Gambar 4.Sistem adhesif self-etching primer. A. Smear layer sebagai substrat. B. Aplikasi bahan primer biru akan berpenetrasi ke dalam smear layer dan
smear plug. C. Aplikasi bahan adhesif dan penyinaran.
29
2.3.2 Perlekatan terhadap Enamel
Perlekatan resin komposit terhadap enamel tergantung retensi mekanis resin tag
pada enamel yang termineralisasi. Tag ini akan menutup pori-pori yang berada di dalam dan di sekitar prisma enamel dengan mekanisme etsa asam, umumnya
menggunakan asam fosfor. Viskositas yang rendah, resin tanpa bahan pengisi secara efektif akan masuk ke dalam pori-pori tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan etsa asam ini bervariasi, antara 15-30 detik, tergantung dari kondisi giginya. Misalnya, gigi dengan enamel yang mengalami fluorosis akan membutuhkan
waktu lama dalam pengetsaannya. Hal penting lainnya adalah ketika membersihkan asam fosfor setelah pengetsaan, umumnya memerlukan waktu 10-20 detik.
30
Karena komposit berbasis resin lebih kental dibandingkan resin akrilik tanpa bahan pengisi, bahan bonding enamel dikembangkan untuk meningkatkan
kemampuan membasahi enamel yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk meningkatkan
kemampuan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cenderung meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum
pada enamel.
31
Gambar 5 merupakan tampilan dari ujung prisma enamel yang memiliki diameter 5 µm. Permukaan ini sangat sesuai untuk membentuk suatu perlekatan
mikromekanis dengan bahan adhesif . Hal ini dikarenakan terdapat banyak undercut yang menjadi jalan masuk untuk resin untuk membentuk suatu mechanical lock.
19
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.Permukaan enameldilihat dengan scanning electron microscop
SEM setelah pengetsaan dengan asam fosfor 37, proses pencucian,
dan pengeringan200x pembesaran
19
2.3.3Perlekatan terhadap Dentin
Perlekatan terhadap dentin lebih sulit dibandingkan perlekatan terhadap enamel. Hal ini dikarenakan dentin merupakan jaringan yang hidup, memiliki
kandungan air yang tinggi, dan berisi jaringan termineralisasi yang lebih sedikit dibandingkan enamel.
31,20
Dentin bersifat heterogen dan terdiri atas bahan anorganik hidroksiapatit 50 volume, bahan organik khususnya kolagen tipe I 30 volume,
dan cairan 20 volume. Tubulus dengan saluran-saluran cabangnya juga dapat digunakan untuk meningkatkan retensi mekanis. Tantangan lain terhadap perlekatan
termasuk adanya lapisan pada permukaan dentin yang terpotong serta kemungkinan efek samping biologi yang disebabkan oleh berbagai bahan kimia terhadap
pulpa.Untuk alasan-alasan tersebut perkembangan bahan bonding dentin menjadi terhambat dibandingkan dengan perkembangan bahan bonding enamel.
30
2.3.4 Smear Layer