyah, 2009, hal. 1).

Melahirkan adalah salah satu momen terindah dalam hidup bagi seorang wanita. Proses kehamilan yang diawali dengan hubungan seksual antara sepasang suami istri, yang dengan luar biasanya menghasilkan sang buah hati, sebuah hasil dari cinta antara suami istri, yang tentunya akan menambah rasa sayang dan cinta pada suami/istri sehingga sang buah hati pun menerima cinta yang besar dari kedua orangtuanya (Chello, 2010, ¶ 1).

Bagian presentasi janin pada wanita primipara berada pada stasiun +1 atau bahkan +2 sebelum awal persalinan, sedangkan pada wanita yang pernah melahirkan penurunan bagian presentasi baru dimulai setelah dilatasi serviks hampir penuh (Gant, 2005 , hlm. 394). Delyuzar mengungkapkan bahwa proses melahirkan pada perempuan berusia di atas 30 tahun ke atas beresiko menyebabkan terjadinya pendarahan. Biasanya, kondisi ini rentan terjadi pada ibu-ibu yang melahirkan anak pertama atau bagi ibu yang melahirkan


(13)

anak ketiga atau keempat. Hamil dan melahirkan diatas usia 35 tahun selalu dianggap beresiko tinggi. Baik untuk janin maupun sang ibu yang mengandung (Kurniati, 2009, ¶ 1).

Usia resiko tinggi adalah dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Penyebab terbanyak karena pendarahan dan eklamsi atau kejang akibat tekanan darah tinggi (Saptono, 2010, ¶ 5). Wanita yang menjalani kehamilan pada usia lebih dari 30 tahun memiliki kemungkinan mengalami kelahiran risiko tinggi seperti melahirkan bayi dengan kelainan mental atau downsyndrome (Detiana, 2010, hal. 54).

Beberapa wanita mengalami resiko saat melahirkan di atas usia 35 tahun. Hal ini dikemukakan oleh Dhanjal (2003, ¶ 6), salah seorang konsultan obstetri yang turut mengumpulkan bukti dari royal college of obstetricians and gynaecologists menyatakan, tren melahirkan diusia yang lebih tua semakin meningkat. ”Jika kita melihat pada ibu yang berusia 35 tahun keatas, pada pertengahan tahun 1980-an, hanya 8 % ibu yang hamil diatas usia 40 tahun, sedangkan sekarang jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 19 %,”. Sejak akhir tahun 70-an, angka wanita melahirkan diusia 30 dan 40-an tahun meningkat. Berdasarkan atas angka statistik, antara tahun 1978 hingga tahun 2000, angka kejadian melahirkan wanita berusia 35 sampai 39 tahun dan 40 sampai 44 tahun mencapai lebih dua kali lipat. Para tenaga ahli kesehatan sekarang membantu para wanita hamil yang berusia 30 dan 40-an tahun untuk menuju kehamilan yang lebih aman dari kejadian ditahun-tahun sebelumnya. Risiko lainnya terjadi keguguran pada ibu hamil berusia 35 ditahun-tahun atau lebih. Kebanyakan keguguran terjadi pada 3 bulan pertama pada wanita semua golongan umur. Kemungkinan kejadian pada wanita diusia 35 tahun keatas lebih banyak dibandingkan pada wanita muda.


(14)

Dari pertengahan tahun 1960 sampai akhir 1980-an, angka kelahiran sesaria di Amerika Serikat telah meningkat kurang dari 5 % sampai 24 %. Alasan peningkatan yang tercatat ialah peningkatan pemantauan janin secara elektronik, peningkatan kehamilan pertama kali,peningkatan kehamilan pada usia lebih tua, dan insiden kelahiran sesaria berulang yang tinggi. Pada 1992 angka ini sedikit menurun sampai 22,6 % yang disebabkan karena ada usaha yang lebih besar untuk mengupayakan kelahiran pervaginam setelah suatu kelahiran sesaria (Bobak, 2005, hal. 801). Pada wanita yang melahirkan pada usia 35 tahun, hampir 31 % melakukan persalinan dengan operasi (Kasdu, 2003, hal. 4). AKI melahirkan saat ini mencapai 307 per 100 ribu. Sedangkan berdasarkan data yang diberikan kementerian kesehatan (Kemenkes), AKI melahirkan sekitar 228 per 100 ribu kelahiran.

Berdasarkan penelitian Hook dan Lindsjo dari AS mengenai kecenderungan peluang mempunyai anak sindroma down. Penelitian ini melibatkan responden ibu hamil diatas usia 35 tahun. Termasuk 9 % ibu yang hamil diatas usia 35 tahun. Ternyata, 0,25 % dari mereka yang berumur diatas 35 tahun ini melahirkan bayi yang menyandang cacat sindroma down. Bahkan 7 dari 100 kelahiran dari wanita berusia diatas 35 tahun berakhir dengan kematian janin pada saat persalinan (Musbikin, 2005, hal. 229).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik meneliti tentang “Pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun di RSUD Dr. Pirngadi Medan”.

B. Perumusan Masalah

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengalaman melahirkan ibu primigravida di atas usia 35 tahun di RSUD Dr. Pirngadi Medan?”.


(15)

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana pengalaman melahirkan ibu primigravida di atas usia 35 tahun di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

D. Pertanyaan penelitian

Bagaimana pengalaman melahirkan pada ibu primigravida di atas usia 35 tahun di RSUD Dr. Pirngadi Medan?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk penelitian berikut yang sejenis.

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan tentang pengalaman ibu yang pernah melahirkan diatas usia 35 tahun khususnya bagi mahasiswa agar dapat menerapkan asuhan kebidanan kepada ibu yang melahirkan di atas usia 35 tahun.

3. Bagi Ibu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan sebagai informasi agar ibu-ibu dapat memahami tentang kehamilan dan melahirkan di atas usia 35 tahun.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman 1. Definisi

Pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Suatu kejadian yang pernah dilakukan atau dihadapi seseorang sebelumnya (Notoatmodjo, 2005, hal. 13).

Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja (Estiwidani, 2009. ¶ 5).

B. Kehamilan

1. Definisi kehamilan

Kehamilan adalah suatu keadaan untuk menjadikan seorang bayi yang belum lahir menjadi mampu hidup diluar lingkungan tubuh ibunya yang aman, nyaman, dan terlindung (Keppler, Whalley, Simkin, 2001, hal. 1).

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2006, hal.3).


(17)

1. Segi negatif kehamilan di usia tua (Sulistyawati, 2009, hlm. 99).

a. Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin.

b. Pada proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30 tahun).

Jika pada proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan, maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

c. Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu, jika ibu mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (wanita hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun) maka keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.

3. Segi positif hamil diusia tua a. Kepuasan peran sebagai ibu b. Merasa lebih siap

c. Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik d. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan

e. Mampu mengambil keputusan


(18)

g. Perkembangan intelektual anak lebih tinggi h. Periode menyusui lebih lama

i. Toleransi pada kelahiran lebih besar.

4. Kehamilan beresiko tinggi (Sinsin, 2008, hal. 61)

Bayi meninggal atau cacat, bahkan ibu meninggal saat persalinan sering terjadi pada kehamilan usia 35 tahun keatas. Tetapi jangan cemas, dengan pemeriksaan perinatal yang teratur, resiko tersebut dapat dicegah dan diperkecil. Sebaiknya perempuan waspada tentang resiko kehamilan.

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan meninggal, sebelum persalinan berlangsung. Banyak faktor resiko ibu hamil dan salah satu faktor yang penting adalah usia.

Ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun lebih beresiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil pada usia normal, yang biasanya terjadi sekitar 21-30 tahun. Saat ini, kita melihat banyak perempuan cenderung untuk hamil pada usia tua karena usia pernikahan juga terlambat.

Faktor usia tua menyebabkan resiko timbulnya penyakit-penyakit yang menyertai umur jadi semakin meningkat. Terjadinya penyakit jantung dan kanker menjadi lebih besar. Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi.

Bagi seorang perempuan, usia tua juga dapat menyebabkan kemampuan untuk melahirkan (fertilitas) menurun. Kemungkinan bayi lahir kembar juga sangat tinggi terjadi pada kehamilan pertama yang terlambat, khususnya pada usia 35-39


(19)

tahun. Selanjutnya, setelah usia 39 tahun, frekuensi bayi lahir kembar menjadi menurun. Hamil terlambat juga menyebabkan resiko terhadap diabetes, tumbuhnya jaringan ikat di dalam rahim (fibroid) dan berisiko tinggi untuk mendapatkan kelainan kromosom, seperti Down Syndrome.

5. Hal-hal yang direncanakan kehamilan untuk perempuan usia 35 tahun ke atas (Sinsin, 2008, hal. 63):

a. Diskusikan dengan dokter sebelum menginginkan kehamilan

b. Konsumsi 400 mg asam folat tiap hari sebelum hamil dan ketika bulan pertama kehamilan untuk mencegah cacat bayi.

c. Lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur

d. Makanlah makanan yang bervariasi, khususnya yang mengandung asam folat, seperti jus jeruk, kacang-kacangan, kedelai dan biji-bijian lainnya, sereal, dan sayuran berdaun hijau

e. Sebelum hamil, ukur berat badan agar tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus

f. Jangan meminum alkohol sebelum hamil dan selama hamil

g. Jangan merokok, termasuk hindari asap rokok disekitar lingkungan h. Jangan konsumsi obat-obatan apapun, khususnya obat bebas di apotik

atau ramuan tumbuh-tumbuhan, seperti jamu, kecuali yang disarankan oleh dokter.


(20)

6. Faktor yang mempengaruhi kehamilan diatas 30 tahun (Detiana, 2010, hal. 54).

a. Kesuburan

Jumlah sel telur yang diproduksi ovarium atau indung telur akan menurun seiring bertambahnya usia. Usia paling produktif bagi wanita ada pada rentang usia 20-29 tahun. Yang paling menentukan kesuburan seorang wanita sebenarnya adalah usia biologis, bukan usia lahiriah (kalender). Usia biologis adalah kondisi kebugaran dan kesehatan tubuh, termasuk asupan gizi dan keaktifan melakukan olahraga tubuh.

b. Kondisi rahim

Bertambahnya usia juga mempengaruhi kemampuan rahim untuk menerima bakal janin (embrio). Penurunan kemampuan rahim ini terutama terjadi pada wanita di atas usia 35 tahun. Faktor penuaan juga bisa membuat embrio yang dihasilkan akan sulit melekat pada lapisan lendir rahim. Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran, atau memunculkan kecenderungan terjadinya plasenta tidak menempel ditempat semestinya. Di samping itu, juga akan menyebabkan resiko hamil di luar kandungan (ektopik).

C. Persalinan

1. Definisi persalinan

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu (Varney, 2003, hal. 672). Persalinan adalah suatu proses


(21)

pengeluaran hasil konsepsi ( janin dengan uri ), yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 1998, hal. 91).

Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali (Prawirohardjo, 2002, hal. 180).

2. Sebab-sebab mulainya persalinan (Prawihardjo, 2002, Hal. 181)

Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor–faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut faktor-faktor yang mengakibatkan partus mulai. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Teori berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hipocrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan. Faktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak dibelakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus dapat dibangkitkan. Ini hanya bagian dari banyak faktor-faktor kompleks sehingga his dapat dibangkitkan. Selanjutnya dengan berbagai tindakan, persalinan dapat pula dimulai misalnya:

a. Merangsang pleksus frankenhauser dengan memasukkan beberapa gagang laminaria dalam kanalis servikalis

b. Pemecahan ketuban c. Penyuntikan oksitosin d. Pemakaian prostaglandin


(22)

3. Berlangsungnya persalinan normal yaitu:

a. Kala I ( Serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm)

Partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah. Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:

a) Fase laten: berlangsungnya selama 8 jam

Selama fase ini, orientasi kontraksi uterus berlangsung bersama perlunakan dan pendataran serviks (Cunningham, 2005, hal. 470).

b) Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi, yakni fase akselerasi, fase dilatasi maksimal dan fase deselerasi. Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam. Dalam fase ini, pembukaan serviks 3 sampai 4 cm atau lebih, disertai adanya kontraksi uterus, dapat secara meyakinkan digunakan sebagai batas awal persalinan aktif.

b. Kala II (Kala pengeluaran)

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Pada primigravida berlangsung rata-rata 1,5 jam.


(23)

c. Kala III (Kala uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan) Segera setelah bayi lahir, tinggi fundus uteri dan konsistensi hendaknya dipastikan.selama uterus tetap kencang dan tidak ada perdarahan yang luar biasa, menunggu dengan waspada sampai plasenta terlepas biasa dilakukan. Jangan dilakukan masase, tangan hanya diletakkan diatas fundus, untuk memastikan bahwa organ tersebut tidak menjadi atonik dan terisi darah dibelakang plasenta yang telah terlepas (Cunningham, 2005, hlm. 349).

d. Kala IV (Mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam) dalam kala itu diamati-amati apakah tidak terjadi perdarahan postpartum.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu: a. Kondisi kehamilan

b. Budaya dan harapan personal

c. Riwayat kesehatan sebelum hamil dan kesiapan fisik untuk persalinan d. Kesiapan psikososial

e. Umur ibu

f. Status perkawinan g. Pelaksanaan prenatal.

5. Faktor yang mempengaruhi respon orangtua

Cara orangtua berespon terhadap kelahiran anaknya dipengaruhi berbagai faktor, meliputi (Jensen, lowdermik, bobak, 2005, hal. 516):


(24)

Usia ibu sangat mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Ibu dan bayi umumnya dianggap beresiko tinggi jika ibu berusia remaja atau berusia lebih dari 35 tahun. Keletihan dan kebutuhan untuk lebih banyak istirahat tampaknya telah menjadi masalah utama pada orangtua yang sudah berusia ini. Tindakan yang bertujuan membantu ibu memperoleh kembali kekuatan dan tonus otot (misalnya latihan senam prenatal dan pascapartum) sangat dianjurkan.

b. Jaringan sosial

Keluarga dan teman-teman orangtua dan anak baru lahir ini membentuk dimensi penting dalam jaringan sosial orangtua, yang sebagian besar mungkin tergantung pada keadaan budaya. Hubungan cinta dan emosi yang positif tampaknya sangat penting untuk memperkaya kemampuan menjadi orangtua dan mengasuh anak.

c. Budaya

Kepercayaan dan praktik budaya menjadi determinan penting dalam perilaku orangtua. Kedua hal tersebut mempengaruhi interaksi orangtua dengan bayi, demikian juga, dengan orangtua atau keluarga yang mengasuh bayi.

d. Keadaan sosio ekonomi

Kondisi sosio ekonomi seringkali menjadi jalan untuk mendapatkan bantuan. Keluarga yang mampu membayar pengeluaran tambahan dengan hadirnya bayi baru ini mungkin hampir tidak merasakan beban keuangan. Keluarga yang menemukan kelahiran seorang bayi suatu beban financial dapat mengalami peningkatan stres. Stres ini bisa menganggu perilaku orangtua sehingga membuat masa transisi untuk memasuki masa menjadi orangtua lebih sulit.


(25)

e. Aspirasi pribadi tentang masa depan

Bagi beberapa wanita, menjadi orangtua mengganggu kebebasan pribadi atau kemajuan karier mereka. Kekecewaan yang timbul akibat tidak mencapai kenaikan jabatan.

6. Komplikasi atau resiko melahirkan diatas usia 35 tahun a. Persalinan caesar

Sebagian besar persalinan pada calon ibu diusia rawan dilakukan lewat operasi Caesar. Masalah-masalah dalam persalinan biasanya terjadi pada perempuan yang pertama kali melahirkan di usia 35 tahun.

b. Kelainan kromosom

Kualitas kromosom perempuan di usia menjelang 40 tahun tidak sebaik di usia muda. Akibatnya resiko melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar.

c. Keguguran lebih besar

Risiko terjadinya keguguran pada ibu berusia matang juga lebih besar. Hal ini mungkin terjadi karena menurunnya kualitas kromosom ibu (Widayati, 2010, ¶ 3).

d. Down syndrome

Adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidaknormalan kromosom. Ada kelainan salah satu gen yang diterima bayi dari kedua orangtuanya. Hal inilah yang


(26)

menyebabkan salah satu dari beberapa alasan anak-anak dinegara bagian amerika yang mempunyai kemampuan mental lemah (Nolan, 2010, hal. 53).

Tripel atau bart’s test (tes darah khusus untuk down syndrome). Tes ini biasanya dilakukan untuk para wanita yang mempunyai resiko lebih besar melahirkan bayi down, misalnya mereka yang berumur lebih dari 35 tahun. Tes ini menunjukkan tingkatan dari tiga substansi dalam aliran darah ibu, alpha-feto protein (AFP), etriol, dan human chorionic gonadotropin (HCG). Akan tetapi, tes ini bukan untuk mengetahui ada tau tidak adanya suatu penyakit. Jika hasil tes ini positif, berarti memiliki resti melahirkan bayi down syndrome. Untuk mendiagnosis lebih lanjut, perlu melakukan tes invasive seperti amniocentesis (Stoppard, 2007, hal. 21).

Tiga puluh lima adalah sekedar angka perkiraan yang di pilih dokter untuk mencoba mendeteksi sebanyak mungkin janin yang memiliki down sindrome tanpa menghadapkan lebih banyak ibu dan bayi daripada yang perlu terhadap sedikit resiko yang menyertai prosedur diagnosis pralahir ini.

e. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas, umum dialami wanita hamil diusia berapapun. Namun, obesitas akan meningkat setelah usia 35 tahun. Kenaikan berat badan normal pada saat kehamilan berkisar antara 12-16 kg, jika kenaikan yang terjadi lebih dari itu berarti ibu beresiko mengalami kegemukan atau obesitas. Obesitas akan membawa resiko penyakit yang lain seperti preeklamsia, diabetes gestasional, hipertensi, dan lain-lain. Ibu hamil yang obes juga lebih banyak disarankan untuk menjalani persalinan dengan operasi Caesar. Alasannya adalah kegemukan akan membuat ibu sulit bersalin secara alami dan beresiko komplikasi


(27)

jika tetap melahirkan secara alami. Tak hanya itu, bayipun akan ikut terpengaruh oleh berat ibu yang berlebihan.

f. Hipertensi

Hipertensi adalah kondisi tekanan darah melebihi batas normal. Pada kehamilan, hipertensi biasanya muncul pada trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan. Peningkatan hipertensi ini sering terjadi pada kehamilan anak pertama dan ibu hamil di atas 35 tahun.

g. Preeklampsi

Meningkatnya tekanan darah dan kadar protein dalam urin dapat memicu preeklamsia. Kondisi preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia atau keracunan kehamilan yang ditandai dengan kejang pada ibu dan penurunan kesadaran pada saat persalinan, atau kejang selama dua hari atau lebih setelah melahirkan. Kejadian sangat membahayakan, karena dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi (Detiana, 2010, hal. 63).

7. Resiko terhadap ibu:

a. Gangguan fungsi dan kerja organ-organ pada ibu b. Hipertensi esensial

c. Diabetes mellitus akibat kehamilan atau dikenal dengan istilah diabetes gestasional

d. Obesitas (kegemukan) sebelum dan selama kehamilan akan meningkat setelah usia 35 tahun.

e. Perdarahan postpartum atau perdarahan setelah melahirkan, misalnya yang disebabkan oleh letak plasenta yang menutup jalan lahir. Resiko


(28)

plasenta previa meningkat dua kali lipat pada usia 30-39 tahun. Perdarahan ini juga disebabkan oleh karena fungsi saluran reproduksi yang sudah menurun

f. Persalinan preterm

g. Kehamilan diluar rahim atau kehamilan ektopik (Indrawati, 2007. ¶ 7). 8. Cara mengurangi resiko yang ada dalam melahirkan diatas usia tua, yaitu:

a. Konsultasikan kehamilan pada ahlinya

b. Proses persalinan sebaiknya dilakukan dirumah sakit yang memiliki fasilitas yang memenuhi standar

c. Lakukan tes amniosentesis pada awal kehamilan d. Pemeriksaan laboratorium

e. Upaya medis untuk mencegah hipertensi dan cacat bawaan

f. Melakukan latihan, diet serta perawatan pralahir dapat mengurangi resiko kehamilan diusia tua (Indrawati, 2007. ¶ 9).

Distosia di definisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit atau abnormal, yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima factor persalinan:

1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat upaya mengedan ibu (kekuatan).

2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir)

3. Sebab-sebab pada janin, meliputi: kelainan presentasi atau kelainan posisi, bayi besar, dan jumlah bayi (penumpang).


(29)

5. Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, persiapan, budaya dan warisannya serta sistem pendukung (Bobak, 1995, hal. 784).


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi karena desain fenomenologi bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang arti peristiwa dan kaidah-kaidah terhadap orang-orang dalam situasi-situasi tertentu serta menangkap pengertian tentang sesuatu yang sedang diteliti.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primigravida yang pernah melahirkan diatas usia 35 tahun di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Dari hasil survei pendahuluan mulai dari Januari sampai Februari 2010 yang terdapat 20 orang yang melahirkan diatas usia 35 tahun pada ibu primigravida.

2. Sampel

Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 6 orang. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah Purposive Sampling. Teknik ini menetapkan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(31)

a. Ibu primigravida yang pernah melahirkan di atas usia 35 tahun. b. Bersedia untuk diwawancarai.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan wawancara di rumah partisipan, dengan mengambil data dan sampel yang didapatkan pada survei pendahuluan di RSUD Dr.Pirngadi Medan.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada September 2010 sampai dengan Mei 2011, sedangkan waktu pengumpulan data dimulai dari Januari sampai dengan April 2011.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan persetujuan penelitian kepada Ketua Jurusan Program Studi D-IV Bidan Pendidik untuk memperoleh persetujuan penelitian. Setelah memperoleh surat persetujuan penelitian, peneliti terjun langsung ke lapangan, dimana berinteraksi langsung dengan masyarakat. Agar proses penelitian dapat berjalan dengan baik, maka peneliti berpegang teguh dengan etika penelitian yang ditegakkan dengan cara mengajukan surat permohonan persetujuan penelitian yang dibagikan pada setiap partisipan.

Selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta akibat yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Setelah partisipan menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, maka partisipan menandatangani surat persetujuan partisipan (informed consent), tetapi jika partisipan menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.


(32)

Dengan alasan untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, maka pada lembar pengumpulan data (kuesioner data demografi) peneliti hanya menggunakan nomor kode sehingga kerahasiaan identitas dan semua kerahasiaan partisipan dapat terjaga dan seluruh informasi yang diperoleh hanya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan tetap menjaga kerahasiaannya.

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data di lapangan, peneliti bertindak sebagai alat pengumpul data utama, kuesioner data demografi dan menggunakan panduan wawancara. Peneliti bertemu langsung dengan masyarakat yang akan menjadi sampel penelitian, kemudian peneliti menjalankan perannya sebagai alat pengumpul data utama dengan bersikap menjaga hubungan baik dengan setiap partisipan. Peneliti juga menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi pada saat pengumpulan data. Peneliti berusaha mengikhtisarkan informasi yang begitu banyak yang diceritakan partisipan dalam wawancara, sehingga terjadi wawancara yang mendalam.

Peneliti juga menggunakan kuesioner data demografi yang dapat dilihat pada lampiran dua, yang berisi pertanyaan untuk mengetahui identitas secara umum setiap partisipan pada lembar pengumpulan data berupa usia, suku, tingkat pendidikan, agama, dan pekerjaan. Peneliti menggunakan panduan wawancara yang dibuat sendiri oleh peneliti sebanyak lima pertanyaan dan sebelumnya telah diperiksa oleh pembimbing mengenai pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun yang dapat dilihat pada lampiran tiga.


(33)

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Setelah mendapat izin dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan izin dari Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, peneliti mengambil data melalui rekam medik untuk memperoleh data partisipan.

2. Pada penelitian ini, peneliti mengadakan pilot study dan memperlihatkannya kepada pembimbing yang bertujuan untuk mengetahui proses wawancara, panduan wawancara, dan probing dalam wawancara kemudian melanjutkan penelitian.

3. Untuk setiap partisipan yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, peneliti melakukan prolonged engagement yaitu pendekatan kepada partisipan sehingga partisipan dan peneliti saling mengenal dan mempercayai. Untuk itu peneliti melakukan pendekatan sebanyak 2-3 kali (setiap kunjungan lamanya 30 menit) kunjungan ke rumah masing-masing partisipan dan kemudian melakukan wawancara kepada partisipan. Setelah kunjungan awal tersebut, maka setelah tercapai kesepakatan antara peneliti dengan partisipan mengenai waktu wawancara, maka wawancara dilakukan sesuai waktu yang telah disepakati.

4. Setelah peneliti merasa cukup dekat dengan partisipan, peneliti memberikan kuesioner data demografi untuk diisi oleh partisipan dan panduan wawancara yang berisi beberapa pertanyaan untuk terlebih dahulu dipahami oleh partisipan. Partisipan diberi waktu untuk memahami pertanyaan dan mengingat kembali peristiwa yang dialaminya sehingga pada waktu wawancara partisipan dapat mengungkapkan hal-hal yang dialaminya secara jelas.


(34)

5. Dalam melakukan wawancara, peneliti merekam hasil wawancara dengan menggunakan rekaman suara.

6. Setelah selesai wawancara yang pertama, peneliti langsung membuat transkrip hasil wawancara dan menganalisanya tanpa harus menunggu wawancara berikutnya.

7. Peneliti mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

8. Pengumpulan data selesai karena dengan enam sampel, saturasi data telah diperoleh peneliti.

H. Analisis Data

Proses analisis data pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung setelah mengumpulkan data dari masing-masing partisipan. Setelah melakukan wawancara dengan partisipan, peneliti segera melakukan transkripsi hasil rekaman untuk selanjutnya dianalisa. Adapun tahap proses analisa yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode Colaizzi. Peneliti membaca transkrip berulang-ulang kali dengan teliti, kemudian membuat Significan Statement yaitu proses mencari, mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori atau tema, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(35)

I. Tingkat Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti berpegang pada tiga kriteria yang digunakan untuk menjaga derajat keabsahan data yaitu:

1. Credibility

Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian ini adalah peneliti melakukan prolonged engagement yaitu pendekatan kepada calon partisipan sehingga partisipan dan peneliti saling mengenal dan mempercayai. Untuk itu peneliti melakukan pendekatan sebanyak 2-3 kali (setiap kunjungan lamanya 30 menit) kunjungan ke rumah masing-masing partisipan. Hal ini dilakukan agar peneliti dan partisipan semakin akrab, semakin terbuka, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Kemudian peneliti melakukan member check yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

2. Dependability

Prinsip ini dipenuhi dengan peneliti mempertahankan konsistensi tekhnik pengumpulan data, dalam menggunakan konsep dan membuat penafsiran atas fenomena. 3. Confirmability

Hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan, dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Untuk memenuhi kriteria tersebut peneliti telah menginformasikan dan mendiskusikan hasil penelitian kepada pembimbing, karena pembimbing merupakan seorang yang ahli dalam bidang kualitatif fenomenologi.


(36)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, yaitu karakteristik partisipan (data demografi) dan pengalaman melahirkan ibu primigravida di atas usia 35 tahun dengan menjelaskan 7 kategori yaitu segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, segi positif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, upaya yang ibu lakukan saat melahirkan di atas usia 35 tahun, perasaan ibu ketika melahirkan di atas usia 35 tahun, keluhan ibu saat melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun, keadaan bayi setelah lahir, dan yang ibu alami pada saat melahirkan di atas usia 35 tahun.

A. Karakteristik partisipan

Keenam partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah partiispan yang memenuhi Kriteria: primigravida, melahirkan diatas usia 35 tahun, bersedia untuk diwawancarai serta menandatangani perjanjian sebelum in depth interview dimulai. Para partisipan terdiri dari enam orang ibu yang melahirkan. Tiga orang partisipan berusia 37-38 tahun, dua orang partisipan berusia 39 tahun, dan satu orang partisipan berusia 40 tahun. Empat orang partisipan beragama islam dan satu orang beragama khatolik, dan satu orang partisipan beragama protestan. Satu orang berasal dari suku minang, dua orang berasal dari suku jawa, tiga orang berasal dari suku batak. Tiga orang partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga, dua orang partisipan bekerja sebagai wiraswasta, dan satu orang bekerja sebagai PNS. Tiga orang partisipan berpendidikan terakhir SMA, dan tiga orang lainnya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Data demografi tentang ke enam partisipan dapat dilihat pada table 4.1


(37)

Table 4.1 Data Demografi Partisipan

Karakteristik Jumlah

Umur ibu 37-38 tahun 39 tahun 40 tahun 3 2 1 Agama Islam Khatolik Protestan 4 1 1 Suku bangsa Minang Jawa Batak 1 2 3 Pekerjaan IRT Pegawai Swasta PNS 3 2 1 5. Pendidikan Terakhir

SMA

Perguruan Tinggi

3 3


(38)

B. Pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun

Pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan meliputi : segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, segi positif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, upaya yang ibu lakukan saat melahirkan diatas usia 35 tahun, keluhan ibu saat melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun, perasaan ibu ketika melahirkan diatas usia 35 tahun, keadaan bayi setelah lahir, dan yang ibu alami pada saat melahirkan diatas usia 35 tahun.

1. Segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama

Dari hasil wawancara diperoleh empat pendapat tentang segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, yaitu merasa sakit dan lelah, kurang tidur, tekanan darah tinggi, keadaan cacat, susah mengedan, dan sungsang.

a. Merasa sakit dan lelah

Seluruh partisipan menyatakan merasa sakit dan lelah. Merasa sakit dan lelah ini dinyatakan oleh Partisipan berikut ini:

“Segi negatif yang saya rasakan saat melahirkan, saya merasa lelah dan malas melakukan aktivitas”

(Partisipan 1) “Yang saya rasakan saat melahirkan di usia ini, saya merasa sakit, capek apalagi pada waktu saya berdiri lama rasanya badan ini pegal-pegal”


(39)

“Yang saya rasakan saat melahirkan diusia ini, saya merasa sakit-sakit dan saya merasa lelah”

(Partisipan 3) “Yang saya rasakan saat melahirkan seluruh badan saya sakit-sakit”

(Partisipan 4) b. Kurang tidur

Selain merasa sakit dan lelah, kurang tidur juga dialami ibu primigravida yang melahirkan diatas usia 35 tahun. Dari ke enam orang partisipan hanya tiga orang yang menyatakan kurang tidur. Kurang tidur dinyatakan oleh beberapa partisipan berikut ini:

“Malam hari karena anak saya malam harinya nangis jadinya saya kurang tidur dan paginya saya mengantuk”

(Partisipan 1) “Gak bisa tidurlah menahan sakitnya”

(Partisipan 3) “Yah…..namanya saat melahirkan menahan sakitnya minta ampun…..sampai-sampai saya kurang tidur”


(40)

c. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi ini merupakan segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama yang diutarakan oleh partisipan, yakni tiga dari enam partisipan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Kata dokternya….. Tekanan darah saya ketika melahirkan 150/100 jadinya saya dioperasi”

(Partisipan 1) “Saya mau dioperasi karna tekanan darah saya 160/100”

(Partisipan 2) “Ternyata selain sungsang, tekanan darah saya tinggi 150/100…...jadinya saya dirujuk untuk dioperasi”

(Partisipan 6)

d. Keadaan cacat

Pada beberapa kasus melahirkan di atas usia 35 tahun dapat mengalami keadaan cacat. Tiga dari enam partisipan mengatakan bahwa melahirkan di atas usia 35 tahun ini tidak

mengalami keadaan cacat. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Susahnya punya anak walupun saya mempunyai anak, itupun takutnya cacat atau tidak hidup”


(41)

“Saya sangat takut kalau nantinya anak saya lahir dalam keadaan cacat atau tidak selamat”

(Partisipan 4)

“Takutnya anak saya gak lahir dan takutnya pun cacat”

(Partisipan 5) e. Susah mengedan

Susah mengedan saat melahirkan merupakan segi negatif melahirkan di atas usia 35 tahun. Tiga dari enam partisipan susah mengedan saat melahirkan. Hal ini dapat di lihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Ibu udah ngedan tapi gak bisa lama karna ibu capek. Mungkin karna umur ibu uda 37 tahun ya”

(Partisipan 2) “Karena baru pertama sekali saya melahirkan jadinya susah untuk mengedan apalagi saya umurnya sudah 38 tahun”

(Partisipan 3)

“Iya, saya berusaha terus-menerus untuk mengedan agar anak saya keluar”

(Partisipan 5)

f. Sungsang

Tiga dari enam partisipan mengatakan saat melahirkan anaknya dalam keadaan sungsang. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:


(42)

“Ternyata saya melahirkannya lama karna anak saya sungsang”

(Partisipan 4) “Kata dokternya, anak saya dalam keadaan sungsang”

(Partisipan 5) “Anak saya gak lahir-lahir karna anak saya sungsang”

(Partisipan 6)

2. Segi positif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama

Dari hasil wawancara diperoleh ada 5 pendapat tentang segi positif saat melahirkan anak pertama yang dialami partisipan adalah merasa puas sebagai ibu, mendapatkan dukungan, dan langsung bisa meneteki bayi.

a. Merasa puas sebagai ibu

Tiga dari enam partisipan merasa puas sebagai ibu saat melahirkan anak pertama. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Yang saya rasakan saat melahirkan, saya merasa puas sebagai ibu dan merasa lebih siap mempunyai anak dan juga merawatnya”

(Partisipan 1) “Segi positif yang saya rasakan saat melahirkan diatas usia 35 tahun ini merasa puas sebagai ibu dan mampu untuk merawat anak saya yang lebih baik dikarenakan saya sudah kerja”


(43)

“Segi positifnya, saya kan uda kerja jadinya saya uda siap aja untuk mempunyai anak dan merawatnya”

(Partisipan 4)

b. Mendapatkan dukungan

Dua dari enam partisipan mendapat dukungan saat melahirkan anak pertama. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Ada lah, suami saya yang mendukung, apalagi kalo saya sakit terus di elu-elus”

(Partisipan 3) “apalagi suami saya selalu mendukung saya saat melahirkan”

(Partisipan 5

c. Langsung bisa Meneteki bayi

Tiga dari enam partisipan sesudah melahirkan langsung bisa meneteki bayi. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Kalau anak saya tidur kemudian menangis lalu saya menetekinya sebelah kiri tapi miring sambil tidur ditempat tidur”

(Partisipan 1) “ Kalau anak saya tidur kemudian menangis lalu saya menetekinya sebelah kanan tapi miring sambil tidur ditempat tidur”


(44)

“Yah… kadang-kadang pun ibu duduk sambil menetekinya.gak tentulah menetekinya” (Partisipan 3)

3. Upaya yang ibu lakukan saat melahirkan diatas usia 35 tahun

Dari hasil wawancara diperoleh ada 6 pendapat tentang upaya yang ibu lakukan saat melahirkan, seperti: menjaga pola makan, serta mempunyai tenaga dan kekuatan.

a. Menjaga pola makan

Tiga dari enam partisipan mengatakan upaya yang dilakukan saat melahirkan yaitu menjaga pola makan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Upaya yang saya lakukan setelah operasi, saya menjaga pola makan dengan baik, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan minum obat dengan teratur yang telah disarankan dokter”

(Partisipan 1) “Yang saya lakukan saat melahirkan, saya menjaga pola makanan dengan konsumsi makanan yang bergizi dan minum obat dengan teratur yang diberikan dokter”

(Partisipan 2) “Saat melahirkan, saya menjaga pola makanan dengan konsumsi makanan yang bergizi dan minum obat dengan teratur yang diberikan bidan”

(Partisipan 3) b. Mempunyai tenaga dan kekuatan

Saat melahirkan partisipan mengatakan mempunyai tenaga dan kekuatan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:


(45)

“Yang saya lakukan, agar pada saat melahirkan saya tidak kehabisan tenaga dan mempunyai kekuatan untuk bisa mengedan ”

(Partisipan 4)

“Upaya yang saya lakukan, agar pada saat melahirkan saya tidak kehabisan tenaga dan mempunyai kekuatan untuk bisa smengedan”

(Partisipan 5) “Upaya yang saya lakukan, saya menyiapkan pakaian anak saya, dan bersiap-siap untuk bisa mengedan agar saya bisa normal saat melahirkannya”

(Partisipan 6)

4. Keluhan ibu saat melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun

Dari hasil wawancara diperoleh ada 6 pendapat tentang keluhan ibu saat melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun antara lain: melahirkannya dengan operasi, bagian bawah perut sakit, dan menunggu lama. Hal tersebut dinyatakan partisipan berikut ini:

a. Melahirkannya dengan operasi

Sebagian besar melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun dengan operasi. Dua dari enam mengatakan melahirkannya dengan operasi. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Keluhan saya ketika melahirkan diatas usia 39 tahun ini, tenaga saya berkurang apalagi saya melahirkannya dengan operasi”


(46)

“Keluhannya ketika melahirkan diatas usia 35 tahun ini, tenaga saya berkurang untuk mengedan dan tekanan darah saya tinggi, apalagi saya cemas melahirkannya dengan operasi”

(Partisipan 2) b. Bagian bawah perut sakit

Tiga dari enam partisipan mengalami keluhan bagian bawah perut sakit. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Keluhannya, bagian bawah perut saya sakit”

(Partisipan 4) “Keluhannya, bagian bawah perut saya sakit dan saya merasa capek untuk menunggu kelahiran anak saya”

(Partisipan 5) “Keluhannya, bagian bawah perut saya sangat sakit untuk menunggu kelahiran anak

pertama saya”

(Partisipan 6)

c. Menunggu lama

Dua dari enam partisipan mengatakan menunggu lama bidannya saat melahirkan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Pada saat saya melahirkan, saya tu berbaring sambil menunggu bidannya tapi saya menunggunya lama jadinya badan ini sakit-sakit dan pinggang pun sakit”


(47)

“ Saat diklinik saya menunggu bidannya sambil berbaring ditempat tidur tu, kata bidannya saya harus diperiksa dulu ma dokternya”

(Partisipan 6)

5. Perasaan ibu ketika melahirkan diatas usia 35 tahun

Dari hasil wawancara diperoleh ada 6 pendapat tentang perasaan ibu ketika melahirkan diatas usia 35 tahun adalah takut, cemas, khawatir, senang dan pasrah.

a. Takut

Tiga dari enam partisipan merasa takut ketika melahirkan di atas usia 35 tahun. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Ketika melahirkan dirumah sakit, perasaan saya pastinya sangat takut dan kahwatiran karena usia saya sudah di atas usia 35 tahun ini saya tidak tau anak saya seperti apa”

(Partisipan 1) “Ketika melahirkan, perasaan saya pastinya sangat khawatir dan takut karena usia saya sudah di atas usia 35 tahun ini saya tidak tau anak saya seperti apa. Apalagi habis dioperasi kan saya belum lihat anak saya”

(Partisipan 2) “Ketika melahirkan, perasaan saya pastinya sangat khawatir dan takut karena usia saya sudah di atas usia 35 tahun ini saya tidak tau anak saya seperti apa”


(48)

b. Cemas

Tiga dari enam partisipan merasa cemas ketika melahirkan di atas usia 35 tahun. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Perasaan saya pastinya sangat takut, cemas kalau nantinya ada kenapa-kenapa dengan saya dan bayinya”

(Partisipan 4) “Perasaan saya pastinya sangat takut, cemas kalau nantinya ada kenapa-kenapa dengan bayinya”

(Partisipan 5) “Perasaan saya pastinya sangat cemas kalau nantinya ada apa-apa dengan bayinya dan saya”

(Partisipan 6) c. Senang

Tiga dari enam partisipan merasa sangat senang ketika melahirkan di atas usia 35 tahun. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Saya dan keluarga sangat senang karena saya berpikir usia di atas 35 tahun ini, susah punya anak walupun saya mempunyai anak, itupun takutnya cacat atau tidak selamat makanya saya bersyukur bisa melahirkan anak yang sehat”

(Partisipan 4)

“Saya dan keluarga sangat senang karena saya berpikir usia saya ini gak bisa punya anak” (Partisipan 5)


(49)

“Saya dan keluarga sangat senang karena saya berpikir kemungkinan di usia saya ini gak bisa punya anak dan takutnya pun kalau saya melahirkan ada kelainan pada anak saya”

(Partisipan 6) d. Pasrah

Dua dari enam partisipan merasa sudah pasrah ketika melahirkan di atas usia 35 tahun. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Sebetulnya saya sudah pasrah saat melahirkan anak pertama saya”

(Partisipan 4)

“Maksudnya, saya pasrah kalau ALLAH tidak memberikan anak untuk saya tidak apa-apa” (Partisipan 5)

6. Keadaan bayi setelah lahir

Dari hasil wawancara diperoleh ada 4 pendapat tentang keadaan bayi setelah lahir yaitu anak selamat, dan melahirkan anak yang sehat. Yang dinyatakan oleh beberapa partisipan berikut ini: a. Anak selamat

Dua dari enam partisipan mengatakan keadaan bayinya selamat setelah lahir. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Akhirnya anak saya lahir, keluarga saya sangat bersyukur. Walaupun pada saat melahirkannya butuh waktu yang lama, yang penting anak saya selamat”


(50)

“Iya, saya harus mau dioperasi, yang penting anak saya selamat dan sehat-sehat aja” (Partisipan 2) b. Melahirkan anak yang sehat

Tiga dari enam partisipan mengatakan melahirkan bayinya sehat setelah lahir. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Alhamdulillah, anak saya sehat-sehat aja”

(Partisipan 2) “Saya bersyukur, melahirkan anak yang sehat-sehat aja”

(Partisipan 5) “Akhirnya, anak saya sehat-sehat saja”

(Partisipan 6)

7. Yang ibu alami pada saat melahirkan diatas usia 35 tahun

Dari hasil wawancara diperoleh ada 4 pendapat yang ibu alami pada saat melahirkan diatas usia 35 tahun yaitu dirujuk ke rumah sakit, dioperasi, dan pasrah.

a. Dirujuk kerumah sakit

Dua dari enam partisipan dirujuk ke rumah sakit saat melahirkan di atas usia 35 tahun. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“Setelah itu, saya dirujuk kerumah sakit umum agar anak saya cepat lahir”

(Partisipan 5) “Kata bidannya, saya dirujuk kerumah sakit terdekat”


(51)

b. Dioperasi

Dua dari enam partisipan saat melahirkan di atas usia 35 tahun dengan dioperasi. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

“ Iya, uda diberikan obatnya tapi kata dokternya pun tetap dioperasi”

(Partisipan 2) “Iya, saya berusaha terus- menerus untuk mengedan agar anak saya lahir tapi saya gak kuat juga jadinya saya pun dioperasi”

(Partisipan 6)

Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, yaitu merasa sakit dan lelah, kurang tidur, tekanan darah tinggi, cacat atau ada kelainan, mengedan, dan sungsang. Segi positif saat melahirkan anak pertama yang dialami partisipan adalah merasa puas sebagai ibu, mendampingi, menetekinya, melahirkan anak saya, dan perkembangan bayi. Upaya yang ibu lakukan saat melahirkan, seperti: menjaga pola makan, perlengkapan bayi, tenaga dan mempunyai kekuatan, kelahiran anak pertama.

Perasaan ibu ketika melahirkan diatas usia 35 tahun adalah takut, cemas, khawatir, dan senang. Selain perasaan ternyata ada keluhan ibu saat melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun antara lain: melahirkannya dengan operasi, takutnya gak lahir dan cacat. Ibu primigravida melahirkan diatas usia 35 tahun diperoleh pendapat tentang keadaan bayi setelah lahir yaitu anak selamat, dan melahirkan anak yang sehat. Serta ada juga yang ibu alami saat melahirkan di atas usia 35 tahun yaitu dirujuk ke rumah sakit, dan dioperasi.


(52)

C. PEMBAHASAN

Hasil pembahasan ini akan diuraikan tentang pembahasan hasil penelitian dengan literatur yang berhubungan dengan pengalaman melahirkan di atas usia 35 tahun yang meliputi Segi negatif, segi positif, upaya, perasaan, keluhan, keadaan bayi setelah lahir serta sesuatu yang ibu alami pada saat melahirkan di atas usia 35 tahun.

1. Interpretasi dan hasil diskusi

a. Segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama

Dari hasil penelitian diperoleh tiga pendapat tentang segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, yaitu merasa sakit dan lelah, kurang tidur, tekanan darah tinggi, keadaan cacat, susah mengedan, dan sungsang.

Merasa sakit dan lelah, kurang tidur, tekanan darah tinggi, keadaan cacat, susah mengedan, dan sungsang sesuai dengan pernyataan Sulistyawati (2009), Sinsin (2008) dan Widayati (2010) bahwa kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahirannya dan faktor usia tua menyebabkan resiko timbulnya penyakit-penyakit yang menyertai umur jadi semakin meningkat. Adapun komplikasi atau resiko melahirkan diatas usia 35 tahun meliputi kelainan kromosom, keguguran lebih besar, down syndrome, obesitas, hipertensi, preeklampsi.

b. Segi positif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama

Dari hasil penelitian diperoleh segi positifnya yang dirasakan saat melahirkan anak pertama yaitu merasa puas sebagai ibu, mendapatkan dukungan dan menetekinya.

Sulistyawati (2009) mengemukakan bahwa segi positif hamil di usia tua terdiri dari kepuasan peran sebagai ibu, merasa lebih siap, pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik, rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, mampu mengambil keputusan,


(53)

karier baik dan status ekonomi lenih baik, perkembangan intelektual anak lebih tinggi, periode menyusui lebih lama, toleransi pada kelahiran lebih besar.

c. Upaya yang ibu lakukan saat melahirkan diatas usia 35 tahun

Dari hasil penelitian diperoleh pendapat partisipan tentang upaya yang ibu lakukan saat melahirkan, seperti: menjaga pola makan, perlengkapan bayi, mempunyai tenaga dan kekuatan, serta kelahiran anak pertama.

Pernyataan partisipan tentang upaya yang ibu lakukan saat melahirkan sesuai dengan pernyataan Sinsin (2008), Bobak (2005) yang mengemukakan bahwa makanlah makanan yang bervariasi, khususnya yang mengandung asam folat, seperti jus jeruk, kacang-kacangan, kedelai, dan biji-bijian lainnya, sereal, dan sayuran berdaun hijau. Berikut cara orangtua berespon terhadap kelahiran anaknya dipengaruhi berbagai faktor meliputi usia ibu sangat mempengaruhi hasil akhir kehamiln. Ibu dan bayi umumnya dianggap beresiko tinggi jika ibu berusia remaja atau berusia lebih dari 35 tahun. Keletihan dan kebutuhan untuk lebih banyak istirahat tampaknya telah menjadi masalah utama pada orangtua yang sudah berusia ini. Tindakan yang bertujuan membantu ibu memperoleh kembali kekuatan dan tonus otot sangat dianjurkan.

d. Keluhan ibu saat melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun

Dari hasil penelitian, partisipan menyebutkan bahwa keluhan ibu saat melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun antara lain, melahirkannya dengan operasi dan bagian bawah perut sakit.

Widayati (2010), mengemukakan bahwa sebagian besar persalinan pada calon ibu diusia rawan dilakukan lewat operasi Caesar. Masalah-masalah dalam persalinan biasanya terjadi pada perempuan yang pertama kali melahirkan di usia 35 tahun.


(54)

e. Perasaan ibu ketika melahirkan di atas usia 35 tahun

Dari hasil penelitian, partisipan menyebutkan bahwa perasaan ibu ketika melahirkan di atas usia 35 tahun adalah takut, cemas, khawatir dan senang.

Bobak (1995) mengemukakan bahwa respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, persiapan, budaya dan warisannya serta sistem pendukung sedangkan Prawihardjo (2002) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu: (a) kondisi kehamilan (b) budaya dan harapan personal (c) riwayat kesehatan sebelum hamil dan kesiapan fisik untuk persalinan (d) kesiapan psikososial (e) umur ibu (f) status perkawinan (g) pelaksanaan prenatal.

f. Keadaan bayi setelah lahir

Dari hasil penelitian, partisipan mengatakan bahwa keadaan bayi setelah lahir yaitu anak selamat dan melahirkan anak yang sehat.

Notoatmodjo (2005) mengatakan bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Suatu kejadian yang pernah dilakukan atau dihadapi seseorang sebelumnya sedangkan Simkin (2001) menyebutkan bahwa kehamilan adalah suatu keadaan untuk menjadi seorang bayi yang belum lahir menjadi mampu hidup diluar lingkungan tubuh ibunya yang aman, nyaman, dan terlindung.

g. Yang ibu alami saat melahirkan diatas usia 35 tahun

Dari hasil penelitian, partisipan mengatakan saat melahirkan di atas usia 35 tahun yang dialaminya adalah di rujuk kerumah sakit, dan operasi.

Sinsin (2008) mengatakan bahwa kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan meninggal, sebelum persalinan


(55)

berlangsung. Banyak faktor resiko ibu hamil dan salah satu faktor yang penting adalah usia. Kemudian diskusikan dengan dokter sebelum menginginkan kehamilan.

Widayati (2010), mengemukakan bahwa sebagian besar persalinan pada calon ibu di usia rawan dilakukan lewat operasi Caesar. Masalah-masalah dalam persalinan biasanya terjadi pada perempuan yang pertama kali melahirkan di usia 35 tahun.

2. Keterbatasan peneliti

Pada peneliti kualitatif, dimana peneliti adalah instrument kunci. Oleh Karena itu untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti harus memiliki kemampuan untuk melakukan wawancara mendalam. Pada penelitian ini, peneliti sebagai instrumen penelitian, tidak memiliki banyak pengalaman dalam melakukan wawancara, bahkan ini adalah pengalaman pertama bagi peneliti dalam melakukan wawancara sehingga secara tidak langsung mempengaruhi hasil dari penelitian ini karena dengan kemampuan wawancara yang sangat minim maka ada beberapa hal yang seharusnya dapat diketahui lebih banyak dari partisipan tidak tergali oleh peneliti sehingga hasil penelitian ini mungkin belum mencapai seluruh aspek yang diinginkan.


(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari ke enam partisipan mengenai pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun tentang segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, segi positif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama, upaya yang ibu lakukan saat melahirkan di atas usia 35 tahun, keluhan ibu saat melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun, perasaan ibu ketika melahirkan di atas usia 35 tahun, keadaan bayi setelah lahir, dan yang ibu alami pada saat melahirkan di atas usia 35 tahun.

Segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama yaitu merasa sakit dan lelah, kurang tidur, tekanan darah tinggi, cacat atau ada kelainan, mengedan, dan sungsang. Dan segi positif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama yaitu merasa puas sebagai ibu, mendapatkan dukungan, dan langsung bisa meneteki bayi. Untuk upaya yang ibu lakukan saat melahirkan di atas usia 35 tahun dengan cara menjaga pola makan, serta mempunyai tenaga dan kekuatan. Serta keluhan ibu saat melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun yaitu melahirkannya dengan operasi, bagian bawah perut sakit, dan menunggu lama. Sedangkan Perasaan ibu ketika melahirkan di atas usia 35 tahun yaitu dengan perasaan takut, cemas, senang dan pasrah. Keadaan bayi setelah lahir yaitu anak selamat, dan melahirkan anak yang sehat. dan yang ibu alami pada saat melahirkan di atas usia yaitu dirujuk kerumah sakit, dan dioperasi.


(57)

B. SARAN

Saran yang perlu dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tenaga Kesehatan

Diharapkan agar tenaga kesehatan selaku pelayanan kesehatan yang profesional harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan secara berkala, dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang melahirkan di atas usia 35 tahun, serta mampu memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.

2. Ilmu kebidanan

Ilmu kebidanan sebagai aspek penting dalam kontribusi pelayanan kesehatan di masyarakat harus dapat mengembangkan pengetahuan kebutuhan-kebutuhan masyarakat salah satunya dari segi informasi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan tercapainya pemberian pelayanan kebidanan yang berkualitas dan terpercaya dimasyarakat.

3. Peneliti kebidanan

Penelitian ini merupakan penelitian yang mengidentifikasi pengalaman melahirkan ibu primigravida di atas usia 35 tahun yang melalui beberapa partisipan, namun tidak diketahui bagaimana pelaksanaannya secara umum. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian secara kualitatif dengan strategi pendekatan yang lebih efektif dalam memberikan pelayanan yang komprehensif khususnya pada ibu primigravida di atas usia 35 tahun.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. G. (2005). Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Edisi: 21

Chello. (2010,¶ 1). Bagi Kehamilan Diatas 30 Tahun

Darwis, Danim. (2002). Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta: EGC

Detiana, P. (2010). Hamil Aman Dan Nyaman Diatas 30 Tahun. Yogyakarta: Media Pressindos

Dhanjal, M. (2009,¶ 5). Resiko Hamil Setelah Usia 35 Indrawati, D. G. (2007, ¶ 9). Rawankah Hamil Diusia Tua.

Jensen, Lowdermik, Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Kasdu, D. (2003). Operasi Caesar. Jakarta: Puspa Swara

Keppler, Whalley, Simkin. (2001). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Dan Bayi. Jakarta: Arcan.

Kurniati. ( 2009,¶ 1). Perempuan Melahirkan Diatas Usia 30 Tahun.

Manik, M. Sitohang, N. Nur asiah. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Medan, tidak

dipublikasikan.


(59)

Moleong. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mochtar, R. (1998). Synopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Musbikin, I. (2005). Panduan Bagi Ibu Dan Melahirkan. Yogyakarta: Mitra pustaka. Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nolan, M. (2010). Kelas Bersalin. Jogjakarta: Golden Books.

Polit, D. F. (2005). Canadian Essential Of Nursing Research. New York: Lippincot Williams & wilkins.

Prawihardjo, S. (1999). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Saptono. (2010,¶ 5). Dinkes Bekasi Tekan Angka Kematian Ibu Bersalin Melalui P4k.

Sinsin, I. (2008). Masa Kehamilan Dan Persalinan. Jakarta:PT Elex Media Komputindo. Stoppard. ( 2007). Buku Pintar Kehamilan Minggu Perminggu. Jakarta: PT. Mitra Media.

Susilawati, Maemunah, Rukiyah. (2009). Asuhan Kebidanan II (persalinan). Jakata: CV.Trans Info Media.


(60)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama mika syanti priani/ 105102087 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengalaman Melahirkan Ibu Primigravida Di Atas Usia 35 Tahun di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner dan lembar observasi dengan memberikan tanda ceklis dengan sifat jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kerelaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini. Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Februari 2011

Peneliti Responden


(61)

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Petunjuk pengisian

a. Jawablah pertanyaan sesuai dengan petunjuk

b. Untuk soal nomor 1 isilah titik-titik sesuai dengan identitas anda

c. Untuk soal nomor 2 berilah tanda checklist pada kotak yang telah disediakan dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab

d. Setiap pertanyaan hanya dijawab dengan satu jawaban yang sesuai menurut anda

Contoh menjawab: Agama

( √ ) Islam ( )Khatolik ( )Protestan ( )Hindu ( )Budha

1. Usia ibu saat ini : Tahun

2. Suku :

( ) Jawa ( ) Mandailing ( ) Batak ( ) Minang 3. Tingkat pendidikan :

( ) SD ( ) D3 ( ) SMP ( ) S1 ( ) SMA


(62)

4. Agama :

( ) Islam ( ) Hindu ( ) Khatolik ( ) Budha ( ) Protestan

5. Pekerjaan :

( ) PNS ( ) Wiraswasta ( ) Lain-lain


(63)

LAMPIRAN 3 PANDUAN WAWANCARA

1. Apa segi negative yang ibu rasakan saat ibu melahirkan diatas usia 35 tahun?

2. Apa segi positif yang ibu rasakan saat ibu melahirkan diatas usia 35 tahun?

3. Upaya apa yang ibu lakukan saat ibu melahirkan diatas usia 35 tahun?

4. Apa saja keluhan ibu ketika melahirkan diatas usia 35 tahun?


(64)

TEMA PENGALAMAN MELAHIRKAN IBU PRIMIGRAVIDA DI ATAS USIA 35 TAHUN

1. Segi negatif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama: a. Merasa sakit dan lelah(P1L2, P2L2, P3L3, P4L2

b. Kurang tidur (P1L8, P3L11, P5L40)

c. Tekanan darah tinggi (P1L68, P2L77, P6L20) d. Keadaan cacat (P3L79, P4L47, P5L45) e. Susah Mengedan (P2L70, P3L59, P5L33) f. Sungsang (P4L44, P5L54, P6L17)

2. Segi positif yang ibu rasakan saat melahirkan anak pertama: a. Merasa puas sebagai ibu (P1L32, P2L27, P4L14)

b. Mendapatkan dukungan (P3L20, P5L40)

c. Langsung bisa meneteki bayi (P1L36, P2L31, P3L27) 3. Upaya yang ibu lakukan saat melahirkan diatas usia 35 tahun:

a. Menjaga pola makan (P1L53, P2L48, P3L44)

b. Mempunyai tenaga dan kekuatan (P4L27, P5L31, P6L25) 4. Keluhan ibu saat melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun:

a. Melahirkannya dengan operasi (P1L63, P2L6) b. Bagian bawah perut sakit (P4L33, P5L37, P6L49) c. Menunggu lama (P3L9, P6L10)

5. Perasaan ibu ketika melahirkan diatas usia 35 tahun: a. Takut (P1L82, P2L91, P3L75)

b. Cemas (P4L44, P5L49, P6L62) c. Senang (P4L41, P5L54, P6L70) d. Pasrah (P4L46, P5L42)

6. Keadaan bayi setelah lahir:

a. Anak selamat (P1L80, P2L74)

b. Melahirkan anak yang sehat (P2L98, P5L55, P6L68) 7. Yang ibu alami pada saat melahirkan diatas usia 35 tahun:

a. Dirujuk kerumah sakit (P5L36, P6L13) b. Dioperasi (P2L68, P6L13)


(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mika Syanti Priani TTL : Medan, 08 Oktober 1986 Agama : Islam

Nama Ayah : Kasmun Nama Ibu : Mehwati Anak ke : 1

Alamat : Jln. Platina I KIM Medan Deli

Riwayat Pendidikan

1. 1994-1999 : SD Negri 064011 Medan Deli 2. 1999-2002 : SMP Negri 42 Medan Deli

3. 2002-2005 : SMU Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo 4. 2005-2008 : AKBID Bakti Inang Persada Medan 5. 2010-2011 : Program Bidan Pendidik USU


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mika Syanti Priani TTL : Medan, 08 Oktober 1986 Agama : Islam

Nama Ayah : Kasmun Nama Ibu : Mehwati Anak ke : 1

Alamat : Jln. Platina I KIM Medan Deli

Riwayat Pendidikan

1. 1994-1999 : SD Negri 064011 Medan Deli 2. 1999-2002 : SMP Negri 42 Medan Deli

3. 2002-2005 : SMU Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo 4. 2005-2008 : AKBID Bakti Inang Persada Medan 5. 2010-2011 : Program Bidan Pendidik USU