deasetilasi yang tinggi 95 kitosan akan bermuatan lebih positif dan lebih mudah menghambat gugus amino NH
3 +
yang akan mempermudah penyerapan bakteri terhadap kitosan dibandingkan dengan suasana pH 5 dan
derajat deasetilasi yang rendah 75 Chung, Su, Chen, Jia, Wang, Wu, dan Lin, 2004.
Gambar 3. Struktur kimia kitin dan kitosan Thayza, Thatiana, Horacinna, Rui, dan Galba, 2012
E. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri g positif berbentuk bulat
dan diameter kurang lebih 1 mikro meter, tidak mempunyai spora, tidak bergerak dan membentuk kelompok yang tidak teratur. Staphylococcus aureus
dapat tumbuh baik pada suhu 37
o
C dan pada suhu 20
o
C akan membentuk pigmen berwarna kuning emas. Dinding sel terdiri dari sebagian besar
peptidoglikan dan asam teikoat. Koloni pada perbenihan berwarna abu – abu
sampai kuning emas tua. Bakteri ini merupakan patogen utama bagi manusia. Staphylococcus aureus yang pathogen cenderung menghasilkan
koagulase dan pigmen kuning yang bersifat hemolitik. Infeksi oleh
Staphylococcus aureus dapat menyebabkan bisul, borok serta nanah pada luka
Jawetz, 1996.
Gambar 4. Struktur dinding sel bakteri g positif dan bakteri g negatif Jawets, 1996.
Gambar 5.Struktur kimia dinding sel Staphylococcus aureus Fischer,
1994.
F. Aktivitas antimikroba
Faktor – faktor yang mempengaruhi aktivitas antibakteri antara lain
adalah pH lingkungan pH medium, komponen medium, stabilitas obat senyawa penghambat bakteri, lama inkubasi, dan aktivitas metabolisme
bakteri Jawetz, 1991. Uji aktivitas antibakteri secara in vitro dilakukan dengan 2 metode,yaitu :
1. Metode dilusi Suatu senyawa antibakteri dengan berbagai kadar dimasukkan ke
dalam medium biakan bakteri padat atau cair, kemudian medium diinokulasi untuk uji bakteri dan diinkubasi. Pada hasil akhir dapat
diamati dari kadar senyawa antibakteri yang menghambat atau membunuh bakteri Jawetz, 1991.
2. Metode difusi Metode ini menggunakan kertas saring berbentuk lingkaran atau
silinder tanpa alas yang berisi jumlah obat yang telah ditentukan, ditempatkan dalam medium padat untuk uji bakteri. Setelah inkubasi,
diameter dari zona hambatan di sekitat perlakuan menunjukkan daya hambat obat melawan bakteri Jawetz, 1991.
G. Analisis Gugus Fungsi dengan Spektrofotometri Infra Merah