Interpretasi dan diskusi hasil a. Alasan melahirkan tanpa didampingi suami

berpengaruh juga pada proses persalinan. Hadirnya suami di samping istri saat proses persalinan berlangsung sangat membantu istri untuk lebih bisa mengontrol perasaannya yang cemas. Selain itu, dengan hadirnya suami di samping istri selama proses persalinan istri akan merasa aman, serta dapat mengurangi rasa nyeri dan persalinan akan berlangsung lebih cepat Amir, 2010.

1. Interpretasi dan diskusi hasil a. Alasan melahirkan tanpa didampingi suami

1 Suami sibuk Menurut Sholihah 2008, apabila suami sedang dinas ke tempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan pulang untuk menemani istri bersalin tentu istri harus memahami kondisi ini. Walaupun tidak ada suami tetapi masih ada anggota keluarga lain seperti ibu yang dapat menemani. Kesibukan memang banyak menyita waktu sehingga membuat seseorang sulit membagi waktu untuk hal lain bahkan kesibukan ini dapat membuat seseorang lupa akan kewajibannya. Dilema seperti ini sering dialami oleh para suami masa sekarang bahkan ia melupakan kewajibannya untuk menjadi pendamping persalinan Nolan 2004. Padahal persalinan bukanlah hal yang rutin atau bukanlah hal yang setiap hari dijalani tetapi para suami masih banyak yang lebih memilih pekerjaannya daripada mendampingi istri dalam persalinan. Seperti halnya dalam hasil penelitian terdapat empat partisipan yang menjadikan suami sibuk sebagai alasan dan satu diantaranya ibu primipara, suami pergi untuk memenuhi tugasnya sebagai salah satu karyawan perusahaan yang secara tidak disadari ia telah meninggalkan istri pada masa menunggu hari-hari persalinan. Universitas Sumatera Utara 2 Salah prediksi Menurut Susanti 2002, prediksi merupakan suatu perkiraan yang belum pasti kadang prediksi bisa tepat seperti harapan. Namun tidak jarang prediksi mengalami kesalahan, misalnya dalam menentukan hari persalinan kadang persalinan yang telah ditentukan akan terjadi beberapa hari kemudian. Prediksi ini bisa meleset lebih maju atau bahkan bisa terjadi lebih cepat dari hari yang sudah diprediksi. Salah prediksi kerap kali menghampiri dunia persalinan khusunya dalam menentukan hari persalinan. Hal ini yang terkadang sering membuat pasangan suami istri merasa kalang kabut untuk mempersiapkan keperluan ketika menghadapi persalinan nanti. Untuk para suami yang berkegiatan kadang sulit untuk meluangkan waktu dengan terjadinya persalinan di luar prediksi akhirnya berakibat fatal bagi istri hingga memaksa istri menjalani persalinan tanpa hadirnya suami disamping Solihah 2004. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan pada dua partisipan dan satu diantaranya primipara dan satu lagi ibu multipara yang mana akibat dari salah prediksi membuat suami bebas bergerak hingga pergi jauh dari istri dalam waktu menunggu hari persalinan tiba yang akhirnya perubahan hari persalinan menyebabkan istri melahirkan tanpa kehadiran suami di samping. 3 Konflik keluarga Hubungan sosial dan dinamika keluarga merupakan suatu keniscayaan fitrah bagi umat manusia. Hubungan dan dinamika ini tidak terlepas dari suasana harmoni maupun disharmoni yang semuanya itu bertolak dari pengelolaan konflik dan sumber-sumbernya secara baik sehingga apapun yang ada, situasi, gejala dan reaksi yang timbul akan menjadi sebuah potensi kebaikan dan kebahagiaan dan bukan sebaliknya. Seni pergaulan Universitas Sumatera Utara untuk mengatasi berbagai perbedaan, perselisihan, kontradiksi, dan berbagai penyebab terjadinya ketegangan hubungan membutuhkan manajemen konflik. Menurut Hunt 2007, konflik yang ada dalam pergaulan sosial dan kehidupan keluarga bagaikan garam yang menjadikan masakan lezat dalam kadarnya. Dan merupakan garam bagi bahtera rumah tangga yang membantu pelayaran kapal mengarungi samudera menuju cita-cita keluarga yang bahagia. Konflik tidak selalu negatif dan yang membuat konflik berdampak negatif adalah cara menyikapi dan memahaminya. Konflik dalam keluarga yang hampir menjadi perbincangan sehari-hari sebenarnya dapat dihindari paling tidak dapat dikurangi setelah perkawinan. Setiap pasangan menjaga komitmen untuk selalu menjadikan perlakuan baik, sopan santun dan etika pergaulan dengan pasangan hidup menjadi perhatian utama, sebagaimana mencurahkan perhatian kepada kawan baru Vauclain, 2004. Hilangnya etika pergaulan suami-istri dan sopan santun merupakan akar masalah yang mengakibatkan lunturnya benih-benih rasa cinta dan simpati. Sehingga sering terjadinya pertengkaran dengan pasangan yang terkadang membuat salah satu pasangan kehilangan kendali dan mencari ketenangan di luar. Bahkan memilih arah yang salah dan tidak jarang berujung ke dalam penjara yang pada akhirnya memaksa pasangan suami istri masuk ke dalam jurang perceraian. Konflik keluarga ini sesuai dengan yang peneliti temukan pada tiga partisipan dari total Sembilan partisipan dan dua diantara tiga partisipan tersebut ibu primipara. Universitas Sumatera Utara

b. Perasaan ketika melahirkan tanpa didampingi suami

1 Sedih Dalam teori Amir 2010 kebanyakan wanita akan mempunyai perasaan tak mampu dan sedih dalam menunggu dan saat menjalani proses persalinan. Perasaan sedih ini sering muncul disebabkan oleh ketidakstabilan emosi yang dipicu oleh tidak hadirnya suami dalam persalinan. Sebagian besar dari ibu bersalin yang pernah merasakan gangguan ini menggambarkan perasaan yang ibu alami sebagai perasaan sedih, kecewa maupun mudah menangis. Namun, perasaan seperti ini bukanlah sesuatu yang aneh apalagi jika menjalani persalinan tanpa didampingi suami. Sedih merupakan hal yang lumrah terjadi dalam persalinan baik pada ibu primipara maupun ibu multipara karena situasi saat menghadapi persalinan membuat ibu sulit untuk mengontrol emosinya sehingga membuat ibu berpikir negatif. Perasaan sedih ini dapat diredam dengan hadirnya suami di samping dalam proses persalinan. Seperti yang peneliti temukan pada tujuh partisipan dan empat diantaranya ibu primipara dan tiga partisipan lainnya ibu multipara berdasarkan hasil penelitian bahwa kesedihan akan sulit dikontrol bahkan tidak bisa dikontrol apabila tidak adanya peran suami dalam proses persalinan. 2 Cemas Cemas adalah suatu emosi yang dihubungkan dengan persalinan, yang bisa menjadi masalah apabila berlebihan. Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup Suririnah 2009. Dalam sehari-hari ataupun respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal seperti Universitas Sumatera Utara kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Efek positif seperti menurunkan morbiditas mengurangi rasa sakit dan persalinan lebih singkat akan timbul apabila hadir seorang pendamping saat proses persalinan Sumarah, 2009. Saat menjelang proses persalinan merupakan saat-saat ibu merasakan kecemasan yang tinggi karena pada saat itu ibu memikirkan hal-hal yang akan terjadi antara lain perasaan sakit, rasa takut menghadapi persalinan, memikirkan bagaimana penolong, memikirkan kondisi bayi, pada situasi seperti inilah ibu membutuhkan pendamping. Ibu yang mempunyai rasa cemas disebabkan oleh ketakutan melahirkan. Takut akan peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau kelainan bentuk tubuhnya seperti robekan vagina, ataupun resiko seksio sesarea, serta ibu takut akan melukai bayinya. Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat penting mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran. Perasaan cemas juga dapat membuat ibu menjadi sedih hingga meneteskan air mata dan memikirkan hal yang tidak perlu dipikirkan. Kecemasan seperti ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh pada dua partisipan multipara oleh peneliti.

c. Persepsi tentang melahirkan tanpa didampingi suami

1 Putus asa Putus asa sering menjadi pilihan orang ketika apa yang diharapkan tidak kesampaian, bahkan dalam situasi yang kritis putus asa juga kerap kali dijadikan satu pilihan terakhir yang kadang sampai mengalami stres. Putus asa sangat sering dialami oleh ibu bersalin baik primipara maupun multipara, karena dalam situasi seperti ini ibu Universitas Sumatera Utara sedang sangat membutuhkan perhatian dan perlindungan dari orang yang ia sayangi khususnya suami Sholihah, 2008. Menurut Nolan 2004, suami tidak hadir mendampingi istri dalam proses persalinan, merupakan cobaan terberat bagi ibu karena beban berat harus dipikul sendiri, apabila suami dapat hadir dalam proses persalinan ini merupakan cahaya positif bagi ibu. Dengan ini dapat mengurangi beban berat ibu, sehingga ibu akan merasa lebih nyaman, aman dan tenang dan dapat membuat persalinan berjalan lebih mudah. Persepsi putus asa ini sesuai dengan hasil penelitian diutarakan oleh lima paertisipan dan dua partisipan diantaranya ibu multipara dan selebihnya ibu primipara yang mana kehadiran suami dalam proses persalinan menjadi menu wajib, karena dengan hadirnya suami di samping akan banyak membantu ibu dalam menjalani proses persalinan. 2 Kesan menyakitkan Kesan menyakitkan ini akan sering dirasakan ibu ketika harus menjalani proses persalinan tanpa didampingi suami, baik ibu primipara maupun ibu multipara karena dalam momen ini tingkat kebutuhan ibu terhadap suami menjadi lebih tinggi. Seperti yang peneliti temukan empat partisipan berpersepsi kesan menyakitkan akan muncul jika menjalani persalinan tanpa didampingi suami dan dua diantaranya ibu primipara. Perhatian suami menjadi menu wajib agar semangat ibu dalam menjalani persalinan menjadi lebih tinggi, sehingga akan membantu ibu untuk lebih mudah dalam menjalani persalinan Indrawati, 2010. Kehadiran suami dalam proses persalinan merupakan hal yang sangat penting bagi seorang ibu. Dengan hadirnya suami di samping istri akan banyak memberikan dukungan bagi ibu yang sedang mengalami guncangan emosi hebat, dan hal ini akan Universitas Sumatera Utara meningkatkan perasaan cemas ibu yang berujung pada depresi Suririnah, 2009. Seperti dalam hasil penelitian bahwa melahirkan tanpa didampingi suami meninggalkan kesan yang menyakitkan. 3 Kurangnya dukungan suami Kurangnya dukungan suami dalam proses persalinan akan menjadikan persalinan sebagai suatu hal yang buruk, bahkan tidak jarang ibu yang merasa kapok menjalani persalinan tanpa adanya peran suami. Kurangnya dukungan suami dalam persalinan akan banyak memberikan efek negatif terhadap proses persalinan itu sendiri, seperti yang dikemukakan oleh lima partispan dalam wawancara yang tiga diantaranya ibu primipara, karena hal tersebut dapat membuat ibu menjadi lebih drop dan kehilangan semangat. Lain halnya apabila suami memberikan dukungan penuh terhadap istri yang sedang menjalani persalinan, istri akan merasa lebih tenang karena merasa ada tempat untuk berbagi keluh kesah Amir, 2010. Penyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang peneliti temukan yang mana ketidakhadiran suami dalam proses persalinan akan menjadikan persalinan sebagai suatu hal yang buruk, hal ini akan berbalik jika suami hadir mendampingi istri melahirkan.

d. Harapan untuk menghadapi persalinan berikutnya

1 Didampingi suami a Kepedulian suami tinggi Dalam teori Danuatmaja 2004 ditulis bahwa kehadiran seorang pendamping persalinan sangat memberikan arti besar untuk ibu bersalin karena dengan hadirnya pendamping ibu dapat terbantu banyak saat persalinan. Seperti membantu menciptakan suasana nyaman dalam ruang bersalin, membantu mengawasi pintu dan melindungi Universitas Sumatera Utara privasi ibu, melaporkan gejala-gejala atau sakit pada perawat atau dokter, dan membantu ibu mengatasi rasa tidak nyaman fisik. Meskipun banyak yang akan menolong ibu, suamilah yang menjadi pendukung utama baginya. Agar membuatnya tetap nyaman, turuti permintaannya. Lakukan yang ibu inginkan. Mulai dari lari ke kantin untuk membelikan permen, mengambilkan minuman, atau menyampaikan permintaannya kepada bidan. Kepedulian suami adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap istri dalam menjalani kehidupan terutama saat menjalani masa kehamilan dan persalinan. Hal ini dikemukakan oleh tiga partisipan dan dua diantaranya ibu primipara dalam hasil penelitian bahwa perhatian suami sangat penting agar dapat membuat ibu lebih tenang menjalani persalinan dan terkontrol emosinya dalam menanti kelahiran bayi. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Nolan 2004 bahwa kehadiran pendamping dalam proses persalinan memiliki arti yang sangat besar bagi ibu bersalin, karena dengan hadirnya suami disamping akan ada yang memberikan semangat baru. b Suami sebagai pendamping utama Pendamping khususnya suami selalu ada di dekat ibu merupakan hal yang sangat membahagiakan bagi ibu baik primipara maupun multipara. Kehadiran pendamping diharapkan tidak hanya saat proses persalinan saja, tetapi juga sejak masa kehamilan, menjelang persalinan, seperti menyiapkan segala perlengkapan persalinan sebagaimana sebuah iklan layanan masyarakat “ siap antar-jaga “ Indrawati, 2010. Bahkan keikutsertaan suami pasca persalinan dalam menjaga dan merawat bayi juga hal yang diidam-idamkan setiap istri. Universitas Sumatera Utara Pendapat Indrawati 2010 sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan peneliti bahwa kehadiran suami dalam proses persalinan akan memberikan ketenangan bagi ibu yang sedang mengalami tekanan mental. Seperti halnya yang dikemukan oleh dua partisipan yang satu diantaranya ibu primipara, kehadiran suami dalam proses persalinan dapat menumbuhkan tenaga baru sehingga istri dapat menjalani persalinan dengan lebih mudah. c Suami sebagai pelindung Menurut Danuatmaja 2004, pendamping sangat berperan dalam membantu dan mendampingi ibu saat proses persalinan, mengambil keputusan yang berat juga merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh pendamping. Tetapi sebelumnya pendamping mendiskusikan terlebih dahulu dengan ibu, karena selain pendamping ibu juga tahu hal-hal apa saja yang dibutuhkan selama proses persalinan. Menurut Susanti 2002. Persalinan merupakan masa kritis bagi ibu dan bayi dan kerap kali dihampiri berbagai masalah. Hal ini yang membuat ibu sangat membutuhkan suami menjadi pendamping, juga menjadi pelindung bagi istri saat masalah-masalah besar menghampiri seperti halnya dalam mengambil keputusan untuk suatu pilihan. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan peneliti delapan partisipan memiliki harapan ini dan tiga diantara delapan partisipan tersebut adalah ibu primipara bahwa suami dapat menjadi orang yang sangat membantu untuk pengambilan keputusan dalam masa- masa kritis. 2 Pentingnya kehadiran suami ketika melahirkan Dalam buku 50 tahun IBI 2006 dituliskan, pendamping persalinan harus ditentukan jauh-jauh hari sebelum persalinan, dalam kebiasaan kita sebagai orang yang Universitas Sumatera Utara berbudaya timur suami menjadi calon utama untuk menjadi pendamping saat persalinan. Walaupun dahulunya suami masih dianggap janggal untuk menjadi pendamping persalinan, tapi apabila seorang pasien yang menginginkan suaminya menunggu pada saat istrinya melahirkan, sebaiknya bidan memperbolehkan dengan lebih dahulu memberikan wawasan, pengertian dan penjelasan kepada suaminya dan tidak menggangu jalannya persalinan. Sebelumnya suami pasien diberi penjelasan tentang persalinan. Keberadaan suami disamping istri yang sedang menjalani proses persalinan sangatlah penting baik pada ibu primipara maupun ibu multipara, yaitu untuk memberikan dukungan kepada istrinya agar merasa aman, nyaman dan berbesar hati, sehingga persalinan akan berjalan lancar. Kehadiran suami dalam proses persalinan juga akan membantu untuk lebih mendekatkan hubungan keluarga. Hal ini seperti yang dikemukakan kesembilan partisipan yang mana empat diantaranya ibu primipara. Menurut Musbikin 2007, suami merupakan instrumen terpenting untuk menjadi pendamping dalam menjalani proses persalinan. Suami dapat berperan lebih jika dibandingkan dengan pendamping lain, suami juga dapat membuat suasana hati istri lebih nyaman, aman dan tenang. Sehingga membuat suami menjadi sangat penting bagi istri yang akan menjalani proses persalinan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa suami sangat penting dan bahkan dapat menambah tenaga baru dalam menjalani proses persalinan.

2. Keterbatasan Penelitian