memiliki efek anti-karsinogenik terhadap tumor usus. Minyak kelapa berbeda dari kebanyakan minyak diet lainnya karena asam lemak yang membentuk minyaknya.
Minyak kelapa memiliki 92 asam jenuh dan 50 adalah asam laurat. Monogliserida dari asam laurat yang membentuk minyak kelapa terbukti memiliki
efek antimikroba. Pengakuan aktivitas antimikroba minyak kelapa telah dilaporkan sejak tahun 1982 oleh Hierholzer dan Kabara. Menurut penelitian Sroisiri dan dkk
yang menilai efek metode oil pulling terhadap mikroorganisme pada model biofilm. Hasil penelitian terbukti, minyak kelapa menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap
Streptococus mutans dan Candida albicans.
7
Berdasarkan penelitian-penelitian mengenai terapi oil pulling yang sudah ada, belum pernah ada penelitian mengenai terapi oil pulling menggunakan minyak
kelapa terhadap bakteri yang terdapat dalam plak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian efek berkumur dengan metode oil pulling menggunakan
minyak kelapa terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU. Penelitian ini direncanakan sebagai penelitian pendahuluan dari penelitian
selanjutkan yang akan meneliti bakteri yang spesifik.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.Untuk menganalisis rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah berkumur dengan minyak kelapa dengan metode oil pulling pada mahasiswa FKG USU.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk menganalisis perbedaan rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah berkumur dengan minyak kelapa menggunakan metode oil pulling pada mahasiswa
FKG USU.
1.4 Hipotesis
Berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling mempunyai efek dalam penurunan jumlah koloni bakteri.
1.5
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan penyuluhan kepada masyarakat bahwa terapi oil pulling ini merupakan alternatif lain untuk penjagaan kesehatan rongga mulut dengan bahan
alamiah yang mudah didapat. 2. Sebagai data pendahuluan bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti
bakteri spesifik. 3. Sebagai pengembangan material kedokteran gigi dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan gigi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plak Dental
Plak dental adalah deposit lunak yang berupa lapisan tipis yang melekat pada permukaan gigi atau permukaan struktur keras lainnya di rongga mulut, termasuk
pada restorasi lepasan atau cekat. Organisme yang dominan pada plak adalah Streptokokus. Jumlah dan variasinya bermacam-macam dari individu satu ke individu
lainnya, dari bagian mulut yang satu ke bagian mulut lainnya, bahan pada berbagai permukaan dari gigi yang sama, sebelum dan sesudah makan atau menyikat gigi.
Lapisan ini terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi bila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya.Plak dalam jumlah sedikit plak tidak
dapat terlihat kecuali apabila telah diwarnai dengan disclosing solution atau telah mengalami diskolorasi oleh pigmen-pigmen yang berada di dalam rongga mulut.
Apabila plak telah menumpuk, plak akan terlihat bewarna abu-abu, kekuningan dan kuning. Plak biasanya terbentuk pada sepertiga permukaan gingiva dan pada
permukaan gigi yang cacat dan kasar
.8,9
2.1.1 Struktur dan komposisi plak dental
Plak dental diklasifikasikan atas plak supragingiva dan plak subgingiva berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi. Plak supragingiva yang berada tepat
pada tepi gingiva dinamakan secara khusus sebagai plak marginal. Plak subgingiva adalah plak yang lokasinya apikal dari tepi gingiva, di antara gigi dengan jaringan
yang mendindingi sulkus gingiva. Secara morfologis, plak subgingiva berkaitan dengan jaringan, dijumpai bakteri yang invasi ke jaringan periodonsium.
8
Rongga mulut manusia menjadi tuan rumah tempat kolonisasi berbagai macam
mikroorganisme bakteri, jamur. Kira-kira 70 dari volume plak tersusun atas sel- sel bakteri.
10
Satu gram plak berat basah mengandung sekitar 200 juta bakteri. 5
Universitas Sumatera Utara