Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan Hedging pada Pengaruh Likuiditas terhadap Keputusan Hedging pada

69 melakukan ekspansi bisnis. Pasar internasional bersifat dinamis, maka setiap perubahan yang terjadi didalamnya dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan yang melakukan transaksi dalam jumlah besar. Perusahaan akan membutuhkan kebijakan hedging untuk mengurangi risiko ini. Berdasarkan hasil pengujian ditemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan hedging. Berdasarkan data penelitian, rasio profitabilitas yang tinggi dimiliki oleh perusahaan yang melakukan hedging, seperti Unilever Indonesia Tbk, Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, dan Multi Bintang Indonesia Tbk. Hasil pengujian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Jiwandhana 2016 yang menyatakan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur.

3. Pengaruh Likuiditas terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Hipotesis ketiga menyatakan bahwa “Rasio Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh negatif terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur”. Terlihat pada Tabel 8, nilai koefisien regresi bernilai negatif yaitu -0,222 dan nilai statistik wald atas variabel Current Ratio sebagai proksi dari rasio likuiditas sebesar 0,798 dengan nilai signifikansi 0,372. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari α sebesar 5, maka H 3 ditolak. Kondisi tersebut menunjukkan 70 bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging perusahaan manufaktur. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas lebih tinggi akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mencari sumber pembiayaan eksternal yang mahal. Likuiditas yang tinggi menyebabkan eksposur yang lebih rendah sehingga menghasilkan perusahaan yang memiliki insentif untuk hedging. Beban perusahaan dalam hal kewajiban khususnya dalam jangka pendek kepada pihak lain menjadi berkurang. Perusahaan akan semakin merasa berat apabila ada kewajiban jangka pendek yang menggunakan mata uang asing. Nilai kewajiban tersebut dapat berfluktuasi apabila terjadi fluktuasi mata uang asing terhadap Rupiah, sehingga jumlah yang dibayarkan akan meningkat dan membebani perusahaan. Oleh karena itu, semakin likuid kondisi suatu perusahaan akan semakin rendah persentase penerapan kebijakan hedging karena kewajiban jangka pendeknya dapat terpenuhi, sehingga risiko gagal bayar dan kesulitan keuangan dapat dihindari. Hasil yang tidak signifkan pada variabel likuiditas dapat disebabkan karena fenomena data atau diperlukan periode waktu penelitian yang lebih panjang sehingga diharapkan data yang terkumpul lebih dapat mewakili keadaan riil. Selain itu, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya berjumlah 36 perusahaan manufaktur dengan periode yang relatif pendek yaitu 3 tahun.