Variabel Penelitian Defenisi Operasional

2. Tidak menderita penyakit sistemik : DM, Malaria, dan penyakit lain yang dapat mempengaruhi fungsi pendengaran 3. Pada pemeriksaan THT rutin tidak dijumpai kelainan yang mempengaruhi fungsi pendengaran • Kriteria eksklusi: 1. Sedang mengkonsumsi obat-obatan yang bersifat ototoksik. 3.3.3. Besar Sampel Penentuan besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan penelitian sebelumnya Spirov A, 1982. Dengan rumus: Zα 2 p 1-p 1.96 2 n = --------------- = ------------------------------------ = 50.09 ≈50 0.8425 1 – 0.8425 d 2 0.1 2 dimana: n = Jumlah subjek penelitian Z = Kepercayaan 95, nilainya 1.96 P = Proporsiprevalensi 84,25 d = Ketetapan pengukuran 0.1

3.4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari variabel dependen yaitu gangguan pendengaran dan variable independen yaitu: prajurit Yonif 100 Raider, intensitas bunyi senjata organik, lama paparan, lama kerja dan penggunaan alat pelindung diri APD. Universitas Sumatera Utara

3.5. Defenisi Operasional

1. Prajurit Yonif 100 raider adalah prajurit TNI yang masih bertugas dikesatuan batalyon infanteri 100 Raider KODAM I Bukit Barisan. 2. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia. 3. Sound level meter adalah alat untuk mengukur tingkat intensitas bunyi 4. Intensitas bunyi senjata organik adalah besarnya bunyi senjata organik yakni senapan serbu jenis SS1 R5 buatan Pindad, yang dinyatakan dalam decibel dB. 5. Frekuensi adalah jumlah getaran perdetik. 6. Decibel adalah logaritma dari rasio dua daya atau tekanan. 7. Tuli akibat bising TAB adalah tuli jenis sensorineural akibat kelainan pada koklea, terjadi akibat paparan bising dengan intensitas di atas nilai ambang batas normal. 8. Tuli sensorineural adalah tuli yang disebabkan kelainan pada kokhlea ataupun retrokokhlea. Pada audiogram tampak ambang hantaran tulang sama dengan ambang hantaran udara dan keduanya tidak normal. 9. Tuli konduktif adalah tuli yang disebabkan oleh kelainan yang terdapat di telinga luar atau telinga tengah. Pada audiogram tampak ambang hantaran tulang lebih baik dari ambang hantaran udara sebesar 10 dB atau lebih dan normal. Universitas Sumatera Utara 10. Tuli campuran adalah tuli konduktif dan tuli sensorineural. Pada audiogram tampak ambang hantaran tulang berkurang namun masih lebih baik dari ambang hantaran udara sebesar 10 dB atau lebih. 11. Lama paparan adalah satuan waktu yang menunjukan masa terpapar bunyi, yang dinyatakan dalam jamhari. 12. Lama kerja adalah sejak mulai berdinas di batalyon infanteri 100 Raider sampai dilakukan pemeriksaan audiometri, yang dinyatakan dalam tahun. 13. Alat pelindung diri APD adalah alat yang digunakan untuk melindungi diri seperti helm, pelindung telinga, masker dan lain-lain. 14. Pemeriksaan audiometri adalah pemeriksaan pendengaran yang menggunakan alat audiometer yang merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur sensitivitas pendengaran yang menggunakan nada murni pure tone. 15. Derajat ketulian dihitung dengan menggunakan indeks Fletcher yaitu : Ambang dengar AD = AD 500 Hz + AD 1000 HZ + AD 2000 HZ 3 Soetirto I., Hendarmin H., Bashiruddin J., 2007 16. Derajat ketulian ISO : Normal 0 – 25 dB, Tuli ringan 26 – 40 dB, Tuli sedang 41 -60 dB, Tuli berat 61 – 90 dB, Tuli sangat berat 90 dB Bhasiruddin J, 2002

3.6 Bahan dan Alat Penelitian