14. Uji kompetensi siswa keahlian multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta ditinjau dari aspek
context, input, process, product secara akumulatif termasuk kedalam kategori sangat baik dengan nilai
pencapaian kualitas sebesar 190.5.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Bagian ini akan membahas evaluasi uji kompetensi siswa keahlian multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta. Pembahasan dibatasi hanya pada
aspek context, input, process, dan product.
1. Evaluasi Uji Kompetensi Siswa Keahlian Multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta ditinjau dari aspek
context. Hasil penelitian menunjukan bahwa uji kompetensi siswa
keahlian multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta termasuk dalam kategori sesuai dengan nilai pencapaian kualitas sebesar 43.75.
Indikator yang terdapat pada instrument ini yaitu: 1 kesesuaian uji kompetensi siswa dengan tujuan dan kebijakan; 2 kesesuaian
uji kompetensi dengan tuntutan pengembangan diri dan peluang tamatan multimedia di dunia usaha dan industry; 3 kesesuaian
uji kompetensi siswa dengan kemajuan IPTEK di bidang multimedia.
90
Context
4,5 4
3,5 3
2,5 2
1,5 1
0,5
Gambar 8. Grafik Nilai Pencapaian Kualitas Butir Aspek Context Berdasarkan grafik pada Gambar 8, butir pada
indkator kebijakan dan tujuan uji kompetensi yang memiliki nilai terendah yaitu senilai 3,
bahwa tujuan uji kompetensi sebagai penentuan kelulusan peserta didik di sekolah. Nilai tertinggi sebesar 4 bahwa uji kompetensi
bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan dan kesesuaian .Dari hasil tersebut diketahui bahwa tujuan uji
kompetensi dan sebagai informasi bagi stakeholder atas kompetensi yang dimiliki calon tenaga kerja dalam kategori sangat
baik, responden menyatakan setuju bahwa uji kompetensi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan.Uji kompetensi merupakan suatu upaya untuk menguji kemampuan dan kualitas siswa kompeten atau tidak kompeten
terhadap standar kompetensi yang telah ditetapkan.
91
Pada indikator tuntutan pengembangan diri dan peluang tamatan multimedia di dunia usaha dan industry, butir yang
memiliki nilai kualitas terendah yakni sebesar 2.5 yaitu bahwa kesesuaian uji kompetensi dengan peluang kerja siswa lulusan
multimedia dalam skala internasional masih tergolong sangat rendah. Menurut responden, sejauh ini uji kompetensi belum dapat
merefleksikan kompetensi siswa untuk terjun di industry skala internasional, peluang kerja lulusan multimedia masih hanya di
industry skala local, bahkan untuk skala dalam negri atau dalam lingkup nasional masih rendah.
Pada indikator kemajuan IPTEK dibidang multimedia, nilai butir yang diperoleh sebesar 2.5 bahwa uji kompetensi sesuai
dengan pemanfaatan ICT dalam pendidikan dan 2.5 bahwa uji kompetensi dikembangkan sesuai kemajuan IPTEK di bidang
multimedia. Ini berarti bahwa kemajuan IPTEK di bidang multimedia dalam uji kompetensi siswa berusaha diikuti dan
dikembangakan agar dapat memenuhi kebutuhan public dalam dunia kreatif di bidang multimedia.
Berdasarkan uraian di atas, ditinjau dari aspek context
bahwa uji kompetensi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mutlak dilaksanakan untuk
siswa SMK sehingga dapat mengungkap ketercapaian kompetensi siswa.Uji kompetensi dikembangkan berdasarkan SKL dan SKL
harus selalu menyesuaikan KKNI dan perkembangan dunia
92
industri duniaa usaha sehingga hasil dari uji kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Sehingga mampu meningkatkan
peluang kerja 2. Evaluasi Uji Kompetensi Siswa Keahlian Multimedia di SMK Piri 3
Yogyakarta ditinjau dari aspek input.
Hasil penelitian menunjukan bahwa uji kompetensi siswa keahlian multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta termasuk dalam
kategori sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas sebesar 67.5. Indikator yang terdapat pada instrument ini yaitu: 1
Kesesuaian uji kompetensi siswa dengan kriteria asesor; 2 ketersediaan perangkat uji kompetensi; 3 kelayakan tempat uji
kompetensi; dan 4 kelengkapan sarana dan prasarana.
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
Aspek Input
a se
so r
m e
m ili
ki
a se
so r
ia la
h g
u ru
a se
so r
d a
ri D
U D
I
a ss
e sm
e n
y a
n g
…
ke b
u g
a ra
n d
a la
m
ko m
it m
e n
d a
la m
m e
m a
h a
m i
a se
so r
D U
D I
sk a
la …
a se
so r
D U
D I
sk a
la …
a se
so r
D U
D I
sk a
la …
p e
n g
a la
m a
n …
p e
n g
a la
m a
n …
ke rj
a sa
m a
D U
D I
p e
n y
u su
n a
n
ke te
rs id
a a
n ke
se su
a ia
n
le m
b a
r
ke se
su a
ia n
s o
a l
ke la
y a
ka n
t e
m p
a t…
ju m
la h
a la
t d
a n
…
ku a
lit a
s a
la t
d a
n …
Gambar 9. Grafik Nilai Pencapaian Kualitas Butir Aspek Input
Berdasarkan grafik pada Gambar 9, butir pada indikator kriteria
asesor memiliki nilai kualitas terendah yakni sebesar 1.75 yaitu asesor guru
93
yang memiliki pengalaman mengajar minimal 5 tahun masih rendah, dan asesor guru yang memiliki pengalaman kerja atau
magang juga tergolong masih rendah. Menurut responden, pentingnya kualitas asesor dalam uji kompetensi menjadikan
kriteria asesor harus terus ditingkatkan.Dalam uji kompetensi siswa, DUDI berfungsi sebagai eksternal yang harus memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan dan mempunyai kompetensi sesuai dibidang yang diujikan. Butir yang memiliki nilai kualitas paling
tinggi dari indikator asesor yakni sebesar 4, yaitu dalam indikator asesor memahami cara asesmen yang benar, kebugaran asesor
dalam bertugas, dan komitmen asesor dalam bertugas. Pada indikator ketersediaan perangkat uji kompetensi, nilai
pencapaian kualitas butir mengenai lembar pedoman penilaian yaitu sebesar 3.75, kesesuaian lembar penilaian sebesar 2.25,
sedangkan nilai pencapaian mengenai kesesuaian paket soal adalah 4.Ini berarti bahwa ditinjau dari perangkat uji kompetensi
sudah sangat baik, yakni dalam uji kompetensi tersedia lembar penilaian.Menurut responden terdapat beberapa keterbatasan
yang pertama dalam hal paket soal yaitu belum dapat mencerminkan SKL keahlian ultimedia secara utuh.Pemilihan
paket soal diambil sesuai dengan kondisi sekolah masing- masing.Kedua adalah lembar penilaian belum sepenuhnya
memuat komponen penilaian, sub-komponen penilaian, pencapaian kompetensi, dan kriteria penilaian.
94
Pada indikator tempat uji komptensi dan sarana prasarana, indikator menegenai kelayakan tempat uji, jumlah alat dan bahan,
kualitas alat dan bahan memiliki kualitas yang tinggi yaitu sebesar 3.75 artinya bahwa dalam uji kompetensi keahlian multimedia di
SMK Piri 3 Yogyakarta merupakan tempat uji, ketersediaan alat dan bahan, serta kualitas alat dan bahan yang dimiliki dinilai
sangat layak. 3. Evaluasi Uji Kompetensi Siswa Keahlian Multimedia di SMK Piri 3
Yogyakarta ditinjau dari aspek process.
Hasil penelitian menunjukan bahwa uji kompetensi siswa keahlian multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta termasuk dalam
kategori sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas sebesar 32.0. Indikator yang terdapat pada instrument ini yaitu: 1
kesesuaian uji kompetensi siswa dengan waktu; 2 kesesuaian uji kompetensi siswa dengan prosedur; 3 pengawasan uji
kompetensi; dan 4 sistem penilaian.
Aspek Process
4,5
4 3,5
3 2,5
2 1,5
1 0,5
Gambar 10. Grafik Nilai Pencapaian Kualitas Butir Aspek Process
95
Berdasarkan grafik pada gambar 10, butir dari indikator waktu uji kompetensi memiliki nilai kualitas masing-masing 4 baik
mengenai penjadwalan uji kompetensi maupun alokasi waktu yang digunakan.Ini berarti bahwa dalam pelaksanaan uji kompetensi
telah terjadwal dengan baik, dan alokasi waktu yang diberikan sudah sesuai.Sementara itu indikator kesesuaian uji kompetensi
dengan prosedur sudah sangat jelas dengan nilai pencapaian sebesar 4.
Dalam indikator pengawasan uji kompetensi keahlian NPK terendah sebesar 2.25 bahwa pengawas masih merupakan guru
yang mata pelajarannya sedang diujikan.Kesiapan dan Karater pengawas dalam uji kompetensi termasuk dalam kategori sangat
tinggi dengan NPK sebesar 4. Dalam indikator sistem penilaian nilai kualitas paling tinggi yakni sebesar 4 yaitu penilaian uji
kompetensi berpedoman pada lembar penilaian ujian praktik, dan sistem penilaian yang jujur dan transparan. Pada indikator
penilaian dapat diartikan system penilaian telah sesuai atau telah berpedoman pada lembar ujian praktik, dan dalam uji kompetensi
sistem penilaian jujur dan transparan.NPK terendah pada indikator sistem penilaian yaitu 3.5, dalam uji kompetensi keahlian
diperlukan remedial untuk komponen yang belum mencapai standar.
Kesimpulan dari uraian diatas adalah uji kompetensi ditinjau dari aspek
process dalam kategori sangat baik, dengan beberapa indikator yang harus
diperhatikan yaitu, kesesuaian pengawas yaitu pengawas merupakan guru
96
yang mata pelajarannya tidak sedang diujikan, penentuan pengawas, dan remedial dalam sistem penilaian.Dalam sistem
pengawasan, hambatan pengawas adalah keterbatasan SDM dan juga hambatan pengawas silang yaitu kesesuaian dengan
kompetensi keahlian.Dalam sistem penilaian, remedial diperlukan dalam uji kompetensi untuk memenuhi kriteria penilaian.
4. Evaluasi Uji Kompetensi Siswa Keahlian Multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta ditinjau dari aspek
product. Hasil penelitian menunjukan bahwa uji kompetensi siswa
keahlian multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta termasuk dalam kategori sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas sebesar
32.0. Indikator yang terdapat pada instrument ini yaitu: 1 dokumen hasil uji kompetensi; 2 produk uji kompetensi; dan 3
sertifikat kompetensi
Aspek Product
3,3
3,25 3,2
3,15 3,1
3,05 3
2,95 2,9
2,85
Gambar 11. Grafik Nilai Pencapaian Kualitas Butir Aspek Product
97
Berdasarkan grafik pada gambar 11, butir dari indikator dokumen hasil uji kompetensi masing-masing memiliki nilai
kualitas yang sama yaitu 3.25, baik aspek kognitif, psikomotorik, afektif ini berarti bahwa aspek kognitif, psikomotorik dan afektif
sudah sangat sesuai dengan kualifikasi lulusan. Butir dari indikator kehandalan produk uji kompetensi memiliki nilai kualitas sebesar
3.25 dan kesesuaian produk dengan kebutuhan masyarakat juga memilki nilai kualitas sebesar 3.25. Butir dari pengakuan sertifikat
dunia industry atau dunia usaha terhadap sertifikat komputer, dan penerbitan sertifikat kompetensi oleh LSP telematika memiliki NPK
terendah yaitu 3, ini berarti sertifikat yang dimiliki siswa dari hasil uji kompetensi belum memiliki pengakuan didunia usaha atau
dunia industry yang ada dan belum adanya kerjasama dengan LSP telematika. Nilai kualitas yang tertinggi dalam indikator sertifikat
kompetensi ada 3 yaitu sertifikat sebagai bukti pengakuan terhadap penguasaan kompetensi siswa, sertifikat sebagai bukti
penguasaan keahlian sesuai berdasarkan masukan dari DUDI, dan pendatangan sertifikat kompetensi ditandatangani oleh asesor
eksternal. Responden setuju bahwa sertifikat dapat dijadikan bukti terhadap suatu keahlian yang dimiliki, sertifikat sebagai bukti fisik
bahwa telah memiliki keahlian seperti yang tertuang dalam sertifikat dan responden juga setuju penandatangan sertifikat
kompetensi tersebut dilakukan oleh asesor eksternal.
98
Ditinjau dari aspek product uji kompetensi penguasaan aspek
kognitif, psikomotorik, dan afektif sudah sangat sesuai dengan kompetensi siswa.Kehandalan produk uji kompetensi telah sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan public, karena dengan uji kompetensi yang berkualitas ideal diharapkan mampu
menghasilkan calon tenaga kerja yang berkompeten dibidangnya.Asepk
product lainnya harus diperhatikan yaitu masih rendahnya pengakuan dari DUDI mengenai sertifikat komputer
siswa dan masih belum adanya kerjasama dengan LSP telematika. 5. Evaluasi Uji Kompetensi Siswa Keahlian Multimedia di SMK Piri 3
Yogyakarta ditinjau dari aspek context, input, process,product
secara akumulatif . Evaluasi uji kompetensi siswa keahlian multimedia di SMK Piri
3 Yogyakarta ditinjau secara akumulatif dari empat aspek yakni context, input, process, product.Hasil penelitian uji kompetensi
siswa keahlian multimedia ini secara akumulatif termasuk dalam
kategori baik dengan pencapaian kualitas sebesar 190.50, meski begitu masih terdapat beberapa indikator yang perlu ditingkatkan
dan diperhatikan.Ditinjau dari aspek context yang perlu
diperhatikan adalah rendahnya peluang berkerja di industri skala
internasional, kurangnya pemanfaatan ICT. Ditinjau dari aspek input hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan asesor guru
yang minimal telah memiliki pengalaman 5 tahun mengajar dan memiliki pengalaman kerja di DUDI yang berkenaan dengan
multimedia. Hal yang perlu diperhatikan jika ditinjau dari aspek process yaitu dalam pengawasan
99
yaitu kesesuaian pengawas dan penunjukan pengawas.Sedangkan hal yang perlu diperhatikan ditinjau dari aspek
product yaitu dalam rendahnya pengakuan sertifikat olh DUDI, dan belum
adanya kerjasama dengan LSP telematika.
100
BAB V SIMPULAN DAN SARAN