PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FUNDING PADA BMT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(1)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FUNDING PADA BMT UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SKRIPSI Oleh: Gesang Udi Waluyo

NPM: 20110730107

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FUNDING PADA BMT UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu

pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Gesang Udi Waluyo NPM: 20110730107 FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Gesang Udi Waluyo NIM : 20110730107

Program Studi: Ekonomi dan Perbankan Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Funding Pada BMT UMY”

” ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 26 November 2016

Gesang Udi Waluyo 20110730107


(4)

MOTTO

"Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu,

namun

hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat

mengejarnya"

(Abraham Lincoln)

Hasil tidak akan menghianati proses,

nikmati proses itu dengan penuh keyakinan dan harapan

(Penulis)

Our passion is our strength

(keinginan kita adalah kekuatan kita)

(Penulis)


(5)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kesabaran sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Saya persembahkan rasa cinta kepada keluarga saya, kepada yang tersayang Bapak Slamet Suyadi dan Ibu Sukilah yaitu kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan do’a tanpa henti. Kedua orang tua saya yang berusaha keras demi cita-cita anak-anaknya supaya bisa terwujud. Semoga kelak bisa menjadi anak yang dibanggakan kedua orangtua.Serta kepada keluarga besar dan saudara-saudara yang turut memberikan semangat serta do’a.

Terimakasih kepada sahabat satu perjuangan selama di bangku kuliah, Paijo (Rizky Zul), Jati, Adit, Dendi, Galuh yang selalu berjuang bersama-sama berbagi cerita dan selalu memberikan solusi terbaik. Terimakasih kepada teman-teman KKN 21, Ferry, Fitria, Bowo, Fikri, Asri, Eva, Renis, Yudit, Eki, Robin, Aji, Iqbal, Adi, Iwid dan yang telah memberikan kebersamaan yang tidak akan terlupakan. Semoga kita semua bisa terus mencapai apa yang dicita-citakan. Terimakasih kepada teman-teman Kontrakan, Ahmad Rasyid Gandi, Dwi Anggoro Deskianto, Yusuf Sudrajat, kalian semua menyenangkan!

Untuk teman-teman Key in Bersamasekaligus teman lintas angkatan EPI, Paijo, Galuh, Jati, Adit, Dendi, Meita, Indah, Ayunda, Alvionita, Atmojo, Fuji, Hanif, Danang dan Mas Teguhyang selalu membantu dan memberikan


(6)

semangatskripsi. Semoga ilmunya berguna dan diberi kelancaran dalam meneruskan gelar Sarjana Ekonomi Islam.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan kalian. Amin!


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

NOTA DINAS ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

MOTTO ... vi

HALAMAN PENGESAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

ABSTRAK ... xviii

ABSTRACK ... xix

TRANSLITERASI ... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 12


(8)

B. Kerangka Teori... 17

1. Pemasaran ... 17

a. Pengertian Pemasaran ... 17

b. Konsep Pemasaran ... 18

c. Pemasaran Dalam Islam ... 19

2. Perilaku Konsumen ... 23

a. Pengertian Perilaku Konsumen ... 23

b. Faktor-Faktor Perilaku Konsumen ... 23

c. Pengambilan Keputusan ... 28

3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 29

a. Produk ... 31

b. Harga ... 33

c. Lokasi ... 35

d. Promosi ... 36

e. Karyawan ... 40

f. Proses ... 41

g. Bukti Fisik ... 42

4. Pengertian BMT ... 43

a. Pengertian ... 43

b. Tujuan ... 43

c. Penghimpunan Dana ... 48

d. Sumber Dana BMT ... 48


(9)

f. Produk BMT UMY ... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 56

B. Sifat Penelitian ... 56

C. Subyek dan Objek Penelitian ... 56

D. Populasi dan Sampel ... 57

E. Teknik Pengumpulan Data ... 58

1. Angket ... 58

F. Definisi Operasional Variabel ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BMT UMY ... 76

1. Sejarah Berdirinya BMT UMY ... 76

2. Profil BMT UMY ... 76

3. VisidanMisi BMT UMY ... 78

4. Produk-Produk BMT UMY ... 81

B. KarakteristikResponden ... 84

1. Jenis Kelamin ... 84

2. Usia Responden ... 85

3. PendidikanResponden ... 86

4. Pekerjaan Responden ... 86

5. Lama Menjadi Nasabah... 87

6. Produk Simpanan Responden ... 88


(10)

1. Uji Validitas ... 88

2. Uji Reliabilitas ... 92

D. UjiAsumsiKlasik ... 93

1. Uji Normalitas ... 93

2. Uji Heteroskedastisitas ... 94

3. Uji Autokorelasi ... 95

4. Uji Multikolinearitas ... 96

5. Uji Linearitas ... 97

E. Metode Analisis ... 98

1. Regresi Linear Berganda ... 98

2. UjiDeterminasiGanda (R2) ... 100

3. Uji F (Simultan) ... 102

4. Uji t (Parsial) ... 103

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA... 118 SARAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Perkembangan BMT ... 5

Tabel 1.2 Target Pencapaian BMT ... 5

Tabel 1.4. Data Perkembangan BMT ... 6

Tabel 3.1 Skala Likert ... 68

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Nasabah ... 87

Tabel 4.2 Usia Responden ... 88

Tabel 4.3 Pendidikan Responden ... 88

Tabel 4.4 Pekerjaan Responden ... 89

Tabel 4.5 Lama Menjadi Nasabah ... 90

Tabel 4.6 Produk Simpanan Yang Digunakan ... 90

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Produk ... 91

Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Harga ... 92

Tabel 4.9 Uji Validitas Variabel Lokasi ... 92

Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel Promosi ... 93

Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Karyawan ... 93

Tabel 4.12 Uji Validitas Variabel Proses ... 94

Tabel 4.13 Uji Validitas Variabel Bukti Fisik ... 94

Tabel 4.14 Uji Validitas Variabel Keputusan Membeli ... 95

Tabel 4.15 Uji Reliabilitas ... 95

Tabel 4.16 Uji Normalitas ... 96


(12)

Tabel 4.18 Uji Autokorelasi ... 98

Tabel 4.19 Uji Multikolinearitas ... 99

Tabel 4.20 Uji Linearitas ... 100

Tabel 4.21 Uji Analisis Regresi ... 101

Tabel 4.22 Uji Determinasi Ganda (R2) ... 103

Tabel 4.23 Uji F (Simultan) ... 104


(13)

(14)

(15)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FUNDING

(Studi kasus pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) Oleh : Gesang Udi Waluyo

NPM : 20110730107

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi: produk, harga, lokasi, prmosi, karyawan, proses, bukti fisik terhadap keputusan pembelian produk funding (simpanan mudharabah, simpanan mudharabah berjangka, simpanan pendidikan, simpanan walimah, simpanan aqiqah/qurban, simpanan haji/umrah) pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data pimer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah funding pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjumlah 3000 nasabah, sedangkan jumlah sample berjumlah 100 responden yang diambil menggunakan teknik quota sample. Alat analisi yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan variabel bauran pemasaran (marketing mix) dengan dimensi produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses dan bukti fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah. Faktor yang lebih dominan yang merupakan pendorong keputusan pembelian adalah karyawan (people), hal ini dibuktikan dengan nilai beta sebesar 0,224. Nilai beta karyawan (people) lebih besar dari lainnya, hal ini dapat diketahui dari nilai beta produk sebesar 0,223, harga sebesar 0,153, lokasi sebesar 0,169, promosi sebesar 0,158, proses 0,136 dan bukti fisik sebesar 0,174. Secara simultan bauran pemasaran (marketing mix) memiliki nilai signifkansi 0,000. Sehingga dapat disimpulkan variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses dan bukti fisik berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk funding pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(16)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF MARKETING MIX TOWARDS THE DECISION TO PURCHASE PRODUCTS

(A case study at BMT of Muhammadiyah University of Yogyakarta) By Gesang Udi Waluyo

NPM 20110730107

This research was aimed to analyze the effects of marketing mix consisting of: products, price, location, promotion, employees, process, and physical evidence toward the decision to purchase funding products (mudharabah saving, mudharabah term saving, education saving, walimah saving, aqiqah/qurban saving, Hajj/umrah saving) at BMT of Muhammadiyah University of Yogyakarta. This research employed quantitative approach using primary data. The population consisted of all funding customers at the BMT of Muhammadiyah University of Yogyakarta or as many as 3000 customers, while the samples consisted of 100 respondents taken using quota sample technique. The analysis instrument was double linear regression. The research result partially shows that the variable of mix marketing using the dimension of product, price, location, promotion, employees, process and the physical evidence have positive and significant effects towards customers’ purchase decision. The more dominant factor that drives customers’ purchase decision is employees (people), as it is proven with beta value which is as much as 0.224. The beta value of employees (people) is bigger than others as the product beta value is 0.223, price is 0.153, location is 0.169, promotion is 0.158, process is 0.136, and physical evidence is 0.174. Simultaneously, marketing mix has significant value of 0.000. So, it can be concluded that marketing mix consisting of product, price, location, promotion, employees, process, and physical evidence affects the customers’ decision to purchase funding products at BMT of Muhammadiyah University of Yogyakarta. Key words: Marketing Mix, Purchase Decision


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini mengalami pertumbuhan yang begitu memuaskan, baik bisnis yang bergerak dibidang manufaktur maupun jasa. Pada sektor jasa, dinamika ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya berbagai bentuk Lembaga Keuangan Syariah seperti Bank Syariah, Pengadaian Syariah, Asuransi Syariah serta Lembaga Keuangan Mikro Syariah seperti Baitul Mal wa Tamwil (BMT) (Andiana, 2014).

Dengan semakin berkembangnya bentuk Lembaga Keuangan Syariah maka pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting bagi dunia usaha. Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan mendapatkan laba, suatu perusahaan harus sukses dalam pemasaran. Pelaksanaan pemasaran tidak cukup jika hanya berorientasi pada produk dan teknologi saja, namun harus diperluas sampai pada konsumen. Hal ini perlu dilakukan karena banyak produk yang dibuat perusahaan tidak bertahan lama bahkan ditolak pasar karena perusahaan membuat produk tanpa terlebih dahulu mengetahui apa yang dibutuhkan pasar (Muhammad, 2005: 219).

Kegiatan pemasaran adalah suatu kegiatan yang selalu harus dilakukan dalam organisasi tidak terkecuali perbankan. Pentingnya kegiatan pemasaran bagi perbankan karena ditujukan untuk memenuhi kebutuhan


(18)

dan keinginan masyarakat pengguna jasa perbankan (Danupranata, 2013: 39).

Bauran pemasaran merupakan strategi kombinasi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran. Hampir semua perusahaan melakukan strategi ini guna mencapai tujuan pemasarannya, apalagi dalam kondisi persaingan yang demikian ketat saat ini (Kasmir, 2010: 119). Penggunaan bauran pemasaran dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam praktiknya konsep bauran pemasaran untuk produk yang berupa barang maupun jasa.

Menurut Kotler dalam (Kasmir, 2010: 119) konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat P (4P), yaitu: product (produk), price (harga), place (tempat/lokasi), dan promotion (promosi) sedangkan menurut Boom dan Bitner menambah dalam bisnis jasa, bauran pemasaran disamping 4P ada tambahan dengan 3P, yaitu: people (orang/karyawan), procces (proses jasa) dan physical evidence (bukti fisik). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan secara keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran untuk produk jasa menjadi 7P.

Selain penggunaan konsep bauran pemasaran untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada konsumen maka perusahaan harus bisa memahami perilaku konsumen. Secara sederhana perilaku konsumen mengacu pada perilaku yang ditunjukkan oleh para individu dalam membeli dan menggunakan barang atau jasa. Menurut Tjiptono


(19)

(2010: 51) perilaku konsumen yaitu perilaku individu/kelompok dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, ide dan atau pengalaman tertentu.

Dalam konsep perbankan memahami perilaku yang menyebabkan seseorang mau menjadi nasabah sangat penting. Faktor individual dan lingkungan, seperti psikologi, personal, sosial dan kultur dapat menentukan perilaku nasabah. Selain itu faktor internal bank, seperti produk-produk yang ditawarkan, harga/biaya, promosi yang dilakukan dan lokasi atau saluran distribusi juga dapat mempengaruhi seseorang menjadi nasabah bank (Danupranata, 2013: 48).

Menurut riset yang dilakukan oleh firma jasa profesional multinasional yang berpusat di London, Inggris yaitu lembaga riset Ernest and Young (E&Y) mempelajari keluhan nasabah yang disampaikan melalui jejaring sosial. Hasilnya ternyata tidak begitu memuaskan, dari 2, 2 juta nasabah yang berbagi testimoni selama mereka menggunakan produk jasa keuangan syariah menunjukan tingkat kepuasan yang biasa saja. Padahal mereka sudah bertahun-tahun menggunakan jasa perbankan syariah. Kesimpulan ini diperoleh lembaga Ernest and Young (E&Y) setelah menganalisis testimoni layanan perbankan syariah di Arab Saudi, Bahrain, Kuwait dan Uni Emirat Arab (UEA), Malaysia, Turki, Qatar, Oman dan termasuk Indonesia melalui jejaring sosial (www. republika. co. id). Dengan adanya riset yang dilakukan oleh lembaga Ernest and Young (E&Y). Perusahaan diharapkan untuk mengadakan penelitian pasar agar dapat


(20)

memahami konsumen dan menentukan langkah-langkah serta kebijakan perusahaan.

Dari beberapa industri keuangan syariah yang ada selain perbankan syariah yang bergerak di sektor jasa adalah koperasi jasa keuangan syariah Baitul Maal wa Tamwil (BMT). BMT adalah lembaga keungan mikro yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah. Keberadaan dari BMT di Indonesia, tak lepas dari peran dari berbagai pihak khususnya regulator, asosiasi, pengelola, anggota dan masyarakat. Bahkan keberadaan dari BMT juga menjadi alternatif financial inclusion ketika masyarakat tidak mampu mengakses keuangan karena keterbatasan dan beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam sistem perbankan. Pemerintah melalui Kementrian Koperasi dan UKM menyatakan koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) dalam bentuk Baitul Mal wa Tanwil (BMT) berkembang sangat signifikan. Hal ini tidak lepas dari perkembangan kinerja dari BMT secara nasional di tahun ini telah mencapai asset sebesar Rp. 4,7 triliun dan jumlah pembiayaan BMT saat ini

mencapai angka sebesar Rp. 3,6 triliun.

(http://www.repubika.co.id/berita/ekonomi/syariahekonomi/15/03/22/nlmh lb-aset-bmt-indonesia-capai-rp-47-triliun diakses pada 20 November 2016).

Di Yogyakarta pertumbuhan asset BMT terus menunjukan trend positif dan signifikan hingga mencapai Rp. 900 Milyar. Ketua asosiasi BMT se-Indonesia (Absindo) kota Yogyakarta, Saifu Rijal mengatakan :

Saat ini ada sekitar 40 BMT yang secara aktif melayani beberapa produk layanan. Diantara pembiayaan dan simpanan ataupun


(21)

murabahah (jual-beli). Nilai asset keseluruhan BMT tersebut menurutnya sudah jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi pada tahun 2011 yang hanya di kisaran Rp. 400 Milyar. “Pertumbuhan asset BMT rata-rata 40% pertahun dan potensinya di Yogyakarta masih cukup tinggi. Peningkatan jumlah anggota juga cukup signifikan. Kami targetkan asset bisa mencapai Rp. 1 Triliuan pada 2016” (http://jogja.tribunnews.com/2015/11/11/aset-bmt-di-yogya-tumbuh-hingga-rp-900-miliar diakses pada 04 April 2016).

BMT UMY adalah salah satu BMT yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sejak berdiri empat tahun yang lalu perkembangan BMT milik UMY menunjukan perkembangan yang memuaskan.Berikut data perkembangan BMT UMY :

Tabel 1.1 Data Perkembangan BMT UMY Tahun 2012-2015

Tahun 2012 2013 2014 2015

Anggota 70 1550 2600 3000

Asset 4,7 M 10,6 M 14,3 M 18,7 M

(Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2015)

Tabel 1.2 Target Pencapaian BMT UMY

Tahun 2016

Tahun Asset Simpanan

2016 25,1 M 23,4 M


(22)

Tabel 1.3 Data Perkembangan Simpanan BMT UMY Tahun 2012-2015

JENIS

SIMPANAN 2012 2013 2014 2015 SIMPANAN

MUDHARABAH 1,8 M 5,3 M 6,7 M 8,5 M SIMPANAN

MUDHARABAH

BERJANGKA 1,5 M 2,1 M 3,4 M 2,9 M SIMPANAN

PENDIDIKAN 73 Juta 118 juta 126 juta 203 juta SIMPANAN

QURBAN DAN

AQIQAH 8,1 juta 10,8 juta 19 juta 22,8 juta SIMPANAN

WALIMAH 528 ribu 21,8 juta 66,5 juta 391 ribu SIMPANAN

HAJI/UMRAH 2,8 juta 8,9 juta 16,5 juta 26,4 juta (Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2015)

Berdasarkan laporan rapat akhir tahun 2015 total asset mencapai 18,7 Milyar, naik 30%. Kontribusi terbesar peningkatan asset dari produk funding (simpanan mudharabah, mudharabah berjangka, pendidikan, walimah, aqiqah, haji/umrah)sebesar 16,02 Milyar,naik 31%. Kontribusi kenaikan simpanan BMT UMY berasal dari simpanan mudharabah dan simpanan mudharabah berjangka, tetapi pada tahun 2015 simpanan mudharabah berjangka mengalami penurunan dari 3,4 Milyar pada tahun 2014, menjadi 2,9 Milyar pada tahun 2015, sedangkan target pencapaian dana simpanan BMT UMY pada tahun 2016 sebesar 23,4 M. Supaya target pencapaian dana simpanan dapat mencapai target yang diharapkan, BMT UMY terus berupaya untuk mempertahankan nasabah dan memperluas pangsa pasar, sehingga BMT UMY harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen mengingat banyaknya kompetitor


(23)

lain. Oleh karena itu seorang manager harus dapat menentukan strategi pemasaran yang berorientasi pada konsumen dengan cara mengnalisa apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen memiliki keanekaragaman baik dalam perilaku maupun orientasinya.

Alasan memilih BMT UMY karena BMT UMY memiliki beberapa keunggulan diantaranya : Aman, yang berarti berada dibawah naungan amal usaha muhammadiyah yang berpengalaman dan kredibel serta terpercaya, yang berarti lahir dalam komunitas akademisi yang mengedepankan profesionalisme kerja dengan SDI yang berkualitas. Serta mempunyai visi dan misi “Menjadi BMT unggulan dibidang jasa keuangan syaria berbasis pemberdayaan alumni dan amal usaha”

Ada beberapa faktor yang menjadi alasan suatu BMT bisa mendapat tempat di hati masyarakat, salah satunya dengan penggunaan bauran pemasaran (marketing mix) dengan mengunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, seperti: bagaimana sebuah BMT mampu menciptakan dan menawarkan suatu produk yang berkualitas dan memuaskan konsumen, menetapkan harga yang kompetitif, melakukan promosi yang efektif, tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen, melayani konsumen dengan cepat dan memuaskan dengan sumber daya manusia yang berkualitas

Dari latar belakang masalah serta alasan pentingnya analisis bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses dan bukti fisik untuk mengukur tingkat keputusan membeli, maka peneliti


(24)

tertarik untuk mengambil judul “PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAPKEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FUNDING PADA BMT UMY”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah faktor-faktor variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses, bukti fisik berpengaruh secara parsial terhadap keputusan nasabah dalam membeli produk simpanan (funding) pada BMT UMY?

2. Apakah faktor-faktor variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses, bukti fisik berpengaruh secara simultan terhadap keputusan nasabah dalam membeli produk simpanan (funding) pada BMT UMY?

3. Diantara variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses, bukti fisik manakah yang paling dominan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan dan menganalisis variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang mempengaruhi secara parsial terhadap keputusan konsumen membeli produk simpanan (funding) padaBMT UMY.


(25)

2. Menganalisis faktor-faktor variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli produk simpanan (funding) padaBMT UMY.

3. Menganalisis variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang paling dominan mempengaruhi keputusan membeli produk simpanan (funding) padaBMT UMY.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan beberapa manfaat antara lain:

1. Kegunaan Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan referensi tambahan bagi pengembangan ilmu yang berkaitan dengan marketing mix dan keputusan membeli pada karyawan BMT maupun lembaga keuangan syariah..

2. Kegunaan Teoritik

Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi BMT maupun lembaga syariah untuk meningkatkan kerja karyawan agar lebih produktif..

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang alur dari awal hingga kesimpulan akhir. Secara garis besar penelitian ini, dibagi menjadi 5 bab, yaitu secra singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan


(26)

Pada bab ini memuat uraian berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika pembahasan.

BAB II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

Pada bab ini memeuat tentang uraian tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan tema skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, hasil penelitian maupun buku.

BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab ini memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta justifikasi atau alasannya: jenis penelitian, desain, lokasi, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi konsep dan variabel serta analisis data yang digunakan.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini berisi (1) hasil penelitian. Kualifikasi bahasa disesuaikan dengan pendekatan, sifat penelitian dan rumusan masalah atau fokus penelitiannya. (2) pembahasan, sub bahasan (1) dan (2) dapat digabung menjadi satu kesatuan atau dipisah menjadi sub bahasan tersendiri.

BAB IV Penutup

Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi. Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Detha Alfrian Fajri, Wilopo, Zainul Arifin (2013) dalam bentuk jurnal Administrasi Bisnis Vol 6. No. 2 Desember 2013 dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Menabung (Survey Pada Nasabah Bank Muamalat Cabang Malang)” dalam penelitian ini peneliti peneliti menggunakan bauran pemasaran (marketing mix) dengan 7P untuk mengetahui apakah berpengaruh terhdap keputusan nasabah menabung di Bank Muamalat Cabang Malang. Penelitian tersebut menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa bauran pemasaran jasa secara simultan (bersama-sama) memeberikan kontribusi terhadap keputusan menabung pada bank muamalat.Sedangkan secara parsial (masing masing variabel) yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan menabung di bank muamalat adalah variabel produk.

2. Hafrizal Okta Ade Putra (2012) dalam bentuk jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 3. No. 1 Januari 2012 dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdan Prabayar XL di Kota Padang”. Hasil dari penelitian ini produk, harga, lokasi, dan bukti fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu perdana prabayar XL di Kota Padang. Sedangkan


(28)

distribusi, karyawan dan proses berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu perdana prabayar XL di Kota Padang. 3. Tri Harsini Wahyuningsih, Ralina Transistari (2015) dalam bentuk jurnal

Bisnis dan Ekonomi Vol. 6 No. 1 Juni 2015 dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Asuransi Pada Wanita Pekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian secara simultan memberikan kontribusi terhadap keputusan menggunakan produk asuransi oleh wanita pekerja di provinsi DIY. Sedangkan secara parsial yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan menggunakan produk asuransi oleh wanita pekerja di provinsi DIY adalah physical evidence (bukti fisik).

4. Lisnawati (2013) dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Anggota Dalam Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah (Studi Pada Produk Jasa Keuangan Mikro di BMT Mitraman). Hasil penelitian dapat disimpulkan antara lain: Secara simultan menunjukan nilai F hitung 40,233 dengan signifikansi 0,000<0,05 yakni 7 faktor bauran pemasaran berpengaruh secara positif secara bersama-sama terhadap kepuasan anggota dan saling berkaitan. Dan secara parsial dengan menggunakan uji t bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan nasabah adalah faktor proses dengan nilai signifikansi 0,003 dan t hitung 3,124. Hal ini karena proses yang ada di BMT Mitrama prosedur pencairan uang tidak terlalu sulit. Dan fakor yang paling kecil nilainya bukti fisik dengan signifikansi 0,038 t


(29)

hitung 2,133 yang atinya faktor bukti fisik tidak begitu berpengaruh terhadap keputusan anggota menggunakan pembiayaan murabahah. 5. Heni Husni Muasyaroh (2014) dalam bentuk skripsi yang berjudul

“Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Minat Nasabah Menggunakan E-Banking PT BNI Syariah. Dalam hasil penelitian ini dapat disimpulkan antara lain: Bahwa dari lima variabel: produk, tarif, promosi, proses dan layanan. Dari uji F dapat diperoleh F hitung sebesar 19,575 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan dan ada pengaruh secara bersama-sama dari produk, tarif, promosi, proses dan layanan terhadap minat nasabah. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi diperoleh Adjusted R2 sebesar 0,484 yang berarti bahwa kontribusi produk, tarif, promosi, proses dan layanan secara simultan berpengaruh terhadap minat nasabah sebesar 48, 4%. Secara parsial hanya variable proses dan tarif yang berpengaruh positif terhadap minat nasabah menggunakan e-banking.Sedangkan variabel produk, promosi dan layanan tidak berpengaruh terhadap minat nasabah.

6. Yasin Muhammad Habibi (2015) dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Kosudgama Yogyakarta. Hasil penelitian ini menyimpulkan pengujian hipotesis 1 menunjukan bahwa variable produk, harga, tempat dan promosi secara simultan terhadap keputusan membeli dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukan


(30)

bahwa variabel produk memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Kosudgama Yogyakarta dengan signifikansi sebesar 0,004.Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukan bahwa variabel harga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Kosudgama Yogyakarta dengan signifikansi sebesar 0,018.Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukan bahwa variabel tempat memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Kosudgama Yogyakarta dengan signifikansi sebesar 0,024.Hasil pengujian hipotesis 5 menunjukan bahwa variabel promosi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Kosudgama Yogyakarta dengan signifikansi sebesar 0,035. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh diantara variabel produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian konsumen di Kosudgama Yogyakarta.

7. Junitrianto Kantohe dan M. Karuntu (2014) dalam jurnal EMBA Vol.2 No.1 Maret 2014 yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Berbelanja Pada Fiesta Pasar Swalayan Manado. Hasil penelitian menunjukkan variabel keragaman produk, harga, lokasi, suasana toko, layanan eceran, dan bauran promosi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan membeli.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini mengkonfirmasi apakah hasil penelitian sebelumnya berlaku juga untuk nasabah funding yang terdiri dari simpanan mudharabah,


(31)

simpanan mudharabah berjangka, simpanan pendidikan, simpanan aqiqah/qurban, simpanan walimah dan simpanan haji/umrah dengan cara meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan produk simpanan (funding). Kemudian yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada teknik pengambilan sampel, peneliti terdahulu menggunakan teknik purposive sampling dalam teknik pengambilan sampel yang bertujuan untuk memilih sampel yang minimal sudah lebih dari 3 bulan menjadi nasabah, sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan teknik quota sampling subyek dalam penelitian adalah semua nasabah simpanan (funding) untuk kemudian yang dijadikan sampel berjumlah 100 responden. Selain itu yang membedakan penelitian ini dengan terdahulu terletak pada obyek penelitian.

B. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan perusahan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Definisi pemasaran menurut Philip Kotler dirumuskan sebagai berikut:

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaandan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler dalam Kasmir, 2010: 53).

Dari pengertian tersebut dapa diutaikan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para


(32)

nasabahnya terhadap produk dan jasa. Untuk mengetahui kebutuhandan keinginan konsumen, maka setiap perusahaan perlu melakukan riset pemasaran, karena dengan melakukan riset pemasaran inilah bisa diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen yang sebenarnya (Kasmir, 2010: 53)

2. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran merupakan orientasi manajemen yang menekankan bahwa kunci pencapaian tujuan organisasi terdiri dari kemampuan perusahaan/organisasi menentukan kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju (sasaran) dan kemampuan perusahaan/organisasi tersebut memenuhinya dengan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para saingan (Assauri, 77: 2011) Ada tiga landasan konsep pemasaran, yaitu:

a. Konsumen dapat dikelompokan ke dalam segment pasar yang berbeda tergantung dari kebutuhan dan keinginannya.

b. Konsumen dalam suatu segment pasar tertentu lebih menyenangi atau tertarik akanapa yang ditawarkan perusahaan/organisasi yang dapat langsung memenuhi kepuasan dankeinginan tertentu dari mereka.

c. Tugas organisasi adalah untuk meneliti dan memilih pasar yang dituju (sasaran) dan berusaha mengembangkan usaha-usaha penawaran dan program-program pemasaran sebagai kunci untuk menarik dan mempertahankan/membina langganan.


(33)

3. Pemasaran Dalam Perspektif Islam a. Konsep Pemasaran Dalam Islam

Dalam syariah marketing, bisnis yang disertai keihklasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh bentujuan transaksinya ditujukan agar menjadi ibadah dihadapan Allah SWT. Hal ini akan menjadi bibit dan modal besar baginya untuk menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang memiliki kharisma, keungulan dan keunikan yang tak tertandingi. Hal ini seperti yang tercantum dalam Al Quran suratAl Baqarah (2): 265 yaitu:

”Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu kan menghasilkan buahnyadua kali lipat.Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka ujan gerimis (pun memadai). Dan Allah maha melihat apa yang kamu perbuat”.


(34)

b. Karakteristik Syariah Marketing

Pemasaran dalam Islam merupakan salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, seperti dalam segala proses transakinya terpelihara dari hal-hl yang terlarang oleh ketentuan syariah. Adapun terdapat empat karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai berikut (Kertajaya dan Muhammad, 2006: 28):

1) Teistis (Rabbaniyah)

Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religius.

2) Etis (Akhlaqiyyah)

Keistimewaan yang lain dari syariah marketingselain karena teistis (rabbaniyah), juga karenasangat mengedepankan masalah akhlak dalam seluruh aspek kegiatanya.

3) Realistis (Al-Waqi’iyyah)

Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti-modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya.


(35)

4) Humanistis (Al- Insaniyyah)

Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal. Humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajadnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan pandun syariah

c. Sifat Pemasaran Islam

Sesuai dengan ajaran syariah, maka sifat pemasaran Islam adalah sebagai berikut (Kertajaya dan Muhmmad, 2006:120):

1) Shiddiq (Benar dan Jujur)

Shiddiq adalah sifat Nabi Muhmmad SAW, artinya benar dan jujur. Dalam pemasaran sifat shiddiq haruslah menjiwai seluruh perilakunya dalam melakukan pemasaran, dalam artian selalu jujur baik kepada company (pemegang saham), customer (nasabah), competitor (pesaing), maupun kepada people (karyawan) sehingga bisnis itu benar-benar dijalankan dengan prinsip-prinsip kebenar-benaran dan kejujuran.


(36)

2) Amanah (Terpercaya)

Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab dan kredibel. Sifat amanah memainkan peran yang fundamental dalam bisnis ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan tanggung jawab, kehidupan bisnis dan ekonomi akan hancur.

3) Fathanah (Cerdas)

Fathanah dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau kebijaksanaan. Dalam bisnis, implikasi ekonomi sifat fathanah adalah bahwa segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan haruslah dengan kecerdasan, dengan mengoptimalkan semua potensi dan akal yang ada untuk mencapai tujuan.

4) Tabligh ( Komunikatif)

Implementasinyaa dalam kegiatan pemasaran adalah bahwa seorang pemasar harus mampu menyampaikan keunggulan-keunggulan produknya dengan jujur tidak harus berbohong dan menipu pelanggan serta dapat mengkomunikasikannya secara tepat dan mudah dipahami.


(37)

4. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen dapat didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide (John C Mowen dan M. Minor, 2001: 6)

b. Faktor-faktor yang Mempegaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor itu akan membantu perusahaan didalam mengembangkan, menetapkan harga, promosi serta dalam mendistribusikan produknya dengan lebih baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotler (Kotler, 2000: 223) adalah sebagai berikut:

1) Faktor Budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling meluas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Adapun faktor budaya ini dibagi menjadi:

a) Kultur

Kultur adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang. Dan kenyataannya, memang banyak perilaku manusia yang ditentukan oleh kebudayaan dan akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan/perkembangan zaman.


(38)

b) Sub Kultur

Setiap kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur mencangkup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. c) Kelas Sosial

Sebenarnya mayoritas semua masyarakat manusia memperlihatkan stratafikasi sosial. Stratafikasi kadang-kadang berupa suatu sistem kasta dimana anggota dari kasta yang berbeda dibesarkan untuk peranan-peranan tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Kelas-kelas sosial menunjukkan preferensi produk dan merek dalam bidang tertentu seperti pakaian, perabotan rumah, kegiatan pada waktu luang dan kendaraan.

2) Faktor Sosial

a) Kelompok Acuan

Kelompok acuan sesorang terdiri dari kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang. Sebagian merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang mana orang tersebut secara terus menerus berinteraksi dengan


(39)

mereka. Seseorang juga termasuk dalam kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi dan kelompok asosiasi perdagangan, yang mana cenderung bersifat lebih formal dan mempunyai interaksi yang tidak begitu rutin.

b) Keluarga

Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua seseorang. Dari orang tua, seseorang mendapatkan suatu orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta suatu rasa ambisi pribadi, penghargaan pribadi dan cinta. Hal ini juga erat kaitannya dalam hubungan suami-istri yang masing-masing yang mempunyai peranan tersendiri.

c) Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepajang hidupnya. Posisi orang dalam setiap kelompok dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status. Orang-orang memilih produk-produk yang mengkomunikasikan peran dan status mereka dalam masyarakat.

3) Faktor Pribadi


(40)

Usia dan tahap siklus hidup sangat mempengaruhi perilaku konsumen. Orang-orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya terkait dengan faktor usia dan tahapan siklus hidupnya.

b) Pekerjaan

Pekerjaan sesorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Perbedaan kelas pekerjaan ini mengakibatkan adanya variasi dari kelas-kelas produk untuk menyesuaikan kelas-kelas konsumennya.

c) Keadaan Ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Keadaan ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan kekayaan, hutang, kekuatan untuk meminjam dan pendirian terhadap belanja dan menabung.

d) Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub kultur kelas sosial dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia yang diungkapkan dalam kegiatan minat, dan pendapat seseorang.


(41)

e) Kepribadian dan Konsep Pribadi

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian sebagai karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya. 4) Faktor Psikologis

a) Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada setiap waktu tertentu. Sebagian kebutuhan bersifat biogenik (biologis) dan sebagian lainnya bersifat psikogenik (psikologis).

b) Persepsi

Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang benar-benar bertindak dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tertentu dan persepsi masing-masing orang terhadap sesuatu mungkin sama mungkin juga tidak.

c) Pengetahuan

Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman. Pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang saling mempengaruhi dari dorongan, stimuli, petunjuk, tanggapan dan penguatan.


(42)

d) Kepercayaan dan Sikap Pendirian

Melalui bertindak dan belajar orang-orang memperoleh kepercayaan dan pendirian. Hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. c. Pengambilan Keputusan Untuk Membeli

Perilaku konsumen berusaha memahami bagaimana konsumen mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa. Konsumen yang melakukan keputusan setiap hari/pada periode tertentu tidak menyadari bahwa konsumen tersebut telah mengambil keputusan.

Untuk memahami bagaimana konsumen sesungguhnya mengambil keputusan pembelian, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat dan melakukan input kedalam keputusan pembelian.. Pihak itu bisa saja berperan sebagai inisiator, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pengguna (Kotler, 2006: 252).

Pengambilan keputusan dalam membeli dapat dirtikan sebagai sutu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan tertentu, dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggp paling menguntungkan dan mengambil keputusan yang telah dianggap paling baik. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan


(43)

keputusan terdiri beberpa tahap, ada yang membagi dalam empat tahap atau enam tahap, tetapi intinya adalah sama (Swastha dan Handoko, 2000: 106) membagi proses keputusan dalam membeli menjadi lima tahap, yaitu:

1) Menganalisa kebutuhan dan keinginan. 2) Pencarian informsi.

3) Alternative pembelian. 4) Keputusan untuk membeli. 5) Perilaku sesudah pembelian. 5. Bauran pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler dan Armstrong (2008: 62) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dipasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.

Bauran pemasaran merupakan strategi kombinasi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran. Hampir semua perusahaan melakukan strategi ini guna mencapai tujuan pemasarannya, apalagi dalam kondisi persaingan yang demikian ketat saat ini (Kasmir, 2010: 119). Penggunaan bauran pemasaran dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam


(44)

praktiknya konsep bauran pemasaran untuk produk yang berupa barang maupun jasa.

Menurut Kotler dalam Kasmir, 2010: 119) konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat P (4P), yaitu: Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat/lokasi), dan Promotion (Promosi) sedangkan menurut Boom dan Bitner menambah dalam bisnis jasa, bauran pemasaran disamping 4 P ada tambahan dengan 3P, yaitu: People (Orang/Karyawan), Procces (Proses Jasa) dan Physical Evidence (Bukti Fisik). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan secara keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran untuk produk jasa menjadi 7P.

Kegiatan yang dimaksud dalam marketing mix jasa adalah terdiri dari keputusan yang menyangkut 7 variabel, yaitu:

a. Produk (Product)

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran ( Assauri, 2011: 139). Sedangkan menurut Tjiptono, Produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atau ‘sesuatu’ yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi memalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen (Tjiptono, 2011: 40). Jadi produk mrupakan seseuatu yang


(45)

diciptakan dan dapat ditawarkan karena dicari, diminati, dibeli, digunakan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan.

Untuk mengantisipasi agar produk yang diluncurkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dalam peluncuran produk diperlukan strategi-strategi tertentu. Menurut Kasmir (2010: 107) ada 4 strategi produk yang dilakukan untuk mengembangkan suatu produk bank, yaitu:

1) Penentuan Logo dan Motto

Logo merupakan ciri khas dari suatu bank, sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata berisikan misi dan visi suatu bank dalam melayani masyarakat. Logo dan moto jga sering disebut sebagai ciri dari suatu produk. Pertimbangan membuat logo dan moto adalah sebagai berikut:

a) Memiliki arti (dalam arti positif) b) Menarik perhatian

c) Mudah diingat 2) Menciptakan merek

Tujuan dari menciptakan merek adalah agar mudah dikenal dan diingat oleh pembeli. Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya.


(46)

Penciptaan merek harus mempehatikan faktor-faktor, yaitu: a) Mudah diingat

b) Terkesan hebat dan moderen c) Memiliki arti (arti positif) d) Menarik perhatian

3) Menciptakan kemasan

Kemasan merupakan suatu pembungkus dari suatu produk. Dalam dunia perbankan, karena lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa kepada nasabah, selain itu sebagai pembungkus bisa berupa buku tabungan, cek, giro bilyet, ATM, atau kartu kredit.

4) Keputusan label

Label merupakan sesuatu yang lengket dengan produk yang ditawarkan dan meupakan bagian dari kemasan. Dalam label dijelaskan siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakanya, waktu kadaluarsa, komposisi isi dan informasi lainnya.

b. Harga (Price)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 63) harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Sebuah perusahaan menegosiasikan harga dengan masing-masing pelanggan, menawarkan diskon, menghitung biaya ukar tambah, dan persyaratan kredit.


(47)

Tindakan ini dilakukan untuk menyesuaikan harga dengan situasi persaingan yang ada dan membawa produk agar sejalan dengan persepsi pembeli.

Jadi disimpulkan yang dimaksud dengan harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk membeli produk agar bisa memperoleh produk tersebut.

Penentuan harga merupakan aspek penting dalam kegiatan pemasaran.Bagi perbankan, khususnya perrbankan yang berdasarkan prinsip syariah,harga disebut juga sebagai bagi hasil. Jika bagi bank konvensional yaitu bunga, biaya administrasi, biaya sewa, biaya iuran dan lain sebagainya (Kasmir, 2010: 135). Dengan diketahui penentuan harga, maka akan menjadi mudah. Penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan dngan berbagai tujuan yang ingin dicapai. Dalam penetapan harga, perushaan memiliki tujuan, diataranya yaitu: 1) Utuk bertahan hidup

Dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi,bank dapat menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran.

2) Untuk memaksimalkan laba

Mengharapkan penjualan meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan.


(48)

3) Untuk memperbesar market share

Penentuan harga ini dengan harga yang murah sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabahberalih ke produk yang ditawarkan. 4) Mutu produk

Untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin.

5) Karena pesaing

Penentuan harga dengan melihat harga pesaing, tujuannya agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing.

c. Lokasi (Place)

Tempat/lokasi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan (Kotler dan Armstrong, 2008: 63).

Yang dimaksud lokasi bank menurut Kasmir (2010: 145) adalah tempat diperjualbelikannya produk cabang bank dan pusat pengendalian perbankan. Ada beberapa macam lokasi kantor bank, yaitu lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu, kantor kas dan lokasi mein-mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah


(49)

satu kebijakan penting. Bank yang lokasinya strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank.

Jadi saluran distribusi dapat disimpulkan sebagai tempat atau lokasi untuk didirikanna suatu perbankan agar masyarakat mengetahui. Lokasi suatu bank haruslah strategis supaya nasabah maupun masyarakat dapat dengan mudah melakukan transaksi.

Dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank, perlu diperhatikan beberapa dan perlu dipertimbangkan, yaitu:

1) Dekat dengan kawasan industry/pabrik. 2) Dekat dengan perkantoran.

3) Dekat dengan pasar.

4) Dekat dengan perumahan/masyarakat.

5) Mempertibangkan jumlah pesaing yang ada disuatu lokasi bank.

Selain itu, memilih lokasi tergantung dari keperluan, Kasmir (2010: 148) menyebutkan setidaknya ada 6 lokasi yang dipertimbangkan untuk keperluan suatu perusahaan, yaitu: 1) Lokasi kantor pusat

2) Lokasi kantor wilayah 3) Lokasi kantor cabang utama 4) Lokasi kantor cabang pembantu 5) Kantor kas


(50)

6) Mesin-mesin ATM d. Promosi (promotion)

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen (Alma, 2009: 13).Promosimenurut Tjiptono (2008: 219) merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Bagaimanapun kualitas produk, apabila konsumen belum pernah mendengar dan tidak yakin bahwa produk akan berguna bagi mereka maka mereka tidak pernah akan membelinya.

Promosi dapat disimpulkan sebagai alat komunikasi untuk memasarkan produk dengan berbagai cara yang kreatif dan menarik, agar nasabah maupun masyarakat dapat mengetahui dan mengenali produk yang mereka pasarkan. Promosi bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti melakukan iklan dengan televisi atau radio. Bisa juga dengan membuat brosur dan baliho atau bisa juga melalui mulut ke mulut dengan cerita yang menarik.

Supaya produk yang disediakan laku terjual ke masyarakat maupun nasabah, maka masyarakat perlu mengetahui kehadiran produk tersebut. Cara untuk memberitahukan kepada


(51)

masyarakat adalah melalui promosi. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Tanpa promosi jangan mengharapkan nasabah akan mengenal bank. Oleh karena itu promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik nasabah dan mempertahankan nasabah. Salah satu tujuan promosi adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha untuk menarik calon nasabah baru. Dan juga untuk mengingatkan nasabah akan produk (Kasmir, 2010: 155).

Menurut Tjiptono (2008: 221) secara rinci ada 3 tujuan dari promosi:

1) Menginformasikan (informing) dapat berupa:

a) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan produk baru.

b) Memperkenalkan cara pemakaian dari suatu produk yang baru.

c) Menyampaikan perubahan harga. d) Menjelaskan cara kerja suatu produk.

e) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan perusahaan.

f) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli. g) Membangun citra perusahaan.


(52)

2) Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk: a) Membentuk pilihan merek.

b) Mengalihkan pilihan ke merek tertentu.

c) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. d) Mendorong pembeli untuk belanja pada saat itu juga. e) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan

wiraniaga (salesman).

3) Mengingatkan (remainding), dapat berupa:

a) Mengingatkan pembeli bahwa produk bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.

b) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan.

c) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada promosi melalui periklanan.

d) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk peusahaan.

Menurut Kasmir (2010: 156) ada 4 macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh perbankan, yaitu: a) Periklanan (advertising)

Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk spanduk, brosur, koran, majalah, televisi atau radio. b) Promosi penjualan (sales promotion)


(53)

Digunakan untuk mengingatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang tertentu juga.

c) Publisitas (publicity)

Untuk meningkatkan citra bank didepan calon nasabah atau nasabahnya melalu kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal ataupun sosial.

d) Penjualan pribadi (personal selling)

Dilakukan melalui peribadi-pribadi karyawan bank dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah. e. Orang/sumber daya manusia (people)

Orang/sumber daya manusia merupakan partisipan atau orang semua pelaku yang memainkan sebagai penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam unsur dalam hal ini adalah personil perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Menurut Danupranata (2013: 41) sumber daya manusia atau people hal ini diinterprestasikan sebagai sumber daya manusia dari perbankan syariah itu sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan berhubungan dengan nasabah. SDM inipun akan sangt berkorelasi dengan tingkat kepuasan para pelanggan perbankan syariah. SDM dapat disimpulkan merupakan orang yang bekerja disuatu perbankan dengan kemampuan yang


(54)

memadai seperti ilmu pengetahuan untuk menjelaskan produk yang ada di perbankan, cara bersikap, cara berpakaian dan juga cara melayani nasabah dengan baik. Selain karyawan nasabah juga menjadi pendukung untuk berdirinya suatu perbankan.

Ada 4 hal yang perlu diperhatikan seorang marketer/CEO (Chief Executive Officer) untuk meningkatkan kualitas layanan bank (Hasan, 2010: 137), yaitu:

1) Pelatihan skill interaksi dan resolusi masalah nasabah. 2) Sistem dan prosedur imbal jasa untuk mobilitas kerja. 3) Prosedur partisipasi team layanan dan eksekusi layanan. 4) Ketertarikan norma-norma religius dan norma objektif

universal. f. Proses (Procces)

Proses adalah gabungan dari semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Dalam bisnis barang/jasa pihak pengelola harus mengedepankan faktor proses karena dalam hal ini berubungan secara langsung kepada konsumen selaku pihak yang menerima pelayanan jasa/menerima barang dari perusahaan (Lupiyoadi, 2001: 63).

Menurut Kasmir (2010: 120) merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayaan jasa, proses aktivitas, standar


(55)

pelayanan, kesederhanaan atau kompleksitas prosedur kerja yang ada di bank yang bersangkutan.

Ada 5 hal yang harus diperhatika seorang marketer/CEO (Chief Executive Officer) dalam proses perbankan untuk meninkatkan kualitas layanan bank (Hasan, 2010: 136), yaitu: 1) Rincian standar prosedur operasi, manual dan deskripsi

kerja.

2) Prosedur/komplain nasabah.

3) Standar kinerja layanan (manual dan teknologi). 4) Keterlibatan infungsional.

5) Tingkat just in time dilivery-lead times deliveries. g. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Menurut Kasmir (2010: 120) bukti fisik terdiri dari adanya logo atau simbol perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan, kartu nama dan jaminan perusahaan.

Bukti fisik dapat diartikan sebagai suatu bentuk yang dapat dilihat dengan nyata yang mampu menarik masyarakat untuk menjadi nasabah, seperti lingkungan yang nyaman, kebersihan, dekorasi yang nampak keindahan dan lain sebagainya.

4 hal yang harus diperhatikan seorang maketer/CEO (Chief Executive Officer) dalam bukti fisik/lingkungan perbankan


(56)

untuk meningkatkan kualitas layanan bank (Hasan, 2010: 137), yaitu:

1) Tampilan gedung, tata ruang dan tata letak fasilitias layanan. 2) Penerangan, dekorasi dan kebersihan.

3) Counter layanan transaksi manual dan otomatic (ATM).

4) Daya tarik, kenyamanan, kemudahan akses dan tempat parkir. perilaku pelanggan.

6. Pengertian Baitul Maal wa Tamwil a. Pengertian

Pengertian BMT menurut Sudarsono (2012: 107) BMT (Baitul Maal wa Tamwil) terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul maal dan Baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumupl dan penyaluran dana yang non profit, seperti: zakat, infak dan shadaqah. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Menurut Rodoni dan Hamid (2008: 60-61) menyatakan bahwa BMT merupakan lembaga perekonomian rakyat kecil yang bertujuan menungkatkan dan menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi pengusaha makro dan kecil yang berkualitas dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan perkonomiannya.


(57)

b. Tujuan BMT

Sebagai salah satu lembaga perekonomian umat, baitul maal wa temwil memiliki beberapa tujuan, antara lain (Rondoni dan Hamid: 63)

1) Meningkatkan dan mengembangkan potensi umat dalam program pengentasan kemiskinan khususnya pengusaha kecil/lemah.

2) Memberikan sumbangan aktif terhadap upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan umat.

3) Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah.

4) Mendorong sikap hemat dan gemar menabung. 5) Menumbuhkan usaha-usaha yang peroduktif.

6) Membantu para pengusaha lemah untuk mendapatkan modal pinjaman dan membebaskan dari sistem riba.

7) Menjadi lembaga keuangan alternative yang dapat menopang percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. 8) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha,

disamping meningkatkan kesempatan kerja dan penghasilan umat.


(58)

c. Peran BMT

Keberadaan BMT memiliki beberapa peran sebagai berikut: (Arif, 2012: 132).

1) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi nonsyariah, aktif melakukan sosialisasi ditengah masyarakat tentang arti pentingnya sistem ekonomi Islam.

2) Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. 3) Melepaskan ketergantungan pada rentenir.

4) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.

d. Ciri-ciri BMT

BMT memiliki ciri-ciri umum dan khusus antara lain sebagai berikut (Ridwan, 2004: 132).

1) Ciri-ciri utama

a) Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan eknomi paling banyak untuk anggota dan masyarakat.

b) Bukan lembaga sosial, tapi bermanfaat untuk mengefektifan pengumpulan dan pensyarufkan dana zakat, infaq, dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak.

c) Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat disekitarnya.


(59)

d) Milik bersama masyarakat bawah bersama dengan orang kaya disekitar BMT, bukan milik perseorangan atau orang diluar mayarakat. Atas dasarnya ini BMT tidak dapat berbadan hukum perseroan.

2) Ciri-ciri khusus BMT

a) Staf dan karyawan BMT bertindak proaktif, tidak menunggu tetapi menjembut bola, bahkan merebut bola, baik untuk menghimpun dana anggota maupun untuk pembiayaan. Pelayanannya mengacu kepada kebutuhan anggota, sehingga semua staff BMT harus mampu memberikan yang terbaik buat anggota dan masyarakat. b) Kantor dibuka dalam waktu yang tertentu yang

ditetapkan sesuai dengan kebutuhan pasar, waktu buka kasnya tidak terbatas pada siang hari saja, tetapi dapat saja malam atau sore hari tergantung pada kondisi pasarnya. Kantor ini hanya ditunggu oleh sebagian staff saja karena kebanyakan dari mereka pada keluar untuk menjemput anggota.

c) BMT mengadakan pendampingan usaha anggota, pendampingan ini akan lebih efektif jika dilakukan secara berkelompok (Pokusma). Dalam pendampingan ini dilakukan pengajian rutin, dirumah, masjid atau sekolah dan lain-lain. Setiap kelompok maksimal


(60)

beranggotakan 10-25 orang. Setiap kelompok akan selalu didampingi oleh staf BMT.

d) Manajemen BMT adalah profesional Islami

a) Administrasi keuangan dilakukan berdasarkan standar akuntansi keuangan Indonesia yang disesuaikan dengan prinsip akuntansi syariah. Jika dirasa telah mampu, BMT dapat menggunakan sistem akuntansi komputerisasi sehingga mempermudah dan mempercepat proses pembukuan. Pembukuan ini dilaporkan secara berkala dan terbuka.

b) Setiap bulan BMT akan menerbitkan laporan keuangan dan penjelasan dari isi laporan tersebut. c) Setiap tahun buku ditetapkan, maksimal sampai

bulan maret berikutnya, BMT akan menyelenggarakan musyawarah anggota tahunan, forum ini merupakan forum permusyawaratan tertinggi.

d) Aktif menjemput bola, berprakarsa, kreatif-inovatif, menemukan masalah dan memecahkanya secara bijak dan memberikan kemenangan kepada semua pihak (win-win solution).


(61)

e) Berpikir, bersikap dan bertindak “ahsanu’amala” atau service exelence.

f) Berorientasi kepada pasar bukan kepada produk. Meskipun produk menjadi penting, namun pendirian pendirian dan pengembangan BMT harus senantiasa memperhatikan aspek pasar, baik dari sisi lokasi, potensi pasar, timgkat persaingan serta lingkungan bisnisnya.

7. Pengertian Penghimpunan Dana (Funding).

Fundingadalah upaya yang dilakukan oleh lembaga perbankan dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas financing dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mempu memenuhi likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas( Danupranata, 2013: 111).

Jadi dana simpanan (funding) pada BMT adalah upaya yang dilakukan oleh BMT dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas financing dengan harapan lembaga yang bersangkutan tetap mampu memenuhi likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.

8. Sumber dan Karakteristik Dana BMT

Prinsip simpanan di BMT menganut azas wadiah dan mudharabah. a. Prinsip Wadiah


(62)

Wadiah berarti titipan. Pinsip simpanan wadiah merupakan akad penitipan barang atau uang pada BMT, oleh sebab itu BMT berkewajiban menjaga dan merawat barang tersebut dengan baik serta mengembalikanya saat penitip (muwadi’) menghendakinya. Prinsip wadiah dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Wadiah Amanah

Penitipan barang atau uang tetapi BMT tidak memiliki hak untuk mendayagunakan titipan tersebut. Atas pengembangan produk ini, BMT dapat mensyaratkan adanya jasa (fee) kepada penitip (muwadi’), sebagai imbalan atas pengamanan, pemeliharaan, dan administrsinya. Nilai jasa tersebut sangat tergantung pada jenis barang dan lamanya penitipan. Prinsip wadiah amanah ini sering berlaku pada bank dengan jenis produknya kotak penyimpanan (save deposit box). Berikut ini beberapa ketentuan tentang wadiah amanah:

a) Pihak yang dititipi tidak boleh memnfatkan barang yang dititipkan.

b) Pada saat dikembalikan, barang yang dititipkan harus dalam keadaan yang sama saat dititipkan.

c) Jika selama masa penitipan barangnya menglami kerusakan dengan sendirinya (karena terlalu tua, lama dll) maka yang menerima titipan tidak berkewajiban


(63)

menggantinya, kecuali kerusakan tersebut karna kecerobohan yang dititipi, atau yang menerima titipan melanggar kesepakatan.

d) Sebagai imbalan atas tanggung jawab menerima amanah tersebut, yang dititipi berhak menetapkan imbalan. 2) Wadiah Yad Dhomanah

Merupakan akad penitipan barang atau uang (umumnya berbentuk uang) kepada BMT, namun BMT memiliki hak untuk mendayagunakan dana tersebut. Atas akad ini deposan akan mendpatkan imbalan berupa bonus, yang tentu saja besarnya sangat tergantung dengan kebijakan manajemen BMT. Produk ini iasanya kurang berkembang karena deposan menghendaki adanya bagi hasil yang layak. Prinsip wadiah dhomanah ini sering dipraktekan untuk dana-dana yang bersifat sosial, penitip tidak menghndaki adanya imbalan. Beberapa ketentuan yang berlaku dalam produk ini: a) Penerima titipan berhak memenfaatkan barang/uang yang dititipkan dan berhak pula mempeoleh keuntungan. b) Penerima bertanggungjawab penuh atas barang tersebut,

jika terjadi kerusakan atau kehilangan.

c) Keuntungan yang diperoleh karena pmanfaatan barang titipan, dapat diberikan sebagian kepada pemilik barang sebagai bonus atau hadiah.


(64)

b. Prinsip Mudharabah

Prinsip mudharabah merupakan akad kerja sama modal dari pemilik dana (shohibul maal) dengan pengelola dana atau pengusaha (mudharib) atas dasar bagi hasil. Dalam hal penghimpunan dana, BMT berfungsi sebagai mudhorib dan penyimpan sebagai shohibul maal. Prinsip ini dapat diembangkan untuk semua jenis simpanan di BMT. Berbagai ketentuan dalam sistem mudharabah:

1) Modal

a) Harus diserahkan secara tunai

b) Dinyatakan dalam nilai nominal yang jelas

c) Langsung diserahkan kepada mudharib untuk segera memulai usaha

2) Pembagian Hasil

a) Nisbah bagi hasil harus disepakati diawal perjanjian b) Pembagian hasilnya dapat dilakukan saat mudhorib telah

mengembalikan seluruh modalnya atau sesuai dengan periode tertentu yang disepakati.

3) Risiko

a) Bila terjadi kerugian usaha maka semua kerugian akan ditanggung oleh shohibul maal dan mudharib tidak akan mendapatkan keuntungan usaha


(65)

b) Untuk memperkecil resiko, shahibul maal dapat memberi batasan-batasan tertentu kepada mudharib. 9. Produk-Produk Penghimpunan Dana BMT.

Untuk dapat menarik minat anggota dalam menabung, maka BMT perlu mengemas produknya kedalam nama yang menarik dan mudah diingat. Selain itu produk pnghimpunan dana pada BMT harus mampu menampung keinginan nasabah. Jenis produk tersebut dapat dikembangkan menjadi:

a. Tabungan Haji

Tabungan khusus menampung keinginan masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji dalam jangka panjang.

b. Tabungan Qurban

Tabungan untuk para shohibul qurban, yaitu masyarakat disediakan produk yang dapat membantu merencanakan ibadah qurbanya.

c. Tabungan Pendidikan

Tabungan yang disediakan untuk membantu masyarakat dalam menyediakan kebutuhan dana pendidikan dimasa yang akan datang.

d. Tabungan Berjangka Mudhrabah

Deposito dengan jangka waktu tertentu. Deposito biasanya memiliki tingkat nisbah bagi hasil yang lebih tinggi dibanding tabungan.


(66)

10.Produk-Produk Simpanan (Funding) Pada BMT UMY. a. Simpanan Mudharabah.

Simpanan mudharabah pada BMT UMY dikelola dengan prinsip syariah yang memungkinkan anggotamelakukan transaksi penyimpanan dan penarikan dananya secara tunai setiap saat.Setoran awal minimal Rp. 10.000,00 dan setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000, 00. Dengan nisbah bagi hasil 17% : 83% dari pendapatan BMT UMY.

b. Simpanan Mudharabah Berjangka.

Merupakan simpanan bagi anggota dalam bentuk investasi yang halal dengan prinsip syariah dengan jangka waktu 1, 3,6,12 dan 24 bulan. Setoran minimal Rp. 1.000.000,00. Dengan nisbah bagi hasil 45% : 55% (3 bulan), 50% : 50% (6 bulan), 55% : 45% (12 bulan), 60% : 40% (24 bulan) dari pendapatan BMT UMY.

c. Simpanan Pendidikan.

Simpanan pendidikan diperuntukan bagi anggota pelajar guna mendukung perencanaan pendidikannya. Penarikan dapat dilakukan setiap tahun ajaran/akademik baru atau selama masa pendidikan sesuai kesepakatan. Setoran awal minimal Rp. 20. 000, 00 dan setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,00. Dengan nisbah bagi hasil 18%: 82% dari pendapatan BMT UMY.


(67)

d. Simpanan Qurban/Aqiqah.

Simpanan ini direncanakan oleh anggota BMT untuk mewujudkan niatnya beribadah Qurban dan Aqiqah. Penarikan minimal satu bulan menjelang hari raya idul Adha/tujuh hari menjelang Aqiqah. Setoran awal minimal Rp. 20.000,00 dan setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,00. Dengan nisbah bagi hasil 18% : 82% dari pendapatan BMT UMY.

e. Simpanan Walimah.

Simpanan yang diperuntungkan bagi anggota BMT untuk mendukung perencanaan pernikahan. Penarikan dapat dilakukan satu bulan menjelang pernikahan. Setoran awal minimal Rp. 25.000,00 dan setoran selajutnya minimal Rp. 10.000,00. Dengan nisbah bagi hasil 18% : 82% dari pendapatan BMT UMY.

f. Simpanan Haji/Umrah.

Simpanan haji/umrah ditunjukan bagi anggota untuk mewujudkan niatnya beribadah haji/umrah. Penarikan dapat dilakukan menjelang haji/umrah. Setoran awal minimal Rp. 100.000,00 dan setoran selanjutnya minimal Rp. 50.000,00. Dengan nisbah bagi hasil 18% : 82% dari pendapatan BMT UMY.


(68)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei. Survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Dalam penelitian survei, informasi dkumpulkan dari reponden anggota pengambil simpanan (funding) pada BMT UMY dengan menggunakan kuisioner. Penyusun melakukan penelitian langsung kepada anggota sehingga data yang diperoleh lebih akurat (Kelinger, 1993: 660).

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik, yaitu menggambarkan dan menjelaskan sejauh mana pengaruh faktor produk, harga, lokasi, promosi,karyawan, proses dan bukti fisik terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan jasa di BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(69)

3. Subjek dan Objek Penelitian

Objek penelitian tersebut berlokasi di Yogyakarta yaitu BMT UMY, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah nasabah simpanan mudharabah, mudharabah berjangka, pendidikan, walimah, aqiqah/kurban, haji/umrah pada BMT UMY yang terletak di kampus terpadu UMY, gedung Ar Fahrudin B Lantai Dasar Ring Road Barat Tamantirto, Yogyakarta.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012: 80).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah nasabah simpanan mudharabah, mudharabah berjangka, pendidikan, walimah, aqiqah/kurban, haji/umrah pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

b. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yangdimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Quota Sample, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Yang penting diperhatikan disini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan. Yang menjadi subyek penelitian adalah semua nasabah tabungan untuk kemudian


(70)

dijadikan sampel berjumlah 100 reponden. Menurut Juliansyah (2008: 159) dalam penentuan sampel jika populasinya besar dan jumlahnya diketahui maka digunakan rumus:

n = z2 4 (moe)2

n = 1,962

4 (0,05)2

n = 96,04, maka dibulatkan menjadi 100 orang responden. Dimana :

n : Jumlah sampel

z : nilai z dengan tingkat keyakinan yang dibutuhkan penentuan sampel persen. Pada = 5%, z = 1,96.

Moe : Margin of Error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, biasanya 5%. Jadi sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 100 orang nasabah BMT UMY.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk kepentingan penelitian ini sumber data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Kuisioner (Angket)

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan


(71)

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2012: 142). Responden dalam hal ini adalah nasabah BMT UMY. Data diperoleh berdasarkan skala likert dari 1 sampai dengan 4. b. Data Sekunder

Sudah bisa mengambilnya yang kemudian mengolahnya. Data sekunder penelitian ini bisa kita peroleh melaui proses observasi, wawancara, dan dokumentasi.

6. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Independen (X)

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli produk simpanan (funding) yaitu:

1) Variabel Produk, indikatornya adalah tanggapan konsumen terhadap kualitas, nilai dan manfaat suatu produk yang ditawarkan oleh BMT UMY.

2) Variabel Harga, indikatornya adalah tanggapan konsumen terhadapharga produk, berupa keringanan setoran awal, biaya administrasi dan nisbah bagi hasil.

3) Variabel Lokasi, indikatornya adalah tanggapan konsumen dengan kemudahan trasportasi menuju lokasi, letak strategis dan jalan yang ditempuh menuju lokasi tersebut. 4) Variabel Promosi, indikatornya adalah tanggapan


(72)

administrasi serta promosi yang dilakukan melalui media, baik catak maupun elektronik.

5) Variabel Karyawan, indikatornya adalah tanggapan konsumen terhadap kemampuan karyawan BMT UMY dalam berinteraksi dengan konsumen.

6) Variabel Proses, indikatornya adalah tanggapan konsumen terhadap kemudahan kemudahan prosedur dalam pembukaan rekening serta penarikan tabungan.

7) Variabel Bukti Fisik, indikatornya tanggapan konsumen terhadap tampilan gedung, tata ruang dan letak fasilitas layanan, counter layanan dalam melayani konsumen, seperti memberikan informasi tentang produk serta pengaduan nasabah menyangkut kesalahan dalam bertransaksi, daya tarik, kenyamanan, kemudahan akses dan tempat parkir.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalahvariabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Dependen dalam penelitian ini adalah perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli terhadap produk pilihannya, indikatornya adalah kepercayaan terhadap BMT, adanya ketertarikan, kontinuitas dalam


(73)

penggunaan serta kepuasan yang dirasakan konsumen sehingga mereferensikannya pada orang lain.

B. Penurunan Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2013: 110).

Berdasarkan rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: a. Pengaruh Produk Terhadap Keputusan Membeli.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler dalam Kasmir, 2010: 123). Dalam produk perbankan yang ditawarkan berupa jasa, oleh sebab itu produk yang ditawarkan oleh sebuah bank diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan manfaat lebih kepada nasabah, sehingga produk berpengaruh terhadap keputusan membeli. Yasin Muhammad Habibi (2015) Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Kosudgama Yogyakarta.Variable produk memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Kosudgama Yogyakarta dengan signifikansi sebesar 0,004.


(74)

H1=Variabel produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk funding BMT UMY.

b. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Membeli

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh suatu produk (Kotler, 1992: 96). Dalam perbankan yang termasuk harga misalnya bunga, bagi hasil, biaya administrasi, uang muka, uang kirim, biaya tagih. Sehingga bank harus bisa menawarkan harga yang sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat, karena masyarakat akan cenderung memilih bank dengan harga yang relatif murah tanpa mengurangi kualitas pelayanan.Penelitian oleh Detha Alfrian Fajri, Wilopo, Zainul Arifin (2013) dalam bentuk jurnal dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Menabung (Survey Pada Nasabah Bank Muamalat Cabang Malang)” variabel harga memiliki pengaruh terhadap keputusan menabung.

H2= Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk funding BMT UMY.

c. Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Membeli

Lokasi atau tempat menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk tersedia dan


(75)

dapat diperoleh bagi konsumen sasaran (Kotler, 1997: 96). Dalam perbankan lokasi yang strategis akan banyak membantu upaya bank dalam menarik nasabah. Junitrianto Kantohe dan M. Karuntu (2014) Dalam jurnal penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Berbelanja Pada Fiesta Pasar Swalayan Manado. Hasil penelitian variabel lokasi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan membeli. H3= Variabel lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk fundingBMT UMY.

d. Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Membeli

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen (Alma, 2009: 13).Promosi merupakan suatu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Variabel promosi dalam perbankan mencangkup promosi penjualan, iklan, humas, pemasaran langsung dan publishing (Muhammad, 2002: 200). Junitrianto Kantohe dan M. Karuntu (2014) Dalam jurnal penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Berbelanja Pada Fiesta Pasar Swalayan


(76)

Manado. Hasil penelitian variabel promosi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan membeli.

H4=Variabel promosi berpengaruh positif dan signifikn terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk fundingBMT UMY.

e. Pengaruh Karyawan (People) Terhadap Keputusan Membeli. Menurut Danupranata (2013: 41) SDM (People) hal ini diinterprestasikan sebagai sumber daya manusia dari perbankan syariah itu sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan berhubungan dengan nasabah. SDM inipun yang akan sangat berkorelasi dengan tingkat kepuasan para planggan perbankan syariah.

Penelitian oleh Detha Alfrian Fajri, Wilopo, Zainul Arifin (2013) dalam bentuk jurnal dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Menabung (Survey Pada Nasabah Bank Muamalat Cabang Malang)” menyimpulkan bahwa variabel people berpengaruh positif terhadap keputusan menabung.

H5=Variabel people berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk fundingBMT UMY.


(1)

LAMPIRAN

Uji Reliabilitas

Produk (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.875 5

Harga (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.864 5

Lokasi (X3)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.914 5

Promosi (X4)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(2)

Karyawan (X5)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.861 5

Proses (X6)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.775 5

Bukti Fisik (X7)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.822 5

Keputusan Membeli (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(3)

Lampiran

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .26521164

Most Extreme Differences Absolute .132

Positive .076

Negative -.132

Kolmogorov-Smirnov Z 1.318

Asymp. Sig. (2-tailed) .062


(4)

Uji Heterokesdatisitas

Uji Linearitas

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .065a .004 -.072 .27453355


(5)

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.646 .290 -2.224 .029

X1 .214 .072 .223 2.989 .004 .590 1.695

X2 .142 .056 .153 2.519 .014 .886 1.128

X3 .140 .062 .169 2.254 .027 .582 1.717

X4 .144 .064 .159 2.240 .027 .653 1.532

X5 .203 .067 .224 3.027 .003 .598 1.671

X6 .170 .081 .136 2.109 .038 .791 1.264

X7 .188 .074 .174 2.543 .013 .697 1.436

a. Dependent Variable: Y

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .836a .698 .675 .27512 1.971

a. Predictors: (Constant), X7, X2, X4, X6, X3, X5, X1


(6)