Pemilihan bahan Pembuatan limbah air cucian beras Pembuatan membran kitosan Pembuatan material selulosa bakteri

stirrer-hot plate Heidolph MR 2002, seperangkat alat gelas Pyrex dan Duran , Nampan Lion Star dengan dimensi 230x176x39 mm, spatula, magnetic stirrer, timbangan, pisau, talenan, gunting Han Kwang Korea, blender Moulinex, baskom, cawan petri Pyrex, kain mori, kain warna hitam, plastik, toples, spuit injeksi i.p. ukuran 1 mL Terumo, jangka sorong Mitutuyo, incubator Memmert, cawan petri pyrex, lidi kapas steril Kirby bauer.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air limbah cucian beras, kitosan dari p.a E.Merck, urea dari p.a E.Merck, asam asetat 25 dari p.a.E.Merck, glukosa, supratul, aquades, Staphylococcus aureus ATCC 25923, starter Bakteri Acetobacter xylinum yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Balai Kesehatan Yogyakarta, kloramfenikol. media Mueller-Hinton Agar MHA, media Brain Heart Infusion broth BHI broth.

E. Tata Cara Penelitian

1. Pemilihan bahan

Beras yang dipilih adalah beras yang diambil dari satu jenis merk beras, yaitu Raja lele. Bahan ini diperoleh dari pembelian di supermarket Indogrosir.

2. Pembuatan limbah air cucian beras

Beras sebanyak 0,5 kg ditampung di baskom, lalu diberi air 1 liter. Beras diaduk – aduk hingga air menjadi keruh. Air disaring dari berasnya dan didiamkan selama 1 jam. Lalu terbentuk 2 lapisan, lapisan airnya ini diambil dan digunakan pada tahap selanjutnya.

3. Pembuatan membran kitosan

Sejumlah 2 g dan 10 g kitosan masing-masing dilarutkan dalam 100 mL asam asetat dengan konsentrasi 2 di atas hot plate sambil diaduk dengan magnetic stirrer . Larutan kitosan lalu dituang ke atas nampan yang telah dicuci alkohol 70 dan dikeringkan lalu diletakkan selama beberapa hari di udara terbuka untuk menjamin penguapan solven secara sempurna. Setelah beberapa hari maka akan terbentuk produk membran yang transparan dan fleksibel. Membran kitosan yang terbentuk lalu disimpan di dalam toples yang sebelumnya telah diberi silika gel.

4. Pembuatan material selulosa bakteri

Sebanyak 200 mL air cucian beras hasil penyaringan dituangkan ke dalam erlenmeyer yang telah dilengkapi dengan pengaduk magnet stirer, kemudian ditambahkan 20 g gula pasir dan 1,0 g urea, dan diaduk hingga larut. Selanjutnya pH dicek, apabila pH larutan masih berkisar antara 5-6, maka campuran diasamkan dengan penambahan asam asetat 25 hingga pH = 4 dan diaduk hingga larut. Selanjutnya campuran didinginkan sebentar dan ditambahkan gliserol sebanyak 1,0 g lalu dituangkan dalam keadaan hangat ke dalam nampan yang telah disterilkan dengan alkohol 70 dan telah ditutup sebagian dengan koran sambil didinginkan hingga tercapai suhu kamar. Lalu campuran ditambahkan 40 mL Acetobacter xylinum dan nampan ditutup dengan rapat menggunakan koran dan difermentasi selama 7 hari pada suhu kamar. Setelah 7 hari, penutup koran dibuka dan lapisan pelikel yang terbentuk diambil lalu dicuci berturut-turut dengan air PAM, dengan aquades, dengan air panas kemudian lapisan pelikel ini ditimbang dengan timbangan digital. Lapisan pelikel lalu direndam dengan larutan Natrium hidroksida 3 selama 48 jam dimana tiap 24 jam sekali larutan Natrium hidroksida 3 ini diganti lalu setelah 48 jam, lapisan pelikel ini dicuci kembali dengan aquades setelah dicuci dengan aquades lalu lapisan pelikel ini direndam dengan larutan asam klorida 3 selama kurang lebih 24 jam. Setelah 24 jam, lapisan pelikel ini lalu dicuci kembali dengan aquades dan dicek pH-nya dengan pH stik, jika pH pada pH stik sudah menunjukkan pH mendekati range pH netral, pencucian dengan aquades ini dihentikan kemudian air di lapisan pelikel ini dibuang lalu lapisan pelikel ini ditimbang. Setelah ditimbang, lapisan pelikel ini lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 40 o C selama kurang lebih dua minggu. Setelah 2 minggu atau setelah air pada nampan ini kering, lapisan pelikel ini dikeluarkan dari oven dan dijemur dibawah cahaya matahari selama kurang lebih 1 minggu dengan sebelumnya nampan yang berisi pelikel ini ditutup dengan kain hitam. Setelah 1 minggu atau setelah lapisan pelikel ini membentuk lembaran tipis, lapisan pelikel ini ditimbang lalu disimpan di dalam plastik dan diletakkan di dalam toples yang sebelumnya telah diberi silika gel.

5. Pembuatan Material Selulosa Kitosan Bakteri

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Fermentasi Air Cucian Beras

5 25 71

Uji aktivitas anti mikroba sediaan biomaterial bakteri Acetobacter xylimum dari limbah air cucian beras dengan penambahan kitosan pada bakteri Staphylococcus aureus.

0 6 130

Aktivitas antimikroba sediaan biomaterial selulosa bakteri dari limbah ketela rambat ( Ipomoea batatas Poir) dengan penambahan kitosan terhadap Staphylococcus aureus.

0 1 115

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri Acetobacter xylinum dari limbah air cucian beras dengan penambahan kitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan.

0 2 133

Aktivitas antimikroba sediaan biomaterial selulosa bakteri dari limbah ketela pohon ( Manihot utilissima Pohl.) dengan penambahan kitosan terhadap Staphylococcus aureus.

2 3 114

Aktivitas antimikroba sediaan biomaterial selulosa bakteri dari limbah ketela rambat ( Ipomoea batatas Poir) dengan penambahan kitosan terhadap Staphylococcus aureus

0 2 113

PENGARUH VARIASI BIOMATERIAL SELULOSA BAKTERI Acetobacter xylinum DARI LIMBAH AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA KULIT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR.

0 0 1

Aktivitas antimikroba sediaan biomaterial selulosa bakteri dari limbah ketela pohon ( Manihot utilissima Pohl.) dengan penambahan kitosan terhadap Staphylococcus aureus - USD Repository

0 1 112

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri Acetobacter xylinum dari limbah air cucian beras dengan penambahan kitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan - USD Repository

0 0 131