b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang
sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian
2.3. Persepsi
2.3.1. Pengertian Persepsi
Persepsi berasal dari bahasa latin, persipere: menerima, perception : pengumpulan, penerimaan, pandangan dan pengertian. Jadi persepsi adalah
kesadaran intuitif berdasarkan firasat terhadap kebenaran atau kepercayaan langsung terhadap sesuatu Komaruddin, 2002. Persepsi diartikan sebagi proses
diterimanya rangsang melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati,
baik yang ada di luar maupun di dalam individu Sunaryo, 2004. Menurut Wiliam James dalam Widayatun 1999, persepsi merupakan suatu pengalaman yang
terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indera hasil pengolahan otak atau ingatan. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda meskipun obyeknya sama.
Universitas Sumatera Utara
Persepsi dalam pengertian psikologi menurut Sarwono 2005 adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut
adalah penginderaan penglihatan, pendengaran, perabaan dan sebagainya. Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi.
Menurut Leavit dalam Sobur, 2003 persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas
persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Walgito 1991 yang menyatakan bahwa persepsi itu
merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diindranya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated
dalam diri individu. Sesuai dengan teori persepsi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pembentukan persepsi tersebut sangat dipengaruhi
oleh pengamatan, pengindraan terhadap proses berpikir yang dapat mewujudkan suatu kenyataan yang diinginkan oleh seseorang terhadap suatu obyek yang diamati.
Dengan demikian persepsi merupakan proses transaksi penilaian terhadap suatu obyek, situasi, peristiwa orang lain berdasarkan pengalaman masa lampau, sikap,
harapan dan nilai yang ada pada diri individu.
2.3.2. Faktor Pembentukan Persepsi
Beberapa faktor yang memengaruhi persepsi antara lain : sikap, pendidikan pengetahuan, lingkungan, budaya Rahmat, 2001.
Universitas Sumatera Utara
1. Fungsional
Persepsi individu terhadap suatu objek tidak terjadi begitu saja, tapi ada beberapa faktor yang memengaruhinya, yaitu faktor fungsional yang berasal
dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal lain yang termasuk dalam faktor personal. Jadi persepsi tidak hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli,
tetapi juga karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut dan bermula dari kondisi biologisnya Rahmat,2001.
2. Sikap
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai Rahmat, 2001.
3. Pendidikan Pengetahuan
Pengetahuan dapat membentuk kepercayaan Rahmat,2001. Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang.
4. EkonomiPenghasilan
Masalah ekonomi keluarga bisa mempengaruhi dalam mempersepsi segala sesuatu termasuk dalam melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan.
2.3.3. Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport dalam Mar’at, 1991 proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu.
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti
terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan
Universitas Sumatera Utara
berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada. Walgito 1991 menyatakan bahwa terjadinya
persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut: a.
Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat
indera manusia. b.
Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor alat
indera melalui saraf-saraf sensoris. c.
Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima
reseptor. d.
Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.
2.4 Landasan Teori