Spesifikasi senjata senapan serbu SS 1 R5

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Prajurit Berdasarkan Lama Dinas di Yonif 100 Raider Lama Dinas Tahun N 1 - 5 13 26 6 - 10 33 66 11 - 15 1 2 15 3 6 Total 50 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa distribusi prajurit berdasarkan lama dinas di Yonif 100 Raider yang terbanyak adalah 6 – 10 tahun sebanyak 33 orang 66 dan yang terendah adalah 11 – 15 tahun hanya 1 orang 2 .

4.2. Gambaran Jenis Senjata Yang Digunakan

Senjata yang digunakan pada penelitian ini adalah senjata standar organik prajurit Yonif 100 Raider, yakni senjata pistol FN US 45 dan senapan serbu SS 1 R5.

4.2.1. Spesifikasi senjata senapan serbu SS 1 R5

Gambar 4.2. Senjata senapan serbu SS 1 R5 1. Negara Asal : Indonesia 2. Nama Pabrik : PT. Pindad Persero 3. Tahun Pembuatan : 2003 4. Kaliber : 5,56 mm X 45 mm 5. Berat Senjata a. Magazen Kosong : 3,59 Kg b. Magazen Penuh : 3,95 Kg 6. Panjang Senjata a. Popor Lipat : 546 mm b. Popor Terentang : 771 mm 7. Jumlah Alur Arah Putaran : 6 BuahKe Kanan 8. KisarTwis Alur : 177,8 mm 7 ” Universitas Sumatera Utara 9. Panjang Laras : 252 mm 10. Alat Bidik : Mechanical Sight a. Angka 100 : 0 – 150 M b. Angka 200 : 150 – 250 M 11. Kecepatan Tembak a. Tunggal : 60 PelMnt b. Outomatic : 120 – 200 PelMnt 12. Kecepatan Awal VO : 751 Mdtk 13. Jarak Tembak Efektif : 375 M 14. Sistem Kerja : Gas Operated 15. Sistem Penguncian : Putar 16. Isi Magazen : 30 Btr Tabel 4.3. Rata-rata Intensitas Bunyi Senjata Jenis Senjata Rata-rata bunyi dB Senapan serbu SS 1 R5 107,66 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa intensitas rata-rata bunyi senjata senapan serbu SS 1 R5 adalah 107,66 dB. Grafik 4.1. Rata–rata intensitas bunyi senjata 4.3. Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Diri APD Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Diri APD Jenis APD N Ear Muff 2 4 Ear plug 12 24 Tidak pakai APD 36 72 Total 50 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jenis APD yang biasa digunakan adalah ear plug 12 24 dan ear muff hanya 2 4 sedangkan selebihnya tidak memakai APD sebanyak 36 72 . Grafik 4.2. Distribusi frekuensi pemakaian alat pelindung diri APD 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Gangguan Pendengaran Tabel 4.5. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis gangguan pendengaran Jenis Gangguan Pendengaran Telinga Kanan Telinga Kiri N N Tuli Konduktif Tuli Sensorineural 11 22 6 12 Tuli Campuran Normal 39 78 44 88 Total 50 100 50 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jenis gangguan pendengaran responden, pada telinga kanan tuli sensorineural 11 22 selebihnya normal 78. Tidak ditemukan tuli konduktif ataupun tuli campuran. Pada telinga kiri, tuli sensorineural 6 orang 12 dan normal 44 88 . Tidak ditemukan tuli konduktif ataupun tuli campuran. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Suasana Pemeriksaan THT Rutin dan Audiometri 4.5. Distribusi Frekuensi Derajat Ketulian Berdasarkan Kelompok umur Tabel 4.6. Distribusi frekuensi derajat ketulian berdasarkan kelompok umur Derajat Ketulian Umur Total ,30 tahun ≥30 tahun n n N Normal 12 30.77 27 69,23 39 100,00 SNHL Ringan 1 10,00 9 90,00 10 100,00 SNHL Sedang 1 100,00 0,00 1 100,00 Total 14 28 50 100,00 Derajat kebebasan df = 2; p=0,115 Keterangan : SNHL : Sensori Neural Hearing Loss Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.6. dapat dilihat bahwa pada kelompok umur 30 tahun dijumpai 12 orang 30.77 normal, 1 orang 10 menderita derajat ketulian ringan dan 1 orang 100 menderita derajat ketulian sedang. Pada kelompok umur 30 tahun yang normal 27 orang 69,23, menderita derajat ketulian ringan 9 orang 90 dan tidak dijumpai adanya derajat ketulian sedang. Hasil statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p=0.115. Hal ini berarti secara statistik tidak ada hubungan antara derajat ketulian dengan kelompok umur peserta penelitian. Tetapi secara klinis, kami temukan prajurit yang mengalami gangguan pendengaran. 4.6. Distribusi Frekuensi Lama Berdinas Dengan Derajat Ketulian Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Lama Berdinas dengan Derajat Ketulian Lama Berdinas tahun Derajat Ketulian Total Normal Ringan Sedang n n n N 1 - 5 12 92.30 0,00 1 7,70 13 100,00 6 - 10 25 75,75 8 24,25 0,00 33 100,00 11 - 15 1 100,00 0,00 0,00 1 100,00 15 1 33,33 2 66,67 0,00 3 100,00 Total 39 10 1 50 100,00 Dari tabel distribusi frekuensi lama berdinas dengan derajat ketulian, dijumpai lama berdinas 1 – 5 tahun, 12 orang 92.30 normal dan 1 orang 7,70 derajat ketulian sedang. Lama berdinas 6 – 10 tahun, 25 orang 75,75 normal dan 8 orang 24,25 Universitas Sumatera Utara derajat ketulian ringan. Lama berdinas 11 – 15 tahun, 1 orang 100 normal. Lama berdinas diatas 15 tahun, 1 orang 33,33 normal dan 2 orang 66,67 derajat ketulian ringan. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN Pada penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang prajurit batalyon infanteri 100 Raider Kodam I Bukit Barisan didapatkan data yang akan dijabarkan dibawah ini.

5.1. Gambaran Responden Penelitian