Bahan Baku TINJAUAN PUSTAKA

praformulasi agar diperoleh mutu obat memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, stabilitas dan ketersediaan hayati Siregar, 2010. Spesifikasi bahan awal hendaklah mencakup dimana diperlukan: 1. Deskripsi bahan termasuk: a. Nama yang ditentukan dan kode produk internal. b. Rujukan monografi farmakope bila ada. c. Pemasok yang disetujui dan, bila mungkin produsen bahan. d. Standar mikrobiologis, bila ada. 2. Petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan. 3. Persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan. 4. Kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan. 5. Batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali Ditjen POM, 2006.

2.3 Obat Kulit

Definisi obat ialah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa pengobatan, melunakkan, menyembuhkan atau mencegah penyakit pada manusia atau pada hewan. Meskipun obat dapat menyembuhkan tapi banyak kejadian yang mengakibatkan seseorang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan juga dapat bersifat sebagai racun Anief, 2007. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan sautu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi bila digunakan salah dalam pengobatan atau dengan kelebihan dosis akan menimbulkan keracunan. Bila dosisnya lebih kecil, maka tidak diperoleh efek penyembuhan Anief, 2007. Penggunaan obat pada kulit dimaksudkan untuk memeperoleh efek pada atau di dalam kulit. Bentuk obat untuk topikal dapat berupa padat, cair dan semipadat. Bentuk obat semi padat pada penggunaan topikal, yaitu: salep adalah sediaan setengah padat untuk dipakai pada kulit. Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung banyak air. Pasta adalah suatu salep yang mengandung serbuk yang banyak Anief, 2007. Obat kulit yang umum digunakan mengandung obat-obat golongan antibiotika, kortikosteroid, antiseptik lokal, antifungi dan lain-lain. Obat topikal kulit dapat berupa salep, krim, pasta dan obat cair. Pemilihan bentuk obat kulit topikal dipengaruhi jenis kerusakan kulit, daya kerja yang dikehendaki, kondisi penderita, dan daerah kulit yang diobati Sartono, 1996. Obat kulit topikal mengandung obat yang bekerja secara lokal. Tapi pada beberapa keadaan, dapat juga bekerja pada lapisan kulit yang lebih dalam, misalnya pada pengobatan penyakit kulit kronik dengan obat kulit topikal yang mengandung kortikosteroid. Kortikosteroid mencegah reaksi alergi, mengurangi peradangan, dan menghambat pembelahan sel epidermis. Kortikosteriod secara topikal dapat mengganggu pertahanan kulit alami terhadap infeksi sehingga dikombinasikan dengan obat antibiotika Sartono, 1996. Obat kulit digunakan untuk mengatasi gangguan fungsi dan struktur kulit. Gangguan fungsi struktur kulit dapat dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu : 1. Kerusakan Kulit Akut : kerusakan yang masih baru dengan tanda bengkak, berdarah, melepuh, dan gatal.