I.2. Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
“sejauh manakah pengaruh pemberitaan pada media televisi mengenai konflik pencaplokan lagu daerah Rasa Sayange yang dilakukan oleh Malaysia
terhadap opini mahasiwa Departemen Etnomusikologi, FIB-USU?”
I.3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun pembatasan
masalah yang akan diteliti adalah : 1. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh pemberitaan konflik pencaplokan
lagu daerah Rasa Sayange oleh Malaysia media massa televisi. 2. Penelitian ini difokuskan pada opini mahasiswa mengenai konflik
Indonesia dan Malaysia yang diberitakan oleh media massa televisi. 3. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen
Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya – USU, yang berada pada stambuk 2008-2011.
Universitas Sumatera Utara
I.4. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh pemberitaan pada media
televisi mengenai konflik pencaplokan lagu daerah Rasa Sayange yang dilakukan oleh Malaysia terhadap opini mahasiwa Departemen Etnomusikologi, FIB-USU
I.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan tambahan pemikiran untuk ilmu komunikasi terutama topik bahasan yang berhubungan dengan opini mahasiswa pasca pemberitaan mengenai
konflik antara Indonesia dengan Malaysia di media massa dan sebagai bahan pertimbangan untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menambah pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan yang sedang terjadi saat ini yang di terbitkan oleh media
Massa. Bahwa kita harus menjaga keutuhan bangsa, baik menjaga hubungan antar masyarakatnya, kebudayaan serta wilayah dan aset-aset bangsa sehingga tetap
menjadi negara yang berdaulat dan harus bisa mempertahankan wilayah serta aset negara kita.
3. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memperluas khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP-
USU.
Universitas Sumatera Utara
I.6. Kerangka Teori
Dalam melaksanakan penelitian, teori digunakan sebagai landasan yang digunakan untuk menjelaskan masalah. Setiap penelitian memerlukan kejelasan
titik tolak atau landasan berfikir dan memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-
pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah peneliti akan disoroti Nawawi, 2001:39.
I.6.1. Komunikasi Massa
Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio“. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti
sama. Sama yang dimaksud berarti sama makna dan arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan
komunikator dan diterima oleh komunikan Effendy, 2004:30 Menurut Harold Lasswell Mulyana, 2005:62 cara yang terbaik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who Says Shat In Wich Channel To Whom With What Effect ? Siapa
Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa ?. Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik Lasswell merupakan unsur-unsur proses
komunikasi yang meliputi komunikator, pesan, media, komunikan, efek. Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner Ardianto, 2004:3, yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar”. Sedangkan
defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh pakar komunikasi yakni Gerbner “kommunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
Universitas Sumatera Utara
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri Ardianto, 2004:4
Komunikasi mempunyai efek tertentu menurut Liliweri, 2004:39, secara umum terdapat tiga efek komunikasi massa, yaitu: a efek kognitif, dimana pesan
komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. Efek ini berkaitan
dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. b efek afektif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya
perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya terhadap suatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan
radio atau menonton televisi. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. c efek konatif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang
mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada prilaku nyata yang dapat diminati, yang meliputi pola-pola
tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.
I.6.2. Teori Agenda Setting
Agenda setting menjelaskan begitu besarnya pengaruh media--berkaitan dengan kemampuannya dalam memberitahukan kepada audiens mengenai isu -
isu apa sajakah yang penting. Sedikit kilas balik ke tahun 1922, kolumnis walter lippman mengatakan bahwa media memiliki kemampuan untuk menciptakan
pencitraan - pencitraan ke hadapan publik. McCombs and Shaw melakukan analisis dan investigasi terhadap jalannya
kampanye pemilihan presiden pada tahun 1968, 1972, dan 1976. Pada penelitiannya yang pertama 1968, mereka menemukan dua hal penting, yakni
kesadaran dan informasi. Dalam menganalisa fungsi agenda setting media ini mereka berkesimpulan bahwa media massa memiliki pengaruh yang cukup
signifikan terhadap apa yang pemilih bicarakan mengenai kampanye politik tersebut, dan memberikan pengaruh besar terhadap isu - isu apa yang penting
untuk dibicarakan.
Universitas Sumatera Utara
Agenda setting merupakan penciptaan kesadaran publik dan pemilihan isu - isu mana yang dianggap penting melalui sebuah tayangan berita. Dua asumsi
mendasar dari teori ini adalah http:sulastomo.blogspot.com201012teori- agenda-setting.html:
1. Pers dan media tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya, melainkan
mereka membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut. 2.
Media menyediakan beberapa isu dan memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut yang selanjutnya memberikan kesempatan kepada publik untuk
menentukan isu mana yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya.
I.6.3 Media Massa Dan Televisi
Media massa atau dalam hal ini disebut pula media jurnalistik merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Sebab komunikasi massa
sendiri secara sederhana, berarti kegiatan komunikasi yang menggunakan media communicating with media.
Menurut Bittner, komunikasi massa dipahami sebagai “message communicated through a mass medium to large number of people”, suatu
komunikasi yang dilakukan melalui media kepada sejumlah orang yang tersebar di tempat-tempat yang tidak ditentukan. Jadi media massa menurutnya adalah,
suatu alat transmisi informasi, seperti surat kabar, majalah, buku, film, radio, dan televisi, atau suatu kombinasi bentuk dari bentuk-bentuk media itu Muhtadi,
1999:73
Universitas Sumatera Utara
Everett M, Rogers mengatakan ada dua jenis media massa yaitu, media massa modern dan media massa tradisional. Media massa modern adalah media
massa yang menggunakan teknologi modern yang selalu berkembang menuju kesempurnaan, yaitu: surat kabar, majalah, buku, film, radio, televisi. Sedangkan
media massa tradisional diantaranya adalah teater rakyat, juru dongeng keliling, dan juru pantun Effendi, 1990: 20.
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom
hitam-putih maupun berwarna. Kata televisi merupakan gabungan dari kata tele jauh dari bahasa Yunani dan visio penglihatan dari bahasa Latin,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visualpenglihatan.” http:id.wikipedia.orgwikitelevisi
Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow,
sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Morrisan, 2008: 6
Menurut Scornis dalam bukunya Television and Society ; An Incuest and Agenda 1985, dibandingkan dengan media massa lainnya radio, surat kabar,
majalah, buku, dan sebagainya, televisi tampaknya mempunyai sifat yang istimewa, ia merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat
informatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur di atas. Wawan, 1996: V
Universitas Sumatera Utara
Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-
17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 pukul 14.30
WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Glora Bung Karno. Milla Day, 2004: 16
Pada dasarnya televisi mempunyai sifat sebagai berikut, dapat didengar dan dilihat bila ada siaran, dapat dilihat dan didengar kembali bila diputar
kembali, daya rangsang sangat tinggi, elektris, harga relatif mahal, daya jangkau besar. Morrisan, 2008: 11
Adapun dampak yang ditimbulkan dari media televisi adalah sebagai berikut: Wawan, 1996: 100
1. Dampak kognitif, yaitu kemampuan seorang individu atau pemirsa menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang
melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Contoh, acara kuis di televisi. 2. Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang
ditayangkan televisi. Contoh, model pakaian, model rambut, dari bintang televisi yang kemudian digandrungi atau ditiru secara fisik.
3. Dampak prilaku, yakni proses tertananmya nilai-nilai sosial budaya yang
telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari. Contoh, tayangan Rahasia Ilahi yang mengimplementasikan
kehidupan religi bagi masyarakat.
Dari teori ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, media massa secara pasti dapat mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk opini
publik untuk membawanya kepada perubahan.
Universitas Sumatera Utara
I.6.4. Opini Publik
Opini menurut Cutlip and Centre adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial yang menimbulkan pendapat
berbeda-beda Sastropoetro, 1990:41 Dan William Albing berpendapat bahwa opini itu dinyatakan kepada suatu
hal yang kontroversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai masalah tersebut. Opini timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap
suatu persoalan atau isu. Opini berupa reaksi pertama dimana orang mempunyai perasaan ragu-ragu dengan suatu yang lain dari kebiasaan, ketidak cocokan dan
adanya perubahan penilaian. Dalam effective public relations, opini publik adalah sebuah ekspresi
energi sosial yang mengintegrasikan aktor individual ke dalam pengelompokan sosial dengan cara mempengaruhi politik. Gagasan umum tentang opini publik
menyatakan bahwa opini publik adalah sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama.
Untuk memahami opini seseorang dan publik tersebut, menurut R.P. Abelson bukanlah perkara yang mudah karena berkitan dengan unsur-unsur
pembentuknya Cutlip,2006:262, yaitu : 1. Kepercayaan mengenai sesuatu belief
2. Apa yang sebenarnya dirasakan untuk menjadi sikapnya attitude 3. Persepsi perception, yaitu sebuah proses memberikan makna yang
berakar dari beberapa faktor, yakni : a. Latar belakang budaya, kebiasaan dan adat istiadat yang dianut
seseorangmasyarakat. b. Pengalaman masa lalukelompok tertentu menjadi landasan atau
pendapat atau pandangan. c. Nilai-nilai yang dianut moral, etika, dan keagamaan yang dianut
atau nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. d. Berita-berita dan pendapat-pendapat yang berkembang yang
kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Bisa diartikan berita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai
pembentuk opini masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
I.6.5. Berita
Menurut Hepwood memberikan pengertian berita sebagai laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum. Pereno,
2002:6 Secara umum berita adalah laporan kejadian yang baru saja terjadi dari kejadian yang penting dan disampaikan secara benar dan tidak memihak sehingga
dapat menarik perhatian para pembaca berita. Dalam berita juga terdapat jenis-jenis berita yaitu:
1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini,
jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam : a. Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi
aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca.
b. Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.
2. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
3. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnyareporter.
5. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal,
peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya Romli, 2003:3 .
Universitas Sumatera Utara
Unsur-Unsur Berita
Dalam Berita Harus terdapat unsur-unsur berita yaitu : 1 What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
2 Who - siapa yang terlibat di dalamnya? 3 Where - di mana terjadinya peristiwa itu?
4 When - kapan terjadinya? 5 Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
6 How - bagaimana terjadinya? 7 What next - terus bagaimana?
I.7. Kerangka Konsep dan Operasional Variabel