Gambar 10. Alatuji tarik Torsee’s
Electronic SystemUniversal Testing Machine
4.5.2 Bahan Penelitian
1. Gigi premolar rahang atas yang telah diekstraksi untuk keperluan ortodonti sebanyak 32 buah
2. Resin komposit nanohybrid Tetric N-Ceram®Ivoclar Vivadent 3.
Sistem adhesif total-etch N-Etch dan Tetric-N Bond Ivoclar Vivadent 4. Sistem adhesif self-etch Tetric N-Bond Self Etch Ivoclar Vivadent
5. Self-cured acrylic Vertex 6. Saline untuk penyimpanan sampel penelitian
7. Vaseline 8. Akuades
9. Gips untuk penanaman gigi
Gambar 11. A. Resin komposit nanohybrid, B. Sistem adhesif total-etch, C. Sistem adhesif self-etch
A
C B
Universitas Sumatera Utara
4.5.3 Prosedur Penelitian
a. Pembuatan sampel Sampel sebanyak 32 gigi premolar satu dan dua rahang atas yang
dikumpulkan dari gigi yang telah diekstraksi, dimasukkan ke dalam larutan saline.
Kemudian sampel dikelompokkan menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 16 sampel. Sampel ditanam pada balok gips untuk
mempermudah preparasi.
Gambar 12. Sampel yang telah ditanam pada balok gips
b. Perlakuan sampel penelitian 1. Preparasi sampel
Bagian tonjol dibuangdipotong untuk mendapatkan permukaan dentin yang rata dengan menggunakan diamond bur. Outline form desain restorasi klas I digambar
pada permukaan oklusal seluruh sampel dengan bantuan kaliper untuk mendapatkan ukuran yang akurat panjang mesiodistal 4 mm, lebar bukolingual 2.5 mm, serta
kedalaman kavitas 3 mm. Preparasi dilakukan dengan menggunakan diamond bur
berbentuk silindris. Mata bur ditandai terlebih dahulu untuk mendapatkan kedalaman preparasi sebesar 3 mm. Preparasi yang dihasilkan berbentuk box.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13. Desain preparasi klas I Gambar 14. A. Preparasi menggunakan diamond bur berbentuk bulat
B. Preparasi menggunakan diamond bur berbentuk silindris A
B
Universitas Sumatera Utara
2. Restorasi sampel Permukaan oklusal yang telah dipreparasi, dicuci dan dikeringkan.Kelompok I
dilakukan pengetsaan dengan sistem adhesif total-etch N-Etch dan Tetric N-Bond Ivoclar Vivadent,
diaplikasikanbahan etsa dengan menggunakan kuas selama 15-30 detik, lalu dicuci dengan air selama 5 detik, dan dikeringkan dengan semprotan udara.
Bahan adhesif diaplikasikan, dibiarkan selama 10 detik,dikeringkan dengan semprotan udara dengan kekuatan ringan, laludisinari selama 20 detik.Kelompok II
dilakukan aplikasi
sistem adhesif
self-etch Tetric
N-BondIvoclar Vivadent.
Bahanbondingdiaplikasikan pada permukaan enamel dan dentin menggunakanmicrobrush selama 30 detik, kemudiandisinari selama 20 detik.
Pada kelompok I dan II diaplikasikan resin komposit nanohybrid ke dalam kavitas.Setelah lapisan pertama resin komposit nanohybrid, dilakukan penanaman pin
sebagai alat bantu uji tarik, kemudian disinari selama 20 detik. Kemudian dilakukan aplikasi lapisan kedua dan disinari selama 20 detik.
B C
E F
Universitas Sumatera Utara
Ga mb
ar 15.
A. Aplik
asi bahan
etsa N-
Etch ,
B. Pencucian dengan air, C. Aplikasi bahan bondingTetric N-Bond, D.
Polimerisasi denganlight cure,E. Aplikasi sistem adhesif self-etchTetric N-Bond Self-Etch
, F. Polimerisasi denganlight cure, G. Pengaplikasian lapisan pertama resin komposit, H. Penanaman pin sebagai alat bantu uji
tarik, I. Polimerisasi dengan light cure, J. Pengaplikasian lapisan kedua resin komposit, K. Polimerisasi dengan light cure
3. Finishing dan polishing Tahap finishing restorasi dilakukan menggunakan fine finishing bur untuk
membuang resin komposit yang berlebihan.Pemolisan restorasi dilakukan dengan menggunakan enhance bur, setelah itu menggunakan silicone brush bur pada seluruh
permukaan restorasi untuk pemolisan akhir.
Gambar 16. A. Pemolisan dengan enhance bur, B. Pemolisan dengan brush bur A
B
Universitas Sumatera Utara
4. Water storage dan thermocycling Seluruh sampel yang telah direstorasi dimasukkan ke dalamlarutan saline
selama 24 jam. Setelah itu, dilakukan proses thermocyclingdengan memasukkan sampel ke dalam beaker glass yang berisi air esselama 30 detik dengan temperatur
5°C lalu dipindahkan dengan waktu transfer 10 detik ke wadah yang berisi larutanbersuhu 55°C, diamkan selama 30 detik, dan dilakukan berulang sebanyak 200
kali.
Gambar 17.
A. Sampel
disimpan di dalam larutan saline
selama 24 jam, B. Sampel dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi air es dengan suhu 5°C selama 30 detik, C. Sampel
dimasukkan ke dalam waterbath dengan suhu 55°C selama 30 detik
5. Pemotongan akar sampel Setelah proses thermocycling, seluruh sampel dipotong sampai 13 batas
servikal akar dengan disc bur sehingga tertinggal bagian mahkota sampai 13 akar. A
B C
Universitas Sumatera Utara
Gambar 18. Pemotongan akar sampel
6. Pembuatan cetakan sampel Cetakan sampel dibuat dari tabung syringe plastik 5 ml yang dipotong dengan
panjang 1.5 cm menggunakandisc bur. Cetakan tersebut dilubangi pada 13 panjang syringe
dengan paku yang dipanasi untuk tempat paku yang berfungsi sebagai retensi uji tarik perlekatan.
Gambar 19. Cetakan sampel
7. Penanaman sampel ke dalam cetakan Paku berukuran 2 inchi diolesi vaseline. Kemudian bubuk self-cured acrylic
dan liquid diaduk dengan perbandingan 2 : 1, dimasukkan ke dalam cetakan syringe.
Paku tersebut dimasukkan ke dalam cetakan.Sampel kemudian ditanam ke dalam cetakan syringe dengan permukaan oklusal menghadap ke atas. Paku
digerakkan hingga akrilik mengeras agar paku dapat dilepas setelah akrilik mengeras.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 20. Penanaman sampeldalam akrilik
8. Pengukuran tensile bond strength Pengukuran tensile bond strength dilakukan pada Laboratorium Uji Mekanis
Fakultas MIPA USU. Sampel dipasangkan pada tabung baja pembantu sedemikian rupa sehingga sampel dapat dipegang oleh grip alat uji tarik. Uji tarik menggunakan
alat Torsee’s Universal Testing Machine dengan beban maksimal 200 kgf, dengan
kecepatan tarik 0.1 mmdetik. Data yang diperoleh dikonversikan ke dalam satuan Newton.
Gambar 21. Sampel dipasang pada alat uji tarik Torsee’s Universal Testing
Machine
Universitas Sumatera Utara
4.6 Pengolahan dan Analisis Data