1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan pada industri manufaktur membuat setiap perusahaan manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap
tercapai. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui nilai perusahaan Sartono, 2010:8.
menurut Suharli 2006 nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap
perusahaan. Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur. Menurut Oka 2011, nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu
ekuitas perusahaan ditambah dengan nilai pasar hutang. dengan demikian, penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat
mencerminkan nilai perusahaan. Pada saat ini kondisi perekonomian global menjadikan persaingan
pasar yang semakin tajam yang dilakukan oleh perusahaan besar maupun kecil. Hal tersebut merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi
perusahaan dalam menghadapi persaingan tersebut. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada
dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat lebih
2
unggul. Upaya tersebut merupakan permasalahan tersendiri bagi perusahaan karena menyangkut pemenuhan dana yang diperlukan.
Menurut Indriyo 1997:27 dana merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu berputar.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto 2004:49 dana dikemukakan dengan adanya tiga konsep, yaitu: Konsep kuantitatif; berdasarkan pada kuantitas dari
dana yang tertanam dalam keseluruhan unsur-unsur aktiva lancar dimana dana tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek,
konsep kualitatif; sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya, dan konsep fungsional; berdasarkan fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan sehingga setiap dana yang dikerjakan dalam
perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan laba. Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. yang
pertama laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi
biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut termasuk di dalamnya biaya kesempatan. Sementara itu, laba dalam akuntansi
didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Laba perusahaan merupakan elemen dalam penciptaan nilai
perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa mendatang. Sesuai dengan konsep signaling theory, profitabilitas akan menjadi sinyal dari
3
manajemen yang menggambarkan prospek perusahaan berdasarkan tingkat profitabilitas yang terbentuk, dan secara langsung akan mempengaruhi nilai
perusahaan yang dicerminkan dari tingkat harga saham di pasaran. Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang di
ekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat Winardi dalam Kusumadilaga, 2010. Enterprise Value EV atau juga dikenal juga
sebagai firm value nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan inikator bagi pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan Nurlela dan Islahuddin dalam Kusumadilaga, 2010 menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar
oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari penambahan jumlah ekuitas perusahaan dengan
hutang perusahaan. Nilai perusahaan merupakan sebuah persepsi investor terhadap
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan lazim
diindikasikan dengan price to book value atau nilai buku. Nilai buku yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Hal itu
juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Menurut Husnan 2000, nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
4
Sedangkan menurut Martin, et al 2000 menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan nilai atau harga pasar yang berlaku atas saham umum perusahaan.
Harga pasar yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham Husnan, 2000. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan
tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan
namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan akan tergambar dari harga pasar dari saham yang
merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan financing, dan manajemen aset. Perusahaan yang menunjukkan keberhasilan yang lebih baik
dari perusahaan lain akan mempunyai harga pasar saham yang lebih tinggi dan dapat mengumpulkan lebih banyak modal dengan persyaratan yang lebih
lunak. Apabila modal mengalir kepada perusahaan-perusahaan yang sahamnya terus meningkat, maka sumber-sumber ekonomi telah diarahkan
kepada pemakaian yang efisien. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan
melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham Brigham dan Houston, 2009. Meningkatkan nilai perusahaan merupakan sasaran
jangka panjang, yaitu dengan memperbaiki kinerja perusahaan sehingga harga saham di bursa efek terdorong naik dan pada akhirnya mempengaruhi nilai
5
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin tinggi pula kesejahteraan pemiliknya. Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan
tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi
keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan Fama dan French, 1998. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan
yang tercermin pada harga sahamnya Susanti, 2010:16. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari harga pasar suatu perusahaan yang mana harga
pasar saham yang tinggi berarti saham tersebut akan diminati oleh para investor.
Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance dan pelaksanaan fungsi
manajemen keuangan secara optimal, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak
pada nilai perusahaan. Modigliani dan Miller dalam Ulupui 2007 menyatakan bahwa nilai
perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power maka semakin efisien
perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh suatu perusahaan. Hal ini berdampak pada penilaian perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahendra, et al 2012 mendapati hasil bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan, sedangkan variabel lain seperti
6
likuiditas, dan leverage tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Gusaptono 2010 bahwa profitabilitas
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Anzlina 2011 mendapati keadaan yang bertentangan dengan hasil sebelumnya mengenai likuiditas, bahwa
likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek,
salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas
yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar. Harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja
manajemen perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan ini dapat tercapai apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang
meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan- keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang
dimiliki. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2014”
7
Penelitian ini menggunakan perusahaan consumer goods sebagai sampel penelitian. Alasan penulis menggunakan perusahaan consumer goods
karena perusahaan consumer goods memiliki kedekatan yang cukup erat dengan para konsumen karena produk-produknya hampir selalu digunakan
oleh para konsumen. Persaingan yang cukup ketat antar perusahaan dalam memasarkan produk mereka kepada konsumen juga menjadi karakteristik dari
perusahaan ini. Kedekatan produk-produk consumer goods
kepada konsumen membuat perusahaan-perusahaan consumer goods menjadi salah satu sektor
industri yang sangat menjanjikan bagi investor karena produk mereka banyak dicari dan diminati oleh konsumen sehingga perusahaan consumer goods
banyak yang mengalami peningkatan profitabilitas. Oleh karena itu, penulis memilih consumer goods sebagai sampel pada penelitian ini.
8
B. Perumusan Masalah