Gambar 2. A Koloni Bacillus cereus DA 5.2.3
pada suhu 30 C dan waktu
inkubasi 2 hari pada media pakan udang: A
1
1, A
2
2, A
3
3 dan B Koloni Pseudomonas aeruginosa: B
1
1, B
2
2, B
3
3
Gambar 3 menunjukkan pertumbuhan koloni dari 2 bakteri, yaitu: Bacillus cereus DA 5.2.3 dalam konsentrasi yang berbeda, yaitu: 1, 2 dan 3. Pertumbuhan
Bacillus cereus DA 5.2.3 di media pakan yang paling besar yaitu pada konsentrasi
3, 2 dan paling kecil 1. Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa yang dijadikan kontrol positif juga memiliki pertumbuhan maksimal yang sama dengan
Bacillus cereus DA 5.2.3 yaitu pada konsentrasi 3. Uji ini dilakukan dengan
perlakuan yang sama yaitu pada temperatur 30 C selama inkubasi 48 jam.
Berdasarkan hasil yang diperoleh isolat bakteri Bacillus cereus DA 5.2.3 mampu menghasilkan enzim degradasi yang dapat menguraikan pakan udang yang
terkadung di dalam media sebagai sumber nutrisinya.
A
1
B
1
B
2
B
3
A
2
A
3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Rata-rata Diameter Koloni Bacillus cereus
DA 5.2.3 pada Media Pakan Udang
Konsentrasi Pakan Diameter Koloni yang Terbentuk cm
Bacillus cereus DA 5.2.3
Pseudomonas aeruginosa Kontrol Positif
1 1,6
0,96 2
3,4 1,34
3 4,7
5,53 Dari Tabel 1 dapat dilihat pertumbuhan maksimal dari Bacillus cereus DA 5.2.3
di media pakan dalam konsentrasi yang berbeda. Pertumbuhan Bacillus cereus DA 5.2.3 paling besar terdapat di media pakan konsentrasi 3 dengan diameter
koloni 4,7 cm sementara pertumbuhan yang paling kecil terdapat di media pakan 1 dan 2 dengan diameter koloni 1,6 dan 3,4 cm. Pertumbuhan Pseudomonas
aeruginosa yang paling besar terdapat di media pakan udang dengan konsentrasi
3. Bila dibandingkan pertumbuhan antara Bacillus cereus DA 5.2.3 dan Pseudomonas aeruginosa
maka pertumbuhan yang paling baik yaitu terdapat pada bakteri Bacillus cereus DA 5.2.3 . Hal ini menunjukkan bahwa media dengan
konsentrasi lebih besar sampai konsentrasi tertentu mampu menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan koloni bakteri sehingga pertumbuhan Bacillus cereus DA
5.2.3 lebih cepat. Adanya kandungan lipid di dalam media pakan mampu memicu koloni bakteri menghasilkan enzim pemecah molekul senyawa organik di media
pakan sehingga bakteri mampu memanfaatkannya dengan lebih mudah dalam hal ini yaitu enzim lipase.
Beberapa penelitian tentang pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim lipase pernah dilakukan. Solano dan Sato 2011 melakukan
penelitian terhadap konsentrasi substrat lipid maksimum dalam menghasilkan enzim lipase. Penelitian tersebut menggunakan 3 isolat bakteri yaitu Bacillus sp.,
Pseudomonas dan Staphylococcus pada media minyak ikan dengan konsentrasi 6,
7,5 dan 10 dan enzim lipase yang paling maksimum dihasilkan pada media lipid dengan kandungan 10. Ghori, et al. 2011 melaporkan bahwa konsentrasi
p-nitrophenyl laurate pNPL 3,5 - 5,05 mM merupakan konsentrasi optimum untuk lipase dengan nilai nilai 0.416 µMml. Menurut penelitian yang dilakukan
Mohan dan Palavesam 2012, konsentrasi substrat yang divariasikan yaitu: 0,5, 1,
Universitas Sumatera Utara
1,5 dan 2 memiliki aktivitas tertinggi di konsentrasi 1. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi substrat yang maksimum terkadang tidak selalu mendukung
pertumbuhan bakteri dimana untuk menguraikan nutrisi di dalam substrat tersebut bakteri menghasilkan enzim. Hal ini dikarenakan faktor-faktor lingkungan
misalnya: suhu, pH dan salinitas yang mempengaruhi aktivitas enzim tersebut. Subtrat memiliki beberapa fungsi yang akan berubah sesuai lingkungan
dan akan mempengaruhi kerja mikroorganisme dalam menghasilkan enzim. Scopes 2002 menyatakan konsentrasi suatu substrat merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi aktivitas suatu enzim. Selain konsentrasi substrat faktor lain yang mempengaruhi aktivitas enzim yaitu pH, ikatan ion, dan kehadiran garam
serta temperatur. Penelitian tentang pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim
lipase dari bakteri lain juga pernah dilakukan. Anggiani 2008 melakukan penelitian terhadap pengaruh konsentrasi enzim lipase yang diisolasi dari
Pseudomonas aeruginosa terhadap kandungan subtrat minyak zaitun sebesar 2,5
g. Hasil yang didapatkan yaitu enzim lipase yang semakin besar akan lebih mempercepat reaksi terhadap degradasi minyak zaitun dimana hal ini sebanding
dengan pertumbuhan koloni di suatu substrat. Pertambahan koloni di suatu substrat dapat berakibat dengan bertambahnya enzim degradatif suatu mikroba
sehingga substrat akan lebih mudah dijadikan sebagai nutrisi.
4.4 Analisis Kadar Asam Lemak Bebas dengan Metode Uji Titimetri