2.2. Pirogalol Kegunaan kulit batang jamblang

7

2.1.5 Kegunaan kulit batang jamblang

Kegunaan kulit batang jamblang yaitu sebagai peluruh haid serta untuk pengobatan kencing manis diabetes mellitus, obat anemia dan diare Utami,

2008. 2.2. Pirogalol

Pirogalol mempunyai struktur kimia seperti terlihat pada Gambar 2.1 berikut: Gambar 2.1 Struktur kimia pirogalol Sweetman, 2009. Pemerian : Padatan hablur putih atau hablur tidak berwarna dengan berat molekul 126,1. Suhu lebur : 133 o C Ditjen POM, 1995. Pirogalol bersifat sebagai reduktor mudah teroksidasi. Dalam bentuk larutan akan menjadi warna gelap jika terkena udara. Jika pemakaiannya dicampur dengan zat warna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, pirogalol berfungsi sebagai zat pembangkit warna dan dikombinasikan dengan pewarna logam lain. Ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan agar zat warna dapat menempel lebih kuat lagi pada rambut dibandingkan pada saat sebelum dicampur. Pirogalol diizinkan digunakan sebagai zat pembangkit warna dengan batas kadar 5 Ditjen POM, 1985. 8

2.3 Tembaga II Sulfat

Tembaga II sulfat merupakan senyawa logam yang dapat digunakan sebagai pewarna pada rambut. Pemerian : Berbentuk serbuk atau granul berwarna biru, transparan dengan berat molekul 249,68 Ditjen POM, 1995. Kelarutan : 1 g larut dalam 3 ml air; dalam 0,5 ml air panas; 1 g dalam 500 ml alkohol; 1 g dalam 3 ml gliserol Sweetman, 2009. Tembaga II sulfat digunakan dalam cat rambut yang memberikan warna coklat dan hitam. Warna tersebut terjadi karena tembaga sulfat berubah menjadi tembaga oksida Bariqina dan Ideawati, 2001. Tembaga II sulfat termasuk ke dalam zat warna senyawa logam. Daya lekat zat warna senyawa logam umumnya tidak sekuat zat warna nabati, karena itu jika digunakan langsung harus dilakukan tiap hari hingga terbangkit corak warna yang dikehendaki Ditjen POM, 1985.

2.4 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Hasil ekstraksi disebut dengan ekstrak, yaitu sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudiaan semua atau hampir semua pelarut diuapkan. Simplisia yang digunakan dalam proses pembuatan ekstrak adalah bahan alamiah yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan Ditjen POM, 2000. Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut yaitu; 9 A. Cara dingin 1. Maserasi Maserasi adalah salah satu metode ekstraksi yang dilakukan dengan cara merendam sampel di dalam pelarut cair. Pembuatan maserasi kecuali dinyatakan lain, dilakukan sebagai berikut. Dimasukkan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup, dibiarkan salama 5 hari terlindung dari cahaya sambil diaduk, diserkai, diperas, dicuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Dienap tuangkan atau disaring Ditjen POM, 1979. 2. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruang. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1 – 5 kali bahan Ditjen POM, 2000. B. Cara panas 1. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 10 2. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50. 3. Sokletasi Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan alat soklet dengan pelarut yang selalu baru sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 4. Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas mendidih, temperatur terukur 96-98ºC selama waktu tertentu 15-20 menit. 5. Dekok Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥30 menit dan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000.

2.5 Rambut

Rambut adalah sel yang sudah mati. Oleh karena itu, saat rambut dipotong maka tidak terasa sakit. Rambut tumbuh di lapisan kulit dermis, tapi akar rambut berada jauh di bawah dermis. Selain menjadi simbol kecantikan, sesungguhnya fungsi utama rambut adalah melindungi kulit kepala Muliyawan dan Suriana, 2013. 11

2.5.1 Anatomi rambut