7. Uji Kompetensi Keahlian Multimedia
Menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia2008 kata uji diartikan sebagai   pencobaan   untuk   mengetahui   kualitas   sesuatu
kepandaian,   kecakapan,   ketahanan   dan   sebagainya.   Sehingga kata   uji   menunjukkan   pada   suatu   proses:   untuk   mengetahui
kualitas sesuatu. Berkaitan dengan penilaian hasil belajar siswa, uji kompetensi merupakan evaluasi hasil belajar siswa selama belajar
dan bisa dijadikan sehagai alat ukur keberhasilan siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran di sebuah sekolah.
Text  atau   uji   merupakan   perangkat   evaluatif   atau   prosedur dimana
perilaku   siswa   dalam   domain   tertentu   diperoleh   dan kemudian dievaluasi
dan diberi skor menggunakan proses standar. Pengujian merupakan proses pengumpulan data dan mengembalikan hasil, bukan proses
memberikan   kesempatan   untuk   belajar.   Data   dari   beberapa penilaian yang digunakan
unntuk membuat keputusan: tentang level hasil belajar siswa. Uji
kompetensi   mementingkan   indikator-indikator   kompetensi   siswa terpenuhi   dan   dapat   dikembangkan   lebih   lanjut      Dominique,
2006:46
8. Evaluasi
Menurut suhasimi Arikunto dan Cepi 2009:2 evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang kerjanya sesuatu,
yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
40
Weiss 1972 memandang, evaluasi meliputi berbagai jenis atau gradasi   makna
judgment  penentuan   nilai.   Suatu   gejala   tunggal orang,   benda,   idea   atau   pemikiran   dicermati   dan   ditimbang
dengan   menggunakan   semacam   ukuran   atau   kriteria   baik   yang bersifat   eksplisit   maupun   implisit.   Menurut   Hadi   2011   :   13
evaluasi  adalah   proses  mengumpulkan  informasi  mengenai  suatu objek,   menilai   suatu   objek,   dan   membandingkannya   dengan
kriteria, standar dan indikator. Berdasarkan   beberapa   pendapat   tersebut,   dapat   disimpulkan
bahwa pengertian evaluasi sebagai suatu kegiatan mendiskripsikan, mengumpulkan data, menyajikan suatu informasi yang terrencana
untuk   mengetahui   keadaan   suatu   objek.   Pengumpulan   informasi dilakukan   dengan   menggunakan   instrument   yang   hasilnya
dibandingkan   dengan   suatu   acuan   standar   untuk   memperoleh suatu   kesimpulan   yang   bermanfaat   untuk   pertimbangan   dalam
pengambilan keputusan. Setiap pelaksanaan suatu kegiatan evaluasi tentunya memiliki
suatu tujuan tertentu. Evaluasi sendiri memiliki tujuan yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai suatu program yang digunakan
sebagai   pertimbangan   dalam   pengambilan   keputusan.   Menurut Weiss 1972 :4 bahwa tujuan evaluasi adalah :
The purpose of evaluation research is to measure the effect of program against the goals it set out accomplish as means of
vontributing to subsuquest decision making about the program end improving future programming.
41
Pernyataan sebut dapat diartikan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mengukur dampak atau pengaruh sebuah program dengan
membandingkan dengan sasaran atau tujuan program yang telah ditetapkan   sebelumnya   hasil   dari   perbandingan   akan   dijadikan
pertimbangan   untuk   pengambilan   keputusan   tentang   program tersebut untuk peningkatan program dimasa yang akan datang
Menurut   Arikunto   2010:292   evaluasi   program   juga   berarti upaya   untuk   mengetahui   tingkat   keterlaksanaan   suatu   kebijakan
secara cermat dengan cara mengetahui efektifitas masing-masing komponennya, berikut beberapa komponen tersebut :
a Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut kurang bermanfaat atau dalam pelaksanaanya sangat
banyak hambatan b Memodifikasi Program, berdasarkan dari data yang terkumpul
dapat   diketahui   bahwa   hasil   dari   program   tersebut   kurang tinggi sehingga diperlukan penyusunan perencanaan program
kembali secara lebih baik. c Merevisi program, karena ada yang kurang sesuai dengan
harapan terdapat kelemahan pada program tetapi hanya sedikit
d Melanjutkan program, karena pelaksanaan program sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang
bermanfaat Uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi
program
adalah jawaban atas pernyataan apakah program dilanjutkan atau dihentikan. Dilanjutkan dalam arti perlu perbaikan atau revisi agar
program
42
lebih   efektif   pada   masa   yang   akan   datang.   Evaluasi   perlu dihentikan   apabila   program   tidak   banyak   memberikan   manfaat
justru menimbulkan banyak resiko. Terdapat   beberapa   model   evaluasi,   model   evaluasi   sendiri
merupakan   rancangan   yang   akan   digunakan   untuk   melakukan evaluasi   terhadap   suatu   program.   Desain   evaluasi   dikembangkan
oleh para ahli evaluasi, yang biasanya sering dinamakan dengan nama   pembuat   atau   tahap   evaluasinya.   Para   ahli   evaluasi   telah
merancang   model   evaluasi   yang   dapat   digunakan   oleh   para evaluator.   Tayibnapis   2008:   13-21   dalam   bukunya   evaluasi
progam, menyebutkan beberapa evaluasi yang terkenal antara lain: model CIPP, UCLA, model Stake atau model counternances. Model-
model yang satu dengan yang lainnya memang nampak bervariasi namun   semuanya   memiliki   tujuan   yang   sama   yaitu   sehubungan
dengan   pengambilan   keputusan.   Ada   banyak   model   evaluasi program tersebut antara lain:
a Model Evaluasi CIPP
Evaluasi   model   CIPP   dikembangkan   pertama   kali   oleh Daniel
Stufflebean   pada   tahun   1960-an.   CIPP   merupakan   singkatan   dari Context, Input, Procees, and Product yang berarti evaluasi model ini
menilai   dari   segi konteks,  input,   proses,   dan   keluaran   yang
dihasilkan. CIPP adalah  pendekatan  pengambilan  keputusan yang difokuskan untuk evaluasi dan menekankan penyediaan informasi
yag sistematis berdasarkan program dan
43
pelaksanaanya. Informasi dipandang sebagai suatu nilai yang palin berharga ketika suatu program akan dilaksanakan Robinson, 2002 :
1. Menurut   Patton   Robinson,   2002   :   1,   CIPP   merupakan
kumpulan   dari   informasi   yang   terangkum   secara   sistematis mengenai aktivitas, karakteristik dan keluaran dari program yang
digunakan oleh orang-orang tertentu. CIPP bertujuan mengevaluasi dan   mengurangi   kegagalan,   meningkatkan   tingkat   efektifitas   dan
membuat   keputusan   mengenai   program   yang   akan   dilaksanakan beserta dampak yang menyertainya.
Olds   dan   militer   dikutip   dari   Kuo-Hung   Tseng   2010:   3 menyatakan bahwa untuk melakukan evaluasi dengan CIPP, maka
langkah-langkah   yang   dibutuhkan   untuk   perencanaan   penilaian adalah sebagai berikut: 1 mengidentifikasi keserasian tujuan dari
program yang dilaksanakan dengan tujuan dari institusi dan badan akreditasi sekolah yang ditunjuk; 2 mengembangkan objektivitas
program   dan   kriteria   performa   pada   tiap-tiap   tujuan;   3 menentukan metode yang terbaik untuk menilai dan mengevaluasi
tiap-tiap hasil dan mengumpulkannya; 4 melaporkan hasil kepada instansi yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dan memberikan
perbaikan terhadap program tersebut. Tahap   model   evaluasi   CIPP   yang   dikemukakan   Kaufman   dan
Thomas 2009: 116-117 adalah sebagai berikut :
44
1 Evaluasi Konteks
Context Evaluation Evaluasi konteks adalah fase awal dalam pengembangan
program yang meliputi identifikasi kebutuhan dan desain program. Fase ini juga
merupakan upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan   yang   tidak   terpenuhi,   populasi   dan   sampel   penelitian
dan tujuan program. Evaluasi konteks meliputi penggambaran latar belakang   program   yang   dievaluasi,   memberikan   perkiraan
kebutuhan dan tujuan program, menentukan sasaran program dan sejauh mana tawaran ini cukup responsif terhadap kebutuhan yang
sudah diidentifikasi. 2
Evaluasi Masukan Input Evaluation
Evaluasi input digunakan untuk mengidentifikasi apa yang benar-
benar diperlukan untuk menentukan definisi tentang tujuan evaluasi yang
sedang   dilakukan.   Masukan input   merupakan   model   yang
digunakan untuk menentukan bagaimana cara penggunaan sumber daya   yang   ada   bisa   mencapai   tujuan   serta   secara   essential
memberikan informasi tentang apakah perlu mencari bantuan dari pihak   lain   atau   tidak.   Aspek
input  juga   membantu   menentukan prosedur dan desain untuk mengimplementasi program.
3 Evaluasi Proses
Procees Evaluation Evaluasi   proses   secara   khusus   digunakan   untuk
mendeteksi, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu program yang terjadi
selama
45
implementasi suatu program. Evaluas proses digunakan sebagai rekaman impelemntasi riil suatu program.
4 Evaluasi Produk
Product Evaluation Evaluasi   produk   terjadi   ketika   suatu   program   sudah
berlangsung dengan penekanan pada pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk suatu keputusan yang dibuat berkenaan dengan
suatu   program.   Evaluasi   produk   meliputi   penentuan   penilaian dampak   umum   dan   khusus   suatu   program,   mengukur   dampak
terantisipasi,   mengidentifikasi   dampak   yang   tidak   terantisipasi, memperkirakan   kebaikan   program,   serta   mengukur   efektifitas
program. Berdasarkan   berbagai   jenis   pemamaparan   mengenai   model
CIPP   diatas,   maka   dapat   didefinisikan   bahwa   model   CIPP merupakan model evaluasi yang mengevaluasi suatu pelaksanaan
program dilihat dari empat aspek yaitu konteks, masukan, proses dan keluaran informasi yang diperoleh dalam model ini merupakan
data   yang   sangat   berharga.   Data   tersebut   digunakan   untuk mengevaluasi dan mengurangi kegagalan.
b Model Evaluasi Kesenjangan
Discrepancy Model
Kata discrepancy  adalah   istilah   bahasa   inggris   yang   dapat
diartikan   kedalam   bahasa   Indonesia   yang   berarti   “kesenjangan”. Model   yang   di   kembangkan   oleh   Malcolm   Provus   ini   merupakan
model   evaluasi   yang   berangkat   dari   asumsi   bahwa   untuk mengetahui   kelayakan   suatu   program,   evaluator   dapat
membandingkan apa yang seharusnya dan diharapkan
46
terjadi   dengan   apa   yang   sebenarnya   terjadi.   Dari   kegiatan membandingkan   tersebut   dapat   diketahui   ada   tidaknya
kesenjangan   antara   keduanya   yaitu   standar   yang   ditetapkan dengan kinerja sesungguhnya  Kaufman dan Thomas, 2009: 127.
Model   evaluasi   ini   bertujuan   untuk   menganalisis   suatu program sehingga dapat ditentukan apakah suatau program layak
ditentukan,   ditingkatkan,   atau   sebaliknya   dihentikan   dengan mementingkan   terdefinisikannya   standar,
performance,   dan discrepancy  secara terperinsi dan terukur. Evaluasi program yang
dilaksanakan   oleh evaluator  bertujuan   mengukur   besarnya
kesenjangan   yang   ada   disetiap   komponen   program.   Dengan terjabarnya   setiap   komponen   program   maka   langkah-langkah
perbaikan dapat di lakukan.
c Model Evaluasi Scriven
Model ini dikembangkan oleh Michael Scriven dengan tujuan utama   pada   waktu   itu   adalah   evaluasi   kurikulum.   Akan   tetapi
evaluasi   yang   dikemukakanya   dapat   dialihkan   kepada   evaluasi proses,   dan   evaluasi   produk,   maupun   evaluasi   program.   Dengan
kata lain model scriven dapat diaplikasikan pada berbagai kegiatan dan   program   pendidikan.   Scriven   menenkankan   bahwa   evaluasi
menginterprestasi-kan evaluator sebagai pengambil keputusan dan sekaligus   penyedia   informasi.   Dengan   demikian   ia   membedakan
antara   “ god   of   evaluation   dan   role   of   evaluation”   berhubungan
dengan   proses   pendidikan,   antara   lain   proses   pengembangan kurikulum dan
47
proses pembelajaran. Scriven memberikan kontribusi dan evaluasi pendidikan antara lain:
1 Evaluasi berdasarkan kenyataan
Goal Free Evaluation Scriven   menekankan   bahwa   evaluasi   program   dan   produk
hendaklah menilai efek nyata dari suatu kegiatan. Ini berarti bahwa   evaluasi   tidak   terikat   hanya   pada   tujuan   yang
dirumuskan   pada   permulaan   program,   akan   tetapi   juga memperhatikan  efek   nyatanya.   Dengan   cara  ini  semua  hasil
kegiatan dapat diketahui termasuk didalamnya efek samping yang ditimbukan pada suatu kegiatan.
2 Evaluasi Formatif
Formative Evaluation Model   ini   juga   pada   awalnya   dirancang   oleh   Scriven   dalam
hubungan   pengembangan   kurikulum.   Ia   menyatakan   suatu kurikulum   mempunyai   bentuk   yang   siap.   Evaluasi   formatif
merupakan pengumpulan data atau bukti selama penyusunan dan uji coba kurikulum baru. Revisi atau perbaikan dilakukan
berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan melalui evaluasi formatif. Evaluator dapat melihat kekurangan dalam
pelaksanaan program  kegiatan dan dapat memantau proses pelaksanaan   sehingga   dapat   membantu   dalam
penyempurnaan dan kelengkapan produk yang dikembangkan. Oleh karena itu, evaluasi formatif dapat juga disebut dengan
evaluasi internal Internal-evaluation  atau intrinsic evaluation
karena evaluasi formatif
48
menyangkut isi, tujuan, prosedurproses, sikap guru, sikap siswa, fasilitas, dan sebagainnya.
3 Evaluasi Summatif
Summative Evaluation Berbeda   dengan   evaluasi   formatif,   evaluasi   sumatif   lebih
diarahkan   untuk   menguji   efek   dari   komponen-komponen pendidikan   atau   pembelajaran   terhadap   para   siswa,   atau
dapat diarahkan untuk menguji efek dari komponen-komponen pendidikanpembelajaran   terhadap   para   siswa.   Evaluasi
sumatif dirancang untuk mengetahui seberapa jauh kurikulum yang   telah   disusun   sebelumnya   memberikan   hasil   kepada
siswa   antara   lain   mencakup   aspek   kognitif,   afektif,   dan psikomotorik. Hal itu dapat dilihat pada hasil
pre test dan post test  antara   kelompok   eksperimen   dan   kontrol.   Walaupun
Scriven   tidak   mengarahkan   model   ini   pada   evaluasi   pada proses   belajar   dan   mengajar,   namun   pelaksanaan   kurikulum
tidaklah dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan.
d Model Evaluasi Kirkpatrick
Model yang dikembangkan oleh Kirkpatrick ini dikenal dengan evaluating   traning   program   :   the   four   level   evaluation   model.
Evaluasi terhadap   program   training   mencangkun   empat   level
evaluasi yaitu : reaction, learning, behavior, dan result.
1 Evaluasi Reaksi Reaction Evaluation
49
Evaluasi   terhdap   reaksi   peserta   training   berarti   mengukur kepuasan   peserta
customer   satisfaction.   Kepuasan   peserta training   dapat   dikaji   dalam   beberapa   aspek,   yaitu   :   materi
yang diberikan, fasilitas yang tersedia, strategi penyempaian materi yang digunakan  oleh instruktur,  media pembelajaran,
jadwal   kegiatan   sampai   menu   dan   penyajian   konsumsi   yang disediakan. Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction
sheet dalam bentuk angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif.
2 Evaluasi Belajar Learning Evaluation
Evaluasi   belajar  menurut  Kirkpatrick   adalah   membandingkan perkembangan   antara   kelompok   yang   mengikuti   pelatihan
dalam   waktu   tertentu   atau   dapat   juga   dilakukan   dengan membandingkan   hasil
pre  test  dan  post   test,   tes   tertulis, maupun tes kinerja
performance test. 3 Evaluasi Perilaku
Behavior Evaluation Menurut   Widoyoko   2009:   178   evaluasi   perilaku   dapat
dilakukan dengan membandingkan perilaku kelompok control dengan perilaku peserta training atau dengan membandingkan
perilaku   sebelum   dan   setelah   mengikuti   training   maupun melalui  survey  dan  wawancara dengan   pelatih,  atasan,  atau
bawahan   peserta   training   setelah   kembali   ketempat   kerja. Dengan  demikian  evaluasi  perilaku  lebih  memfokuskan  pada
peserta training. 4 Evaluasi Hasil
Result Evaluation
50
Evaluasi   hasil   ini   dapat   dilakukan   dengan   membandingkan kelompok   kontrol   dengan   kelompok   peserta   training,
mengukur kinerja sebelum dan setelah mengikuti pelatihan.
e Model Evaluasi Stake Countenance Model
Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi, yaitu
description  dan  judgement,   membedakan   adanya   tiga   tahap dalam
program   pendidikan   yaitu   :  antercedents  input, transaction  proses,   dan  outcomes  hasil.   Model  Stake  sama
dengan   CIPP   dimana   keduanya cenderung   komprehensif
menyeluruh dan mulai dari evaluasi selama tahap perencanaan dari   pengembangan   program.
Stake  mengidentifikasi   dari   tiga tahap   evaluasi   program   pendidikan   dan   faktor   yang
mempengharuhinya Kaufman and Thomas, 2009 : 123, yaitu : 1
Antecedents   Phase;   sebelum   program   diimplementasikan kondisikejadian   apa   yang   ada   sebelum   implementasi
program?   Apakah   kondisikejadian   ini   akan   mempengaruhi program?
2 Transaction   Phase;   pelaksanaan   program;   Apakah   yang
sebenarnya terjadi   selama   program   dilaksanakan?   Apakah
program yang sedang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana program?
3 Outcomes   Phase;   mengetahui   dampakhasil   implementasi
pada akhir program. Apakah Program itu dilaksanakan sesuai
dengan yang diharapkan?
51
Setiap   tahapan   tersebut   dibagi   menjadi   dua   bagian   yaitu description  dan  judgment.   Model   evaluasi  Stake  melakukan
perbandingan antara standar tertentu dengan pelaksanaan nyata suatu   program   yang   nantinya   digunakan   untuk   memberikan
keputusan dari sebuah program Judgement . Model Stake akan
dapat   memberikan   gambaran   pelaksanaan   program   secara mendalam   dan   mendetail.   Presepsi   orang-orang   yang   terlihat
dalam   system   pendidikan   seperti   perilaku   siswa,   peran   guru, ketersediaan   sarana   dan   prasarana,   dan   situasi   proses   belajar
mengajar disekolah adalah kenyataan yang harus diperhatikan. Aspek penting dari evaluasi program dikemukakan oleh Conrad
Wilson   1985:19   yaitu   Model   evaluasi   tidak   hanya menyediakan   kerangka   keseluruhan   untuk   evaluasi   tetapi   juga
member   bentuk   pada   pertanyaan   penelitian,   mengantur   dan fokus evaluasi, dan menginformasikan proses penelitian. Sehingga
berdasarkan   pemaparan   berbagai   jenis   evaluasi   di   atas,   dalam penelitian ini model CIPP merupakan model yang paling sesuai.
Hal   ini   didasarkan   karena   model   jenis   ini   mengevaluasi   suatu program secara lengkap yakni aspek konteks,
input, proses, dan produk.   Maka   dalam   penelitian   ini,   peneliti   memutuskan
menggunakan   model   evaluasi   CIPP  dalam  melakukan   penelitian yang   berjudul   “Evaluasi   Pelaksanaan   Uji   Kompetensi   Siswa
Keahlian Multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta.
52
9. Penelitian yang Relevan