Standar Pelayanan Antenatal Care Lokasi Pelayanan Antenatal Care Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan ANC

2.1.4. Standar Pelayanan Antenatal Care

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut Depkes RI, 2009 : 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Pemeriksaan tekanan darah 3. Nilai status gizi ukur lingkar lengan atas 4. Pemeriksaan puncak rahim tinggi fundus uteri 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin DJJ 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid TT bila diperlukan. 7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 8. Test laboratorium rutin dan khusus 9. Tatalaksana kasus 10. Temu wicara konseling, termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi P4K serta KB paska persalinan

2.1.5. Lokasi Pelayanan Antenatal Care

Menurut Dep Kes RI 1997, tempat pemberian pelayanan antenatal care dapat bersifat statis dan aktif meliputi : 1. Puskesmas puskesmas pembantu 2. Pondok bersalin desa Universitas Sumatera Utara 3. Posyandu 4. Rumah Penduduk pada kunjungan rumah 5. Rumah sakit pemerintah swasta 6. Rumah sakit bersalin 7. Tempat praktek swasta bidan dan dokter

2.1.6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan ANC

a. Kebutuhan Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam akitvitas-aktivitasnya dan menjadi dasar alasan berusaha.Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggibanyak pula macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Pemeriksaan kehamilan secara teratur akan dilakukan oleh ibu hamil, bila tindakan itu dirasakan sebagai kebutuhan. Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor kebutuhan ini merupakan dasar dan stimulus paling langsung untuk menggunakan sarana kesehatan dalam menjaga kesehatannya selama kehamilan. Universitas Sumatera Utara b. Harapan Seseorang termotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan, misalnya ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan dengan harapan agar kesehatannya selama kehamilan terjamin, dan apabila ada gejalatanda komplikasi kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin serta apabila ada komplikasi yang terjadi dapat segera diatasiditangani. c. Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh, misalnya ibu memeriksakan kehamilannya tanpa ada pengaruh dari orang lain tetapi karena adanya minat ingin bertemu dengan tenaga kesehatan dokter, bidan, perawat dengan tujuan untuk mengetahui keadaanstatus kesehatan kehamilannya. d. Dukungan Suami dan Keluarga Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam lingkungan keluarga dan budaya yang kompleks atau bermacam-macam.Pada kenyataanya peranan suami dan keluarga sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku atau tindakan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Teori Snehendu B. Kar Notoatmodjo, 2003 menyimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan masyarakat sekitarnya social support. Orang yang tinggal dilingkungan yang Universitas Sumatera Utara menjunjung tinggi aspek kesehatan akan lebih antusias dalam menjaga kesehatannya. Sebaliknya mereka yang tinggal dilingkungan dengan pola hidup tidak sehattidak memperhatikan kesehatan akan cenderung tidak perduli dengan pencegahan penyakit atau pemeriksan kesehatan secara teratur. Hasil penelitian Simanjuntak 2002 menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan suamikeluarga dengan kunjungan K4, dimana diperoleh OR = 2, 89 yang berarti bahwa responden yang memperoleh dukungan baik mempunyai kecenderungan untuk melakukan kunjungan K4 sesuai standar 3 kali lebih besar dibandingkan responden yang kurang mendapat dukungan suamikeluarga. e. Imbalan Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya ibu melakukan pemeriksaan kehamilannya ke tenaga kesehatan karena ibu akan mendapatkan imbalan seperti makanan tambahan, susu, atau vitamin secara gratis. Imbalan yang positif ini akan semakin memotivasi ibu untuk datang ketenaga kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. f. Pengalaman Pengalaman adalah suatu keadaankejadian yang dialami ibu pada kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Ibu yang memiliki pengalaman buruk dalam kehamilan yang lalu akan cenderung untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan Tangkin, Y, 2000. Menurut Akin dalam Adhaniyah mengatakan bahwa Universitas Sumatera Utara pengalaman masa lalu dalam kehamilan, persalinan dan pelayanan kesehatan mempunyai efek sangat besar terhadap pengetahuan, sikap, dan penggunaan pelayanan kesehatan ibu. Serta pengalaman ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan sebelumnya akan berpengaruh tehadap perilaku ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan yang sekarang. Ibu yang mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan pada saat melakukan pemeriksaan pada kehamilan sebelumnya akan cenderung kurang antusias dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, karena takut pengalaman yang lalu akan terulang kembali. g. Sikap Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap attitude yaitu suatu tingkat efek perasaan baik yang positif menguntungkan maupun negatif merugikan. Sikap belum tentu merupakan tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan “priedisposisi” tindakan atau perilaku Notoatmodjo, 2003. Menurut Sarwono 2005 sikap merupakan potensi tingkah laku seseorang terhadap sesuatu keinginan yang dilakukan. Maka dapat dikatakan seorang ibu hamil yang bersikap positif terhadap perawatan kehamilan ANC cenderung akan mempunyai motivasi tinggi untuk melakukan ANC. Hal ini dikarenakan informasi, pengetahuan dan pemahaman ibu hamil yang baik mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan ANC selama kehamilan dapat mencegah bahaya dan risiko yang mungkin terjadi selama hamil. Sikap ibu terhadap pelayanan antenatal care berperan dalam pemeriksaan kehamilan secara teratur. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Simanjuntak menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan antenatal K4 sesuai standar, diperoleh OR = 2,83 yang berarti bahwa responden yang memiliki sikap positif akan memiliki kecenderungan 2,83 kali untuk melakukan kunjungan antenatal K4 sesuai standar dibandingkan yang memiliki sikap negatif. h. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Notoatmodjo, 2005. Menurut Notoatmodjo 2003 tingkat pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 enam tingkatan : tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Tingkat pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pengetahuan tentang kehamilan harus dimiliki ibu hamil untuk dapat menyiapkan fisik atau mental agar sampai akhir kehamilannya sama sehatnya, bilamana ada kelainan fisik atau psikologis bisa ditemukan secara dini dan diobati, serta melahirkan tanpa kesulitan dengan bayi yang sehat. Hasil Penelitian Zainal menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan pemeriksaan kehamilan dengan p value 0,005 dengan OR Universitas Sumatera Utara sebesar 0,119 artinya ibu dengan pengetahuan baik berpeluang 0,119 kali memeriksakan kehamilan lengkap jika dibandingkan dengan ibu dengan pengetahuan kurang. Sementara hasil penelitian Metrys, diperoleh nilai OR sebesar 3,853, artinya ibu yang pengetahuannya baik mempunyai peluang 3,8 kali memeriksakan kehamilannya dibandingkan ibu yang pengetahuannya kurang. i. EkonomiPenghasilan Penghasilan keluarga merupakan faktor pemungkin bagi seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.Penghasilan keluarga juga menentukan stasus sosial ekonomi keluarga tersebut. Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan Notoatmodjo, 2003 Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi, hal ini disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah tersebut Effendy, N, 1998. Menurut WHO Notoatmodjo, 2003 faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga berperan bagi seseorang dalam bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dan pemeriksaan kehamilannya. Hasil penelitian Simanjuntak 2002 menujukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Universitas Sumatera Utara penghasilan dengan kunjungan antenatal K4, dimana OR sebesar 2,42 yang berarti ibu yang berpenghasilan tinggi cenderung melakukan kunjungan antenatal sesuai standar 2,42 kali dibandingkan dengan ibu yang berpenghasilan rendah.

2.1.7. Faktor Risiko dalam Kehamilan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Akses dan Motivasi Terhadap Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Kunjungan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

4 63 143

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME MOJOROTO KEDIRI

0 2 132

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.

0 5 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.

0 3 4

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 18

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 2

PENGETAHUAN RISIKO KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BANJARAN KABUPATEN MAJALENGKA

0 1 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANC) DENGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS GARUNG WONOSOBO TAHUN 2012

0 0 11

HUBUNGAN SIKAP BU HAMIL TENTANG KUNJUNGAN KEHAMILAN DENGAN KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Sikap Ibu Hamil tentang Kunjungan Kehamilan dengan Kelengkapan Kunj

0 0 12