Mekanisme Oil Pulling Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Prosedur Oil Pulling

mengungkapkan bahwa monolaurin, yaitu monogliserida asam laurat dari minyak kelapa memiliki aktivitas antimikroba terhadap organisme gram positif dan berbagai gram negatif, termasuk Escherichia vulneris, Enterobcater spp., Helicobacter pylori, Staphylococcus aureus, Candida spp, termasuk C. albicans, C. glabrata, C. tropicalis, C. parapsilosis, C. stellatoidea dan C. krusei, serta virus. 13 b. Minyak wijen Minyak wijen terdiri dari 14,90 asam lemak jenuh dan 85,10 asam lemak tidak jenuh, Asam lemak jenuh utama dalam minyak biji wijen adalah asam palmitat 8,58, asam stearate 5,44 dan asam arachidik 0,9. Asam lemak tak jenuhnya adalah asam linoleat 46.26 dan asam oleat 38,84. Asam linoleat dalam minyak wijen menunjukkan aktivitas anti-bakteri terhadap Streptococus mutans. Minyak wijen merupakan sumber vitamin E yang baik. Minyak ini juga mengandung tiga antioksida yang kuat yaitu sesamol, sesamin dan sesamolin serta sifat anti-kanker. 16 c. Minyak bunga matahari Komponen minyak biji bunga matahari yang paling dominan adalah asam lemak tidak jenuh sekitar 88, yang terdiri dari asam lemak linoleat 55.5 dan asam oleat 31,5. Kadar asam lemak tidak jenuh sekitar 12 yang terdiri atas asam palmitat 6,8 dan asam stearate 5. Selain itu, minyak bunga matahari bertindak sebagai antioksidan karena adanya vitamin E di dalamnya. Sebagai antioksidan, mungkin ini dapat menetralkan radikal bebas penyebab kanker. Minyak ini juga kaya dengan beberapa mineral di antaranya kalsium, mangan, fosfor, seng, besi dan kalium, kalsium dan fosfor membantu pertumbuhan tulang dan gigi. Minyak bunga matahari menunjukkan sifat antimikrobanya terhadap Streptococus aureus, Enterococcus coli, Pseuodomonas aeruginosa, Candida albicans dan Streptococus pyogenes. 13

2.2.2 Mekanisme Oil Pulling Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri

Sebagian besar mikroorganisme yang menghuni rongga mulut terdiri dari sel tunggal. Sel-sel ini diselaputi dengan membran lipid atau lemak, yang pada dasarnya Universitas Sumatera Utara adalah kulit sel tersebut. Terapi oil pulling memiliki efek detoksifikasi yang sangat kuat. Minyak bertindak sebagai pembersih. Apabila minyak dimasukkan ke dalam mulut, minyak ini bekerja di sekitar gigi dan gusi dengan menarik keluar bakteri dan toksin lainnya.. Apabila minyak lemak dan air dicampur bersama-sama, maka keduanya akan terpisah dan tidak akan bercampur. Tapi apabila dua minyak dicampur bersama-sama, keduanya akan bergabung serta tertarik satu sama lain. 17 Hal ini merupakan rahasia utama dari terapi oil pulling. Apabila minyak dimasukkan ke dalam mulut dan mulai dikumur sekitar gigi dan gusi, membran lemak dari mikroorganisme akan tertarik padanya dan mikroba seolah-olah sedang ditarik ke magnet yang kuat. Bakteri yang tersembunyi di bawah celah dalam gingiva dan dalam pori-pori serta tubulus dalam gigi akan tersedot keluar dari tempat persembunyiannya dan terkumpul dalam larutan kumur. Semakin lama minyak dikumur, semakin banyak mikroba yang ditarik bebas. Setelah 20 menit larutan kumur berisi dengan bakteri, virus dan organisma lain. 16,17 Hipotesis lain menyatakan bahwa rantai monolaurin dan monogliserida memiliki kapasitas untuk mengubah dinding sel bakteri, menembus dan menggangu membran sel, menghambat enzim yang terlibat dalam produksi energi dan mentransfer nutrisi yang mengarah ke eliminasi bakteri. 13 Walaubagaimanapun, flora normal yang menguntungkan dalam rongga mulut diberikan lingkungan yang sehat untuk berkembang. 8

2.2.3 Prosedur Oil Pulling

Dalam melakukan prosedur oil pulling, tidak terdapat cara yang benar atau salah dalam berkumur dengan minyak ini. Terapi ini dilakukan dengan gerakan yang lembut, tidak keras, dengan cara yang santai sekitar 10-15 menit tanpa fokus pada cara melakukannya. 18 Terdapat beberapa petunjuk yang dianjurkan dalam melakukan terapi oil pulling. Oil Pulling lebih baik dilakukan pada pagi hari dengan perut kosong, perlahan dalam posisi duduk dengan dagu ke atas. Sesendok makan minyak dihirup, dihisap dan ditarik di antara gigi sampai 10 hingga 15 menit sehingga minyak kental mengubah menjadi tipis dan bewarna putih susu. Harus berjaga -jaga Universitas Sumatera Utara agar minyak tidak ditelan selepas berkumur karena mengandung bakteri dan toksin. Terapi oil pulling ini harus diikuti dengan menyikat gigi dan pembilasan mulut dengan air biasa. Prosedur ini dapat dilakukan tiga kali sehari pada kasus penyakit akut. Kontraindikasinya adalah pada anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun karena bahaya aspirasi dan tertelan. Terapi ini dapat dilakukan bahkan selama kehamilan dan menstruasi. Berbeda dengan obat kumur seperti khlorheksidin, tidak ada waktu istirihat setelah melakukan terapi oil pulling ini. 14 . Sekiranya menjadi terlalu tidak menyenangkan, minyak dibuang keluar dan dicoba lagi. Hal ini dapat menjadi sedikit tidak menyenangkan pada awalnya ketika tidak terbiasa berkumur dengan minyak. 18

2.2.4 Keuntungan dan Manfaat Oil Pulling