c. Minyak atsiri Minyak atsiri disebut juga minyak eteris adalah minyak yang bersifat
mudah menguap, yang terdiri dari campuran yang mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih berbeda-beda. Setiap substansi yang
dapat menguap memiliki titik didih dan tekanan uap tertentu dan dalam hal ini dipengaruhi oleh suhu. Pada umumnya tekanan uap yang rendah
dimiliki oleh persenyawaan yang memiliki titik didih tinggi Guenther, 2006.
B. Infusa
1. Pengertian
Infusa merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit. Infus
merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga Direktorat Obat Asli Indonesia, 2010.
2. Cara pembuatan
Proses pembuatan sediaan infusa yaitu dengan mencampur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, kemudian
dilakukan pemanasan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90
C sambil sekali-sekali diaduk-aduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, lalu menambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh
volume infus yang dikehendaki Direktorat Obat Asli Indonesia, 2010.
C. Toksikologi
1. Pengertian
Menurut Doull dan Bruce semua senyawa adalah racun, tidak satupun yang bukan racun, takaran atau dosis yang tepatlah yang membedakan racun dan
obat. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan, toksikologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh kuantitatif zat kimia atas sistem biologi,
dan yang paling terpenting bagaimana zat kimia tersebut berbahaya bagi sistem biologi Donatus, 2005.
2. Wujud dan sifat efek toksik
Wujud efek toksik sesuatu racun dapat berupa perubahan biokimia, fungsional, dan struktural. Berbagai perubahan ini memiliki ciri yang khas, yakni
terbalikkan atau tak terbalikkan. Jenis wujud perubahan biokimia tidak menunjukkan bukti secara langsung terhadap patologi organ, apabila mekanisme
homeostatis normal makhluk hidup masih dapat bekerja maka perubahan biokimia bersifat timbal balik Donatus, 2005.
Toksisitas subkronis merupakan salah satu jenis uji toksikologi. Uji ketoksikan subkronis adalah uji ketoksikan sesuatu senyawa yang diberikan
dengan dosis berulang pada hewan uji tertentu, selama kurang dari tiga bulan. Uji ini ditujukan untuk mengungkapkan spektrum efek toksik senyawa uji, serta untuk
memperlihatkan apakah spektrum efek toksik tersebut berkaitan dengan takaran dosis Donatus, 2005.