2.4 Kekuatan Perlekatan pada Kavitas Klas I
Faktor-faktor yang mempengaruhi perlekatan bahan restorasi secara umum adalah tingkat kebasahan substrat, contact-angle yang rendah, dan kondisi substrat
yang bersih.Tegangan permukaan bahan bonding harus lebih rendah dari permukaan enamel maupun dentin. Adanya kontaminasi dengan saliva maupun substansi lainnya
dapat mempengaruhi energi permukaan substrat dan mengganggu proses pembasahan oleh bahan adhesif.
30
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa tingginya nilai faktor C berhubungan dengan rendahnya kekuatan perlekatan. Pada restorasi klas I memiliki faktor C
tertinggi yaitu 5:1 gambar 8. Ketika merestorasi kavitas dengan faktor C yang tinggi maka strespolimerisasi yang dihasilkan juga tinggi.Hal ini menyebabkan
kekuatan perlekatan terhadap kavitas semakin lemah. Stres polimerisasi dipengaruhi oleh karakteristik resin komposit misalnya jenis kandungan matriks, kandungan
bahan pengisi, kecepatan polimerisasi, derajat konversi, serta modulus elastisitas.
7
Gambar 8. Faktor C pada berbagai preparasi klas restorasigigi
3
Selama proses polimerisasi, aliran resin tidak mampu menyesuaikan tekanan penyusutan yang terjadi pada kavitas dengan faktor C yang tinggi. Hal ini akan
menyebabkan degradasi bahanbonding pada satu atau lebih dinding kavitas. Dengan menggunakan sistem adhesif yang berbeda, diketahui bahwa kavitas dengan faktor C
yang tinggi berpengaruh terhadap microtensile bond strength pada dentin.
33
Universitas Sumatera Utara
2.5 Tensile Bond Strength
Pemilihan sistem adhesif didasarkan pada kekuatan perlekatan yang dimilikinya, ketika dilakukan uji di laboratorium. Meskipun validitas suatu uji
kekuatan perlekatan untuk menggambarkan keberhasilan klinis dari sistem adhesif masih dipertanyakan, bukti yang sudah ada menunjukkan bahwa keberhasilan klinis
dapat diprediksi melalui uji laboratorium yang tepat.
12
Uji kekuatan perlekatan dilakukan sebagai alat skrining yang membantu untuk memperkirakan bagaimana
keberhasilan suatu sistem adhesif bila digunakan secara klinis.
34
Salah satu uji yang dapat dilakukan adalah uji kekuatan tarik perlekatan tensile bond strength test.Pada uji ini, beban diberikan pada setiap sisi
spesimen.Spesimen tersebut ditahan pada tempatnya oleh suatu activeorpassive gripping methods.Active gripping method
menggunakan lem atau penjepit untuk menahan spesimen, sedangkan pada passive gripping method, spesimen ditempatkan
pada alat uji tanpa alat bantu seperti lem atau penjepit lainnya.
13
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Teori