BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada penetapan kadar bahan baku hidrokortison asetat secara HPLC High Performance Liquid Chromatography didapatkan hasil kadar sebesar 100,97,
dimana kadar tersebut memenuhi syarat Farmakope Indonesia Edisi IV. Kadar standar bahan baku hidrokortison asetat BPFI sebesar 100,735. Syarat bahan
baku hidrokortison asetat mengandung hidrokortison asetat tidak kurang dari 97,00 dan tidak lebih dari 102,00.
Tabel 4.1 Data Hasil Standar
No. Nama Sampel
Vial Kadar Hidrokortison
Asetat
1. Std. Hidrokortison 1
1 100,735
2. Std. Hidrokortison 2
2 100,735
3. Std. Hidrokortison 3
3 100,735
4. Std. Hidrokortison 4
4 100,735
5. Std. Hidrokortison 5
5 100,735
6. Std. Hidrokortison 6
6 100,735
Mean 100,735
Std. Dev. 0,000
RSD 0,0
Tabel 4.2 Data Hasil Sampel
No. Nama Sampel
Vial Kadar Hidrokortison
Asetat
1. BB Hidrokortison 1
1 100,96
2. BB Hidrokortison 2
2 100,98
Mean 100,97
Std. Dev. 0,013
RSD 0,0
4.2 Pembahasan
Semua bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan farmakope atau buku resmi lain yang disetujui oleh regulator atau oleh industri farmasi yang
bersangkutan. Bahan-bahan yang dibeli harus sesuai dengan spesifikasi hasil uji praformulasi agar diperoleh mutu obat memenuhi persyaratan keamanan, khasiat,
stabilitas dan ketersediaan hayati Siregar, 2010. Prinsip dari metode KCKT adalah bila sampel telah dimasukkan dengan suatu
penyuntik KCKT, maka akan dibawa melalui kolom bersama suatu fase gerak akibat adanya tekanan dari pompa. Data yang dihasilkan ditunjukkan berupa
puncak oleh suatu perekam Munson, 1991. Sistem kromatografi dijalankan dengan cara sebagai berikut. Fase gerak
didorong melalui kolom dengan tekanan yang dikehendaki dengan laju sesuai dengan yang diinginkan. Setelah sistem mencapai kesetimbangan, cuplikan yang
dilarutkan di dalam pelarut yang cocok disuntikkan ke dalam sistem, biasanya melalui katup. Linarut terbawa ke dalam kolom, dipisahkan, dan keluar dalam
efluen melalui detektor Gritter, dkk., 1991. Fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk
menghindar partikel-partikel kecil. Selain itu, adanya gas dalam fase gerak juga harus dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain
terutama di pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis. Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah
campuran larutan buffer dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril Rohman, 2009.
Kadar bahan baku yang di produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan adalah sebesar 100,97. Kadar tersebut memenuhi syarat, dimana syarat
bahan baku hidrokortison asetat mengandung hidrokortison asetat tidak kurang dari 97,00 dan tidak lebih dari 102,00 Ditjen POM, 1995.