4.4. Analisis Perbandingan Worksheet untuk membuat ranking dan menghitung
∑ R1, ∑ R2, U1 dan U2 Jumlah
Urutan ke
rank Rank-1
PNS Rank-2
Petani Mentah
diurut 3
1 1
2 2
3 1
2 2
2 4
1 3
2 2
3 2
4 5,5
5,5 4
2 5
5,5 5,5
3 2
6 5,5
5,5 4
2 7
5,5 5,5
4 2
8 5,5
5,5 4
2 9
5,5 5,5
3 2
10 5,5
5,5 4
3 11
15 15
4 3
12 15
15 2
3 13
15 15
4 3
14 15
15 2
3 15
15 15
2 3
16 15
15 3
3 17
15 15
1 3
18 15
15 2
3 19
15 15
3 4
20 24,8
24,8 3
4 21
24,8 24,8
4 4
22 24,8
24,8 2
4 23
24,8 24,8
2 4
24 24,8
24,8 4
4 25
24,8 24,8
3 4
26 24,8
24,8 1
4 27
1
24,8 24,8
2 4
28 24,8
24,8 1
4 29
24,8 24,8
4 4
30 24,8
24,8 167
284,4
1
Wanita yang bekerja sebagai petani
Universitas Sumatera Utara
∑ R1 = 167 ∑ R2 = 284,4
U1 = n
1
.n
2
+ n
2
n
2
+1 - ∑ R
2
U1 = n
1
.n
2
+ n
2
n
2
+1 - ∑ R
1
U1 = 15 x 15 + 15 15+1- ∑ R2 = 225+225+15 – 284,4 = 60,6
U2 =15 x 15 + 15 15+1- ∑ R2 = 225+225+15 – 167 = 178
Nilai terkecil antara U1 dan U2 adalah nilai Ui karena itu : U = 60,6 Untuk U pada table adalah , dengan significance 0,05 = 64
Karena U hitung U tab, maka Ho ditolak, dengan perkataan lain, data menunjukkan bahwa ada indikasi jumlah anak pada wanita yang bekerja sebagai
petani lebih banyak dari jumlah anak pada wanita yang bekerja sebagai PNS. Sehingga, dalam penelitian ini, terdapat kesimpulan bahwa hipotesis
diterima. Yakni terdapat perbedaan jumlah anak pada wanita yang bekerja sebagai PNS dan wanita yang bekerja sebagai petani.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Analisis Korelasi
Untuk melihat korelasi antara variabel x jenis pekerjaan dengan variabel y
jumlah anak dan variabel antara usia menikah maka peneliti akan menggunakan rumus Yuli’s Q, sesuai dengan keterangan sebelumnya yang telah
dibahas dalam metedologi penelitian.
4.5.1.Hubungan pekerjaan terhadap jumlah anak Tabel 4.38.
Hubungan pekerjaan terhadap jumlah anak Pekerjaan
Jumlah anak Jumlah
Sedikit Banyak
PNS 7
8 15
Petani 13
2 15
Jumlah 20
10 30
Adapun penggolongan sedikit banyaknya jumlah anak adalah: Sedikit : jumlah anak 1 satu dan 2 dua
Banyak : jumlah anak 3 tiga dan lebih dari tiga Penggolongan ini berdasarkan dari peraturaran pemerintah dengan
program KBnya, dimana ada penganjuran bahwa cukup 2 anak saja, laki-laki dan perempuan sama saja.
Untuk melihat hubungan diantara dua variabel ini, maka digunakan rumus dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
BxC-AxD Q xy =
BxC+AxD
8x13-7x2 104 – 14
Q xy = =
8x13+7x2 104 + 14
90 Q xy =
= 0,76 118
4.5.2. Hubungan usia menikah dengan jumlah anak Tabel 4.39.
Hubungan usia menikah dengan jumlah anak Usia
Menikah Jumlah anak
jumlah sedikit
banyak Tidak cepat
8 8
16 Cepat
12 2
14 Jumlah
20 10
30
Penggolongan cepat tidak cepatnya menikah wanita didasarkan pada suatu artikel yang menyatakan bahwa seorang perempuan sebaiknya menikah paling minim usia
21-22 tahun www.pikiran-rakyat.comcetak200602200605hikmahutama01.htm, dan ini rasional berdasarkan fisik biologis dan mental wanita untuk menikah.
Universitas Sumatera Utara
BxC-AxD Q xy =
BxC+AxD 8x12-8x2
96-16 Qxy =
= 8x12+8x2
96+16 80
Qxy = =
0,74 108
4.5.3.Hubungan pekerjaan dengan usia menikah Tabel 4.40.
Hubungan pekerjaan dengan usia menikah Usia
Menikah Jenis pekerjaan
jumlah Petani
PNS Tidak cepat
2 14
16 Cepat
13 1
14 Jumlah
20 10
30 BxC-AxD
Q xy = BxC+AxD
14x13-2x1 182-2
Qxy = =
14x13+2x1 182+2
Universitas Sumatera Utara
180 Q xy =
= 0,97 184
4.5.4. Hubungan variabel antara usia menikahdengan variabel x pekerjaan dan y jumlah anak
T Y
Y Banyak
Sedikit Jumlah
Tidak Cepat
PNS 6 AT
8 BT 14
Petani - CT
2 DT 2
Cepat PNS
1 AT - BT
1 Petani
13 CT - DT
13 Jumlah
20 10
30
{BTxCT+BTxCT}- {ATxDT+ATxDT} Qxy Tied T =
{BTxCT+BTxCT}+ {ATxDT+ATxDT} {8x0+8x0}-{6x2+6x2}
Q xy Tied T = {8x0+8x0}+{6x2+6x2}
-24 Qxy Tied T =
= -1 24
Universitas Sumatera Utara
Ada empat kemungkinan penafsiran terhadap hasil-hasil koefisien partial 1.
Hasil perhitungan disebut eksplanasi, apabila perhitungan partial Q xy Tied T sama dengan 0 atau negigeble, atau lebih kecil dari zero Prder Q xy yang
perbedaannya lebih dari 0,10. dengan pengertian bahwa antara X dan Y tetap memiliki hubungan yang penting dan berarti. Sedangkan faktor T berfungsi
memperjelas hubungan tersebut. 2.
Hasil perhitungan disebut no effect apabila hasil perhitungan partial sama dengan hasil perhitungan Zero Order atau ada perbedaan nilai kurang dari
0,10. pengertian hasil no effect ini ialah faktor T tidak memiliki pengaruh terhadap Zero Order. Dengan kata lain, korelasi X dan Y betul-betul murni,
tidak dipengaruhi oleh faktor T. 3.
Hasil perhitungan disebut suppressor apabila hasil perhitungn Q xy Tied T lebih besar dari Zero Order dengan perbedaan nilai lebih dari 0,10. artinya
antara X dan Y tidak ada hubungan sehingga faktor T lebih penting dan menjadi faktor penentu terhadap perubahan pada dependent variabel.
4. Hasil perhitungan disebut specification apabila terdapat korelasi yang
berlawanan antara Zero Order Disini terlihat bahwa Q xy Tied T sama dengan -1, sedangkan zero order
sama dengan 0,76. Hal ini berarti terdapat perbedaan lebih dari 0,10 dimana Q xy Tied T lebih kecil dari Zero Order. Dengan pengertian bahwa antara X dan Y tetap
memiliki hubungan yang penting dan berarti. Sedangkan faktor T berfungsi memperjelas hubungan tersebut. Ini berarti bahwa variebel independent pekerjaan
berpengaruh terhadap variabel dependent jumlah anak yang diterangkan melalui
Universitas Sumatera Utara
variabel antara usia menikah. Dan hubungannya sangat kuat sekali. Ini terlihat dari tabel
Nilai koefisien
Nilai Maknanya
+ 0,70 – ke atas + 0,59 – + 0,69
+0,30 – + 0,49 + 0,10 – + 0,29
+ 0,01 – + 0,09 0,0
- 0,01 – - 0,09 - 0,10 – - 0,29
- 0,30 – - 0,49 - 0,50 – - 0,69
- 0,70 – - ke bawah Hubungan positif yang sangat kuat
Hubungan positif yang mantap Hubungan positif yang sedang
Hubungan positif yang rendah Hubungan positif yang yang tak berarti
Tidak ada hubungan Hubungan negatif yang tak berarti
Hubungan negatif yang rendah Hubungan negatif sedang
Hubungan negatif yang mantap Hubungan negatif yang sangat kuat
Universitas Sumatera Utara
4.6. Analisa Penelitian