HASIL PENELITIAN Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1Hasil Penelitian Pengamatan tensile bond strength dilakukan terhadap sampel dengan memasangkan sampel pada grip alat uji tarik. Uji tarik dilakukan dengan menggunakan Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine.Uji-t tidak berpasangan independent t-test dilakukan untuk melihat perbedaan kekuatan tarik perlekatan tensile bond strength antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya p0.05. Hasil yang diperoleh adalah berupa load atau kekuatan tarik pada saat putus dalam satuan kgf kilogram force, yang dikonversikan ke dalam satuan Newton, dan stroke atau kecepatan regangan pada saat putus dalam satuan mmdetik. Tabel 2. Data Hasil Analisis Uji-T Kelompok Kekuatan Tarik Perlekatan Newton p N X + SD I 16 112.53 + 38.06 0.002 II 16 67.72 + 36.28 Universitas Sumatera Utara Gambar 22.Kondisi restorasi setelah uji tarik 5.2 Analisis Hasil Penelitian Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil pengukuran kedua kelompok telah terdistribusi normal dimana diperoleh hasil p0.05.Hal ini menunjukkan data yang diperoleh memenuhi syarat sehingga uji-t tidak berpasangan dapat dilakukan.Hasil uji statistik selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 memperlihatkan nilai rerata dari kekuatan tarik perlekatan dan standar deviasi dari masing-masing kelompok. Dari data yang ada, dapat dilihat bahwa kelompok I resin komposit nanohybrid dengan sistem adhesif total-etch memiliki tensile bond strength lebih besar dibandingkan dengan kelompok II resin komposit nanohybrid dengan sistem adhesif self-etch, yaitu sebesar 112.53 + 38.06 N. Hasil statistik uji-t dilakukan untuk melihat perbedaan kekuatan tarik perlekatan antara resin komposit nanohybrid Tetric N-Ceram menggunkan sistem adhesif total-etch N-Etch dan Tetric N-Bond dengan resin komposit nanohybrid Tetric N-Ceram menggunkan sistem adhesif self-etch Tetric N-Bond Self Etch diperoleh hasil p=0.002. Nilai p merupakan nilai yang menunjukkan besarnya peluang menolak hipotesa awal Ho dari data penelit ian, sedangkan α adalah batas toleransi peluang salah dalam menolak hipotesa awal Ho. Dari hasil uji penelitian ini dapat dikatakan terdapat perbedaan bermakna pada kekuatan tarik perlekatan resin komposit nanohybrid menggunakan sistem adhesif total-etch N-Etch dan Tetric N- Bond dan self-etch Tetric N- Bond Self etch. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) Sebagai Basis Restorasi Klas II dengan Sistem Adhesif Self-Etch One-Step Terhadap Tensile Bond Strength

2 58 76

Pengaruh Bahan Pemutih Gigi Hidrogen Peroksida 35% Terhadap Shear Bond Strength Resin Komposit dengan Bahan Adhesif Total Etch ( Penelitian In Vitro)

4 86 71

Perbandingan Tensile Bond Strength Antara Resin Komposit Berbasis Methacrylate Dan Silorane Dengan Menggunakan Sistem Adhesif Yang Berbeda Pada Restorasi Klas I Insisivus

4 53 74

Perbedaan Tensile Bond Strength Resin Komposit Berbasis Silorane dengan Menggunakan Sistem Adhesif yang Berbeda pada Restorasi Klas I

1 52 74

Perbedaan Kebocoran Mikro Resin Komposit Flowable dan Packable dengan Meggunakan Sistem Adhesif Total-Etch Two-Step dan Self-Etch One-Step pada Restorasi Klas V (PENELITIAN IN VITRO)

5 137 95

Penggunaan Bahan Tumpatan Resin Komposit Dengan Prosedur Etsa Asam

3 27 38

Kekuatan Tarik Perlekatan (Tensile Bond Strength) Antara Dentin Dan Komposit Resin Dengan Memakai Bahan Adhesif Yang Berbeda

0 38 76

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) dan Resin Flowable sebagai Intermediate Layer pada Restorasi Klas V Resin Komposit Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 30 96

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

0 0 17

Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

1 1 13