Penentuan Kadar Serat Penentuan Kadar Protein Analisa secara FTIR

ekstrak lemak pada suhu 100 – 105 o C. Dinginkan dan menimbang, mengulangi proses pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap. Perhitungan : W - W1 lemak = x 100 W2 Keterangan W = bobot contoh dalam gram W1 = bobot lemak sebelum ekstraksi dalam gram W2 = bobot labu lemak sesudah ekstraksi

3.4.2. Penentuan Kadar Serat

Timbang 2 -3 gram nata de coco, dibebaskan dari lemaknya dengan menambahkan normal heksan dan di ekstraksi dengan mengunakan soxhlet sebanyak 3 kali kemudian nata de coco dikeringkan, setelah kering dimasukkan kedalam Erlenmeyer 500 ml. Ditambahkan 50 ml H 2 SO 4 1,25 kemudian didihkan selama 30 menit dengan menggunakan pendingin tegak tambahkan 50 ml NaOH 3,25 didihkan lagi selama 30 menit dan saring dengan kertas saring yang telah dikeringkan dan di ketahui bobotnya. Cuci endapan dengan H 2 SO 4 1,25 , air panas dan etanol 96 , dikeringkan dan ditimbang sampai bobot tetap . Perhitungan : W - W1 Serat kasar = x 100 W2 Keterangan W = bobot cuplikan dalam gram W1 = bobot abu dalam gram W2 = bobot endapan pada kertas saring dalam gram. Universitas Sumatera Utara

3.4.3 Penentuan Kadar Protein

Timbang 0,5 gram nata de coco masukkan kedalam labu Kjeldahl 100 ml. tambahkan 2 gram campuran selen dan 25 ml H 2 SO 4 pekat, panaskan sampai mendidih hingga warna jernih kehijauan, dinginkan dan encerkan sampai 100 ml dalam labu ukur. Pipet 50 ml larutan dan masukkan kedalam alat penyuling, tambahkan 5 ml NaOH 30 dan suling selama 10 menit dan penampung diisi dengan 10 ml Asam Borat 2 yang sudah dicampur indikator campuran. Titrasi dengan larutan HCl 0,01 N. Perhitungan : V 1 – V2 x NHCl x fp x 14,008 Perhitungan = x 100 W x 1000 Keterangan W = bobot sampel V1 = volume HCl 0,01 N yang digunakan pada penitaran contoh V2 = volume HCl yang dipergunakan penitaran blanko N HCl = Normalitas HCl 14,008 = Faktor konversi untuk protein dari makanan fp = Faktor pengenceran.

3.4.4 Analisa secara FTIR

Lapisan tipis nata de coco yang diperoleh dari hasil fermentasi dikeringkan, kemudian ditempatkan pada tempat sampel dan diletakkan pada alat kearah sinar Infra Merah. Hasilnya akan direkam kedalam kertas berskala berupa aliran kurva bilangan gelombang terhadap intensitas. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembentukan Nata de Coco dengan Penambahan sari buah Alpukat Persea Americana Mill

Air kelapa yang ditambahkan starter Acetobacter Xylinum dan difermentasikan hingga 14 hari terbentuk lapisan nata de coco yang mengambang pada permukaan media. Dalam medium air kelapa setelah penambahan sari buah Alpukat Persea Americana Mill juga akan membentuk lapisan nata de coco yang mengambang pada permukaan media. Masing-masing perlakuan dengan variasi volume sari buah Alpukat Persea Americana Mill dapat membentuk nata de coco mulai terlihat pada hari ke -3 dan setelah 14 hari fermentasi dihentikan karena lapisan nata de coco tidak mengalami pertambahan lagi. A.90 :10 B. 80 : 20 C. 70 : 30 D. 60 : 40 E. 50 :50 F. 40 : 60 G. 30 :70 Gamba 4 Nata de coco yang dihasilkan setelah penambahan sari buah AlpukatPersea Americana Mill dengan variasi volume antara air kelapa dengan sari buah Alpukat Persea Americana Mill A. 90:10, B. 80:20, C. 70:30, D.60:40, E. 50:50, F. 40:60 dan G. 30:70 22 Universitas Sumatera Utara