petani, dibandingkan dengan daerah lain yang cenderung wanitanya lebih banyak bekerja di sektor pertanian atau sebagai petani.
Akan tetapi akibat keterbatasan waktu, peneliti tidak akan membandingkan jumlah anak berdasarkan wilayah atau daerah akan tetapi peneliti
akan melihat berdasarkan pekerjaan wanita tersebut, yang dalam hal ini adalah wanita yang bekerja sebagai petani dan PNS. Adapun lokasi penelitian, seperti
yang telah diungkapkan di atas peneliti mengambil lokasi di Kel. Batang Ayumi Julu, Kec. Padangsidempuan Utara.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian eksplanatif terhadap masalah tersebut, yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah 1.
Bagaimana perbedaan jumlah anak pada wanita yang bekerja sebagai PNS dengan wanita yang bekerja sebagai petani
2. Bagaimana pengaruh pekerjaan wanita yang bekerja sebagai PNS
dan petani terhadap jumlah anak
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah 1.
Untuk mengetahui bagaimana perbedaan jumlah anak pada wanita yang bekerja sebagai PNS dengan wanita yang bekerja
sebagai petani
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pekerjaan wanita yang
bekerja sebagai PNS dengan petani terhadap jumlah anak.
1.4. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian ini diharapkan manfaat penelitian ini berupa:
1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi khasanah
kepustakaan yang bernilai dan bermutu khususnya mengenai sosiologi gender. 1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini menjadi kajian yang akurat dan memberi sumbangan pemikiran baik kalangan akademis maupun pemerintah khusunya kota
Padangsidempuan dalam mengambil kebijakan untuk pembangunan perempuan yang terkait dengan peranya dalam sector ekonomi dan reproduksi
1.4.3. Bagi Penulis Dapat meningkatkan pengetahuan si peneliti dan menambah wawasan
mengenai masalah yang terkait dan merupakan wadah dalam pembentukan pola pikir ilmiah serta rasional dalam menghadapi persoalan social yang ada dalam
masyarakat.
1.5. Kerangka Teori 1.5.1. Feminis Marxis
Dalam analisis teori Feminis Marxis mengatakan bahwa:
Universitas Sumatera Utara
a Hak kepemilikan pribadi manusia sebagai kelembagaan yang menghancurkan keadilan dan kesamaan kesempatan
a. Kapitalisme adalah tatanan social dimana pemilik modal mengunguli kaum
buruh dan laki-laki mengungguli perempuan b.
Sumber opresi perempuan adalah kapitalisme. Analisis ini menunjukkan bahwa perempuan akan memperoleh
kesamaan dan kesempatan seperti laki-laki jika perempuan tersebut mampu menyamai kedudukannya dalam hal ekonomi dengan laki-laki, sehingga struktur
kekuasaan lama akan terbongkar melalui perjuangan kelas Suseno, 2001:149. Analisis gender dari Feminisme Marx beranggapan bahwa penyebab
dasar penindasan terhadap perempuan bersifat struktural akumulasi modal dan pembagian kerja. Teori Marxis tentang materailistis determinasi yang
mengatakan bahwa budaya masyarakat berakar dari atau mempunyai basis material atau ekonomi. Marx mengatakan bahwa basis kehidupan masyarakat
berdasarkan pola relasi material dan ekonomi yang selalu menimbulkan konflik. Paham materialisme Marx telah menentukan nilai eksistensi seseorang dimana
kepemilikan modal dapat memberikan kekuatan kepada seseorang. Pekerjaan domestik yang dilakukan oleh perempuan memang tidak menghasilkan uang,
oleh karena itu perempuan dianggap inferior dan tidak mempunyai kekuatan apa- apa.
Pada dasarnya kedudukan dan status wanita sangat berpengaruh oleh perputaran nilai capital, dan hal ini disebabkan oleh 3 faktor Abdullah 1997:188-
189 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Secara ekonomis keterlibatan perempuan di pasar kerja
menguntungkan kelompok-kelompok kapitalis karena biaya tenaga kerja perempuan lebih murah
2. Perubahan-perubahan mendasar yang terjadi dalam sistem sosial,
pada hakikatnya merupakan fungsi dari proses ekonomi dimana capital memegang peranan penting
3. Pemanfaatan angkatan kerja dalam proses produksi merupakan
strategi memperkuat hegemoni gender berdasarkan konsep - konsep kapitalis
Jika perempuan tersebut telah berpartisipasi dalam hal ekonomi keluarga, maka hal ini akan berpengaruh terhadap posisi tawar perempuan
tersebut dalam pengambilan keputusan dalam keluarga khususnya dalam penetapan jumlah anak yang diinginkan. “Pengaruh” dapat menggambarkan
kekuasaan atau dominasi seseorang terhadap sesuatu. Khususnya tentang kekuasaan dalam keluarga Cromwell dan Olson mengemukakan 3 bidang dalam
keluarga, yaitu: 1.
Sumber dasar kekuasaan bases of family power 2.
Proses kekuasaan dalam keluarga family power processes 3.
Hasil kekuasaan dalam keluarga family power outcomes Karl Marx mengatakan bahwa ekonomi merupakan dasar kekuasaan.
Wanita yang mempunyai distribusi ekonomi berupa materi akan mampu atau dapat memberi suatu keputusan dalan keluarga. Selain itu ada beberapa faktor
yang dianggap mempengaruhi peranan wanita dalam mengambil keputusan Ihromi, 1990:90 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 Proses sosialisasi
2 Pendidikan
3 Latar Belakang Perkawinan
4 Kedudukan dalam masyarakat
5 Pengaruh luar lainnya.
Pengaruh ekonomi ini juga akan berpengaruh terhadap kebijakan seorang wanita untuk menunda perkawinan. Pernyataan ini tampak jelas dengan adanya
suatu hipotesis yang menyatakan bahwa kemandirian ekonomi dan pendidikan mempengaruhi wanita untuk menunda pernikahan atau tidak
httpbebas.vlsm.orgkuliahseminar-MIS20059191-b-b-J 11-19.pdf,
1.5.2. Teori Pilihan Rasionalitas
Masuknya wanita ke sektor publik merupakan proses pembebasan wanita dari penindasan dalam keluarga. Partisipasi wanita dalam sektor publik
dapat membuat wanita produktif, sehingga konsep pekerjaan domestik wanita tidak ada lagi, dengan mempunyai uang atau materi maka wanita memasuki dunia
kerja, dan dengan adanya kecenderungan wanita memasuki dunia kerja, R.O. Blood dan D.M. Wolfe 1977:261 menganggap bahwa status pekerjaan dan jam
kerja berpengaruh terhadap kegiatan keluarga, misalnya keinginan wanita tersebut terhadap jumlah anak yang diinginkannya. Status pekerjaan dapat
dibedakan dalam sektor formal maupun informal, yang dalam penelitian ini adalah PNS dan petani
Kedua sektor pekerjaan ini masing-masing mempunyai latar belakang dan pemahaman yang berbeda satu sama lain, seperti latar belakang pendidikan,
Universitas Sumatera Utara
anggapan terhadap nilai anak dan lain-lain. Pendidikan berkaitan dengan pekerjaan dan jumlah anak yang diinginkan dengan asumsi seorang wanita yang
mempunyai pendidikan yang tinggi cenderung memperoleh pekerjaan yang lebih tinggi derajatnya di masyarakat begitu juga dalam jumlah anak, wanita yang
bekerja tersebut tidak akan begitu saja menerima hal-hal yang baru. Wanita tersebut akan mempertimbangkan segi positip dan negative bagi diri maupun
keluarga. Kemampuan menganalisa keadaan maupun permasalahan dengan baik, akan berpengaruh terhadap keputusan yang diambil. Begitu juga dalam
menentukan jumlah anak dengan mempertimbangkan segi positif dan negatif maka seorang wanita tersebut dapat menggambarkan keinginan atau jumlah anak
yang sesungguhnya sesuai dengan kondisinya sebagai wanita yang berperan ganda dan berpendidikan tinggi.
Parson mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang kreatif, aktif dan evaluatif dalam memilih diantara alternative tindakan dalam mencapai
tujuannya Ritzer, 2004:71. Begitu juga dalam menentukan jumlah anak atau pengambilan keputusan untuk bekerja karena anak, suatu pasangan atau individu
akan berpikiran secara rasional dengan melalui pertimbangan-pertimbangan. Karena pada dasarnya keikutsertaan wanita untuk bekerja menimbulkan peran
ganda wanita tersebut dalam keluarga, dimana satu pihak perannya dituntut dalam pembangunan dan memberikan sumbangan kepada masyarakat, di pihak lain
wanita dituntut untuk menjalankan tugasnya dalam urusan keluarga httpartikel.usagunhharsiwi6-04-2.html
Weber menggunakan konsep rasionalitas dalam klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Tindakan rasional menurut Weber menurut
Universitas Sumatera Utara
pertimbangan yang sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan. Weber membagi rasionalitas tindakan ini ke dalam empat macam, yaitu: rasionalitas
instrumental, rasionalitas yang berorientasi nilai, tindakan tradisional, dan tindakan afektif. Rasionalitas instrumental sangat menekankan tujuan tindakan
dan alat yang dipergunakan dengan adanya pertimbangan dan pilihan yang sadar dalam melakukan tindakan sosial. Dibandingkan dengan rasionalitas instrumental,
sifat rasionalitas yang berorientasi nilai yang penting adalah bahwa alat-alat hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yangs sadar, tujuan-tujuannya sudah
ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau nilai akhir baginya www.geocities.comjurnal
_iiindonesiasosiologi- profetik.htl.Masalah fertilitas ini terkait dengan rasionalitas tindakan berdasarkan
nilai, yaitu nilai anak. Pada masyarkat yang mengalami masa transisi telah mulai terjadi
pergeseran nilai anak dimana dahulu sebagian besar masyarakat, menilai anak sebagai sumber rezeki dengan pameo “ banyak anak banyak rezeki”, pameo ini
sangat melekat pada masyarakat tradisional, akan tetapi untuk masyarakat modern maka pameo berubah menjadi “ banyak anak banyak beban”. Keuntungan
finansial materi dan kebahagiaan yang diperoleh oleh orang tua apabila mempunyai tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan dalam membesarkan
anak. Jika jumlah anak dalam keluarga itu besar, maka biaya dan waktu alokasi untuk anak akan besar pula dan hal tersebut dapat membebani orang tuanya. Dari
beberapa hasil penelitian tentang fertilitas, dilihat dari segi ekonomi yang menjadi sebab utama tinggi rendahnya fertilitas adalah beban ekonomi keluarga. Dalam
hal ini ada dua pandangan yang saling bertentangan. Pandangan pertama
Universitas Sumatera Utara
beranggapan bahwa dengan mempunyai jumlah anak yang banyak dapat meringankan beban ekonomi yang harus ditanggung orang tua. Di sini anak
dianggap dapat membantu meringankan beban ekonomi orang tua bila mereka sudah bekerja. Pandangan kedua, yang dapat dikatakan pandangan yang agak
maju, beranggapan bahwa anak banyak bila tidak berkualitas justru menambah dan bahkan akan memperberat beban orangtua kelak. Dengan anggapan seperti
ini, mereka menginginkan mengharapkan jumlah anak sedikit, tetapi berkualitas. Persepsi terhadap nilai anak akan mempengaruhi jumlah anak yang diinginkan
atau dimiliki www.danandiri.or. idfile rahmawatiun hasbab .p df..
1.6. Hipotesis
Adapun hipotesis yang mau dilihat dalam penelitian ini adalah 1.6.1.Uji perbedaan
Ho: tidak ada perbedaan jumlah anak pada wanita yang bekerja sebagai PNS dengan wanita yang bekerja sebagai petani
Ha : ada perbedaan jumlah anak pada wanita yang bekerja sebagai PNS dengan wanita yang bekerja sebagai petani
1.6.2. uji korelasi Ho : tidak ada pengaruh pekerjaan wanita sebagai PNS dan petani terhadap
jumlah anak Ha : Terdapat pengaruh pekerjaan wanita sebagai PNS dan petani terhadap
jumlah anak
Universitas Sumatera Utara
1.7. Defenisi Konsep