Opini Publik 1. Sejarah dan Defenisi Opini Publik

II.4. Opini Publik II.4.1. Sejarah dan Defenisi Opini Publik Istilah Opini Publik diserap secarah utuh dari bahasa inggris – public opinion, yang kemudian disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Istilah Opini Publik itu digunakan antara lain oleh Omi Abudrrahman 1986 , Kartadi Suhandang 1973 dan M.O. Tambunan 1994 . Namun, pakar yang lain seperti Astrid Susanto 1975 dan Anwar Arifin 1998 lebih suka menggunakan istilah pendapat umum sebagai terjemahan dari istilah public opinion Sunarjo, 2005:22 Opini Publik sebagai sebuah fenomena dalam kehidupan sosial dan politik mulai banyak dikenal dan dipakai pada akhir abad ke-18 di Eropa dan Amerika Serikat. Pemakaian istilah itu terutama berkaitan dengan politik dan komunikasi politik tatkala Alquin menyerukan, “ vox populi, vox dei “ suara rakyat adalah suara Tuhan . Tedori opini publik mengusulkan bahwa jika media berita berdampak pada preferensi kebijakan publik, isi media perlu menyediakan bias arah yang konsisten. Bias arah yang konsisten dari berita satu-sisi arus informasi mungkin memerlukan penekanan yang konsisten di kedua positif atau aspek-aspek negatif dari suatu peristiwa atau isu. Namun, jika seseorang terkena kedua sisi masalah, individu ini tidak mungkin akan terpengaruh oleh pesan-pesan karena mereka membatalkan satu sama lainnya. Efek ini dijuluki sebagai dua sisi arus informasi. Hal ini diungkapkan pada jurnal penelitian ClaesH De Vreese, 2006:Vol 44. No 2. pp. 419–36. Universitas Sumatera Utara Adapun beberapa faktor defenisi Pendapat umum yakni sebagai berikut Arifin, 2010:119 1. Adanya Isu Presence of an issue . Pertama-tama harus terdapat konsensus yang sesungguhnya bahwa pendapat umum berkumpul di sekitar suatu isu issue . Dalam ungkapan sehari-hari, pendapat umum sering muncul sebagai istilah yang sangat umum, yang melukiskan sesuatu seperti sikap bersama collective attitude atau suasana hati masyarakat public mood . Carlyle berpendapat bahwa “ pendapat umum adalah kebohongan yang paling besar di dunia “. Untuk tujuan kita, isu dapat didefenisikan sebagai suatu situasi kontemporer dimana mungkin terdapat ketidak pastian. 2. Hakikat Masyarakat The Nature of Publics . Yakni harus ada kelompok orang yang dapat dikenal yang berkepentingan dengan persoalan tersebut. Ini adalah masyarakat. Gagasan mengenai suatu masyarakat yang digunakan disini dipopulerkan oleh Jhon Dewey, terutama dalam bukunya The Public and its Problems Masyarakat dan Masalahnya . 3. Kompleks Preferensi pada Masyarakat. Yakni mengacu pada totalitas pendapat para masyarakat tentang suatu isu. Hal tersebut mencakup gagasan pendistribusian pendapat menurut arah dan intervensinya setuju atau menolak arah tindakan yang disarankan berkaitan dengan isu tersebut. Masyarakat yang menaruh perhatian pada isu dengan sendirinya akan terbagi ke dalam dua atau lebih sudut pandang yang berbeda. 4. Ekspresi Pendapat Expression of Opinion . Kata-kata yang diucapkan atau dicetak merupakan bentuk yang paling biasa dari ekspresi pendapat, tetapi sewaktu-waktu gerak-gerik - kepalan tangan, lambaian tangan, bahkan tarikan nafas orang banyak, sudah cukup untuk menunjukan ekspresi orang tersebut. 5. Jumlah Orang yang Terlibat Number of Persons Involved . Adanya besaran masyarakat yang menaruh perhatian terhadap isu. Adapun yang menjadi karakteristik opini publik menurut Hendley Cantril Gauging Public Opinion dalam Arifin 1998 : 119-120 dari lembaga penelitian Opini Publik dari Universitas Princeton mengumpulkan prinsip yang merupakan karakteristik opini publik adalah sebagai berikut : 1. Opini publik sangat peka govoeling terhadap peristiwa-peristiwa penting. 2. Peristiwa-peristiwa yang bersifat luar biasa dapat menggeser opini publik seketika dari suatu ekstremis yang satu ke yang lainnya. Opini publik itu baru akan mencapai stabilitasnya apabila kejadiannya dari peristiwa itu memperlihatkan garis-garis besar yang jelas. Universitas Sumatera Utara 3. Opini pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh peristiwa- peristiwanya dari pada oleh kata-kata, kecuali kata-kata itu sendiri merupakan suatu peristiwa. 4. Pernyataan liasan dan garis-garis tindakan merupakan hal yang teramat penting dikala opini belum terbentuk dan dikala orang-orang berada dalam keadaan suggestible dan mencari keterangan dari sumber- sumber terpercaya. 5. Pada umumnya opini publik tidak mendahului keadaan-keadaan darurat, ia hanya mereaksi keadaan itu. 6. Secara psikologis, opini pada dasarnya ditentukan oleh kepentingan pribadi. 7. Opini atau pendapat tidaklah bertahan lama, kecuali jika orang-orang merasa bahwa kepentingan pribadinya benar-benar tersangkut dan jika pendapat yang dibangkitkan oleh kata-kata diperkuatkan oleh peristiwa-peristiwa. 8. Apabila kepentingan pribadi telah tersangkut, opini tidaklah mudah diubah. 9. Jika suatu pendapat didukung oleh suatu mayoritas yang tidak terlalu kuat dan jika pendapat tidak mempunyai bentuk kuat pula, maka fakta yang nyata ada kecenderungan mengalihkan pendapat dari arah penderitaan. 10. Pada saat kritis, rakyat menjadi lebih peka govoeling terhadap kemampuan pemimpinnya dan apabila mereka mempunyai kepercayaan terhadapnya, maka mereka akan rela untuk lebih banyak memberikan tanggung jawab dari pada biasanya, akan tetapi apabila kepercayaan mereka itu kurang, maka toleransi merekapun berkurang dari biasanya Arifin 1998 : 119-120.

II.4.2. Proses Pembentukan Opini Publik

Gorge Carslake Thompson dalam “The Nature Of Public Opinion” Sastropoetro, 1990:106 mengemukakan bahwa dalam suatu publik yang menghadapi issue dapat timbul berbagai kondisi yang berbeda-beda, yaitu : 1. Mereka dapat setuju terhadap fakta yang ada atau merekapun boleh tidak setuju. 2. Mereka dapat berbeda dalam pemikiran atau estimation, tetapi juga boleh tidak berbeda pandangan. 3. Perbedaan yang lain ialah bahwa mungkin mereka mempunyai sumber data yang berbeda-beda. Hal-hal yang diutarakan itu merupakan sebab timbulnya kontroversi terhadap isu-isu tertentu. Selanjutnya dikemukakannya bahwa orang-orang yang Universitas Sumatera Utara mempunyai opini yang tegas, mendasarkan kepada rational grounds atau alasan yang rasional yang berarti “dasar-dasar yang masuk akal dan dapat dimengerti oleh orang lain”. Kemudian dalam hubungannya dengan penilaian terhadap suatu opini publik, perlu diperhitungkan empat pokok, yaitu: 1. Difusi, apakah pendapat yang ditimbulkan merupakan suara terbanyak, akibat adanya kepentingan golongan. 2. Persistence,kepastian atau ketetapan tentang masa berlangsungnya isu karena disamping itu, pendapatpun perlu diperhitungkan. 3. Intensitas, ketajaman terhadap isu 4. Reasonableness, atau suatu pertimbangan yang tepat dan beralasan. Menurut R.P. Abelson 1998 unsur-unsur pembentukan opini adalah sebagai berikut: 1. Kepercayaan mengenai sesuatu belief 2. Apa yang sebenarnya dirasakan untuk menjadi sikapnya attitude 3. Persepsi perception, yaitu sebuah proses memberikan makna yang berakar dari beberapa faktor, yakni : a. Latar belakang budaya, kebiasaan dan adat istiadat yang dianut seseorangmasyarakat. b. Pengalaman masa lalukelompok tertentu menjadi landasan atau pendapat atau pandangan. c. Nilai-nilai yang dianut moral, etika, dan keagamaan yang dianut atau nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. d. Berita-berita dan pendapat-pendapat yang berkembang yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Bisa diartikan berita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini masyarakat Cutlip, 2006:262. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian maka proses pembentukan opini publik tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut Ruslan, 1999:56 Gambar 2 Proses Pembentukan Opini Publik Pada bagan “proses pembentukan opini publik” menggambarkan mulai dari persepsi seorang sehingga terbentuknya suatu opini publik, yaitu berakar dari latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang akan melahirkan suatu interpretasi atau pendirian seseorang, dan pada akhirnya akan terbentuk suatu opini publik, apakan nantinya mendukung, atau menentang atau berlawanan. Pendirian merupakan apa yang dirasakan seseorang dan timbul attitude sebagai sikap yang dapat tersembunyi dalam diri seseorang, dan dapat dalam bentuk simbol, bahasa tubuh, verbal, mimik muka, serta makna daru suatu warna yang dipakainya. Opini seseorang itu kemudian secara akumulatif dapat berkembang menjadi suatu konsensus kesepakatan, dan ter-kristalisasi jika masyarakat dalam Faktor Penentu - Latar belakang budaya - Pengalaman masa lalu - Nilai-nilai yang dianut - Berita yang bercabang Proses pembentukan Persepsi Opini Konsensus Opini Publik Sikap Cognitive Behavior Affect Universitas Sumatera Utara kelompok tertentu mempunyai kesamaan visi, ide, nilai-nilai yang dianut, latar belakang dan hingga tujuan yang hendak dicapai dikemudian hari akan terbentuk menjadi opini publik.

II.4.3. Kekuatan Opini Publik

Telah dikemukan bahwa opini publik atau pendapat umum sebagai satu kesatuan pernyataan suatu hal yang besifat kontroversial, merupakan suatu penilaian sosial atau social judgement. Oleh karena itu, maka pada pendapat publik melekat beberapa kekuatan yang sangat diperhatikan Eddy Yehuda, Drs.,M.S.-http:humasbdg.wordpress.com20080412kekuatan-opini-publik : 1. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial menimpa seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk rasa malu, rasa dikucilkan, rasa dijauhi, rasa rendah diri, rasa tak berarti lagi di tengah masyarakat, menimbulkan frustasi sehingga putus asa, dan bahkan ada yang karena itu lalu bunuh diri atau mengundurkan diri dari jabatannya. 2. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan santun dan asusila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua, maupun antara yang muda dengan sesamanya. 3. Opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga dan bahkan bisa juga menghancurkan suatu lembaga. 4. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu kebudayaan. 5. Opini publik dapat pula melestarikan norma sosial. Universitas Sumatera Utara

II.5. Berita

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Konflik Indonesia-Malaysia Dan Opini Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Media Televisi Mengenai Konflik Pencaplokan Lagu Daerah Rasa Sayange yang Dilakukan Oleh Malaysia Terhadap Opini Mahasiswa Departemen Etnomusikologi FIB –

0 68 126

Opini Mahasiswa Dan Tayangan Pemberitaan Kinerja KPK (Studi Deskriptif Tentang Opini Mahasiswa Fakultas Hukum USU Terhadap Tayangan Pemberitaan Kinerja KPK Terkait Kasus Korupsi Nazaruddin di TV One)

4 46 95

Fatwa Mui Dan Opini Publik (Studi deskriptif Opini Mahasiswa Anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU Terhadap Pemberitaan Fatwa Haram Bunga Bank oleh MUI Di Internet )

1 62 129

Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji di Metro TV Dan Sikap Mahasiswa FISIP USU )

0 56 186

Opini Mahasiswa FISIP USU terhadap Pernyataan Tokoh Agama” (Studi Deskriptif Opini Mahasiswa FISIP USU terhadap Pemberitaan Pernyataan Tokoh Agama tentang Kebohongan Pemerintahan SBY di Harian Kompas)

1 66 107

Pemberitaan Pansus Century Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Pansus Century di Kompas Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 32 108

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 181

Pemberitaan Aksi Mahasiswa di Media Massa dan Pembentukan Opini Publik (Studi Deskriptif tentang Pemberitaan Aksi Mahasiswa di Metro TV terhadap Pembentukan Opini Mahasiswa FISIP USU)

2 35 105

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

Pengaruh Konflik Audit Dan Independensi Auditor Terhadap Opini Audit

1 3 70