10. Prosedur pelaksanaan toksisitas subkronis
Sediaan uji berupa infusa daun sirih merah diberikan pada hewan uji sesuai dosis pemberian dengan kekerapan pemberian satu kali sehari selama 28
hari pada tikus jantan dan betina dengan tetap diberi makan dan minum. Pada awal masa uji yaitu pada hari I, darah semua tikus diambil melalui sinus orbital
mata, ditampung pada Eppendorf berisi heparin untuk diambil serum darah kemudian dilakukan pengukuran kadar SGOT darah tikus. Pengukuran kadar
SGOT darah dilakukan di Parahita Medical Lab. Pemberian infusa daun sirih merah dilakukan selama 28 hari pada setiap kelompok perlakuan sesuai dengan
peringkat dosis. Pada hari ke-29 darah semua tikus diambil melalui vena orbital mata, ditampung pada Eppendorf berisi heparin untuk diambil serum darah
kemudian dilakukan pengukuran kadar SGOT darah tikus. Pada hari ke-29 juga dilakukan pembedahan setengah dari hewan uji baik jantan maupun betina untuk
dilakukam pemeriksaan histopatologi. Kemudian pada hari ke-42 14 hari setelah 28 dilakukan pembedahan hewan uji yang tersisa untuk melihat reversibilitas.
11. Prosedur pembedahan
Pertama-tama disiapkan pot organ yang yag telah diberi label dan yang sesuai dengan nomor tikus yang akan dibedah dan telah diisi dengan formalin
10 untuk menyimpan organ. Kemudian, menyiapkan alat-alat bedah yang akan digunakan gunting bedah, pinset, papan bedah, pins, beker gelas. Beker gelas
digunakan untuk menampung NaCl 0,9 mencuci organ setelah dibedah. Setelah itu, tikus yang akan dibedah di dislokasi leher terlebih dahulu kemudian posisikan
tikus pada papan bedah menggunakan pins. Bedah dimulai dari bagian perut
sampai bagian leher menggunakan gunting bedah. Kemudian, ambil dan pisahkan masing-masing organ menggunakan gunting bedah dengan bantuan pinset,
pastikan tiap-tiap organ tidak tercampur, kemudian organ tersebut dicuci dengan NaCl 0,9 kemudian dimasukkan ke dalam pot organ yang sesuai antara label
tikus yang dibedah dengan label yang ada di pot organ. Sisa organ tikus yang tidak terpakai dimasukkan ke dalam kantong plastik dan ditutup rapat agar tidak
ada bau yang keluar, kemudian di kubur.
12.
Histopatologi jantung
Organ jantung diambil dengan cara nekropsi setelah tikus mati. Selanjutnya pembuatan preparat histopatologi tersebut secara berurutan difiksasi
di dalam larutan buffer netral formalin, trimming, dehidrasi, infiltrasi dengan parafin, diiris dengan mikrotom dan diwarnai dengan hematosilin-eosin HE.
Pewarnaan dilakukan dengan cara menginkubasi preparat otot dengan larutan Mayer’s hematoxilyn selama 5 menit, kemudian diinkubasi dalam larutan eosin
0,5 yang sudah ditambah asam asetat 100 : 1.
13. Pengamatan
a. Pengamatan berat badan hewan uji
Pengamatan berat badan terhadap hewan uji dilakukan dengan cara menimbang hewan uji dengan timbangan. Penimbangan berat badan
hewan uji dilakukan setiap hari. Perhitungan purata berat badan tikus dilakukan dengan cara menambahkan berat badan tikus kemudian dibagi
dengan jumlah tikus ditiap kelompok dilakukan pada hari 0, 7, 14, 21, 28.