Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

13 dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Perubahan BI Rate yang merupakan suku bunga acuan akan memengaruhi suku bunga pinjaman perbankan. Besarnya suku bunga yang dikenakan oleh bank akan menjadi risiko tersendiri karena dapat memberatkan bagi perusahaan yang membutuhkan pinjaman untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya. Pilihan untuk memperoleh pinjaman baik dalam mata uang dalam dan luar negeri beserta suku bunga yang dikenakan oleh pihak pemberi pinjaman bank dalam negeri atau luar negeri, menjadi pertimbangan yang penting bagi perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengakibatkan besarnya beban bunga yang dikenakan terhadap pinjaman tersebut. Hal ini akan memberatkan perusahaan, sehingga perusahaan memiliki risiko gagal bayar karena tidak bisa membayar utang beserta beban bunganya yang tinggi. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menangani risiko ini adalah dengan melakukan hedging untuk risiko suku bunga. 2. Jenis-jenis Eksposur Valuta Asing Eksposur valuta asing adalah kepekaan perubahan dalam nilai rill asset, kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi Levi, 14 2001. Menurut Kuncoro 2009, eksposur terhadap fluktuasi kurs valuta asing bersumber dari tiga penyebab utama, yaitu: a. Eksposur transaksi, yang berasal dari kemungkinan diperolehnya keuntungan atau kerugian usaha net cash flows akibat transaksi yang terlanjur menggunakan mata uang asing sebagai denominasi. Dengan kata lain, eksposur transaksi merupakan risiko terganggunya aliran kas perusahaan di masa mendatang akibat fluktuasi kurs valas. Eksposur transaksi mengukur perubahan nilai kewajiban finansial yang terjadi sebelum ada perubahan kurs valas. Pusat perhatiannya adalah pada perubahan aliran kas dari akibat kontrak yang telah di tandatangani. b. Eksposur ekonomi, didef inisikan sebagai seberapa jauh ‘nilai’ perusahaan diukur dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas akan berubah bila kurs valas berubah ke arah yang tidak diharapkan. Perubahan nilai tersebut tergantung pada dampak perubahan kurs terhadap volume penjualan, harga, dan biaya di masa mendatang. Eksposur ekonomi pada dasarnya merupakan cara melihat eksposur jangka panjang pada suatu perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional dan multitransaksi. c. Eksposur akuntansi, merupakan seberapa jauh laporan keuangan konsolidasi dan neraca suatu perusahaan yang dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas. Masalah eksposur akuntansi muncul karena laporan-laporan keuangan perusahaan cabang perlu dikonsolidasikan 15 oleh kantor pusat pada suatu mata uang yang kurs nya berbeda dengan kurs pada saat terjadinya transaksi. 3. Hedging dan Manajemen Risiko Menurut Brigham dan Houston 2013, Hedging atau lindung nilai adalah menggunakan transaksi untuk menurunkan risiko. Hedging dilakukan oleh suatu perusahaan atau individu untuk melindungi terhadap suatu perubahan harga yang akan memberikan dampak negatif pada laba. Menurut Chance dan Brooke 2008, Hedging adalah sebuah komponen dari proses yang lebih umum yang dinamakan manajemen risiko. Manajemen risiko adalah sebuah praktik mendefinisikan tingkat risiko yang diinginkan perusahaan, mengidentifikasi tingkat risiko saat ini, dan menggunakan derivatif atau instrumen finansial lainnya untuk menyesuaikan tingkat risiko saat ini dengan tingkat risiko yang diinginkan. Menurut Aretz dan Batram 2009, rumusan Modigliani dan Miller menyebutkan bahwa keputusan pembiayaan perusahaan tidak dapat digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan di pasar modal yang sempurna karena pemegang saham dapat dengan mudah meniru mereka. Akibatnya, karena manajemen risiko perusahaan dapat dilihat sebagai kebijakan pembiayaan, ia tidak dapat berkontribusi terhadap penciptaan nilai perusahaan. Agar manajemen risiko perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, harus ada anggapan bahwa satu atau lebih asumsi kerangka M M dilanggar. Dengan kata lain, manfaat hedging perusahaan jika ada harus timbul karena ketidaksempurnaan pasar