Pengertian Pariwisata Pengertian Kepariwisataan

Pariwisata juga merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh setiap individu. Alasannya karena aktivtas berwisata bagi seorang individu dapat meningkatkan daya kreatif, menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui peninggalan sejarah dan budaya suatu etnik tertentu, kesehatan dan pariwisata spiritualisme. Pada saat ini, kedudukan sektor pariwisata menjadi salah satu sektor andalan yang dapat meningkatkan devisa negara sebagai pendukung komoditi ekspor migas maupun non migas. Pengembangan sektor pariwisata dilakukan karena mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan devisa negara dan disamping itu kegiatan pariwisata merupakan hal yang terkait erat dengan sumberdaya yang unik dari suatu tujuan wisata yaitu dalam bentuk daya tarik alam dan daya tarik budaya. Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan. Undang-Undang Kepariwisataan memberikan definisi yang berkaitan dengan pariwisata dalam Pasal 1 Undang-Undang Kepariwisataan yaitu sebagai berikut: - Pasal 1 angka 1: Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. - Pasal 1 angka 2: Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata - Pasal 1 angka 3: Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. - Pasal 1 angka 4: Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat diketahui bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, dari satu tempat ke tempat lain untuk menikmati perjalanan dan memenuhi keinginan yang beranekaragam. Kepariwisataan menurut ketentuan yang diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Kepariwisataan menyatakan bahwa, Kepariwisataan diselenggarakan berdasarkan asas: a. manfaat; b. kekeluargaan; c. adil dan merata; d. keseimbangan; e. kemandirian; f. kelestarian; g. partisipatif; h. berkelanjutan; i. demokratis; j. kesetaraan; dan k. kesatuan. Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat Pasal 3 Undang-Undang Kepariwisataan. Kepariwisataan memiliki tujuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 Undang-Undang Kepariwisataan yaitu : a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b. meningkatkan kesejahteraan rakyat; c. menghapus kemiskinan; d. mengatasi pengangguran; e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; f. memajukan kebudayaan; g. mengangkat citra bangsa; h. memupuk rasa cinta tanah air; i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan j. mempererat persahabatan antarbangsa. Kepariwisataan juga diselenggarakan dengan beberapa prinsip yang telah diatur yaitu : a. menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan; b. menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal; c. memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas; d. memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup; e. memberdayakan masyarakat setempat; f. menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku kepentingan; g. mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang pariwisata; dan h. memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2.2 Pengertian Wisatawan

Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk berlibur, berobat, berbisnis, berolahraga serta menuntut ilmu dan mengunjungi tempat-tempat yang indah atau sebuah negara tertentu. Organisasi Wisata Dunia WTO, menyebut wisatawan sebagai pelancong yang melakukan perjalanan pendek. Menurut organisasi ini, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan ke sebuah daerah atau negara asing dan menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan di tempat tersebut. Menurut pandangan psikologi, wisata adalah sebuah sarana memanfaatkan waktu luang untuk menghilangkan tekanan kejiwaan akibat pekerjaan yang melelahkan dan kejenuhan. Adapun ilmu sosiologi menilai pariwisata sebagai rangkaian hubungan yang dijalin oleh pelancong yang bermukim sementara di suatu tempat dengan penduduk lokal. Krapf Hunziker, seorang pakar pariwisata meyakini bahwa wisata adalah munculnya serangkaian hubungan dari sebuah perjalanan temporal yang dijalin oleh seorang yang bukan penduduk asli. Pariwisata, berdasarkan seluruh definisinya, adalah fenomena yang terus berkembang. Lebih dari itu, industri ini telah menyelamatkan sejumlah negara dari krisis, dan memarakkan pertumbuhan ekonominya. 5 Undang-Undang Kepariwisataan memberikan definisi mengenai wisatawan sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 angka 2 yaitu “Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.” Adapun Jenis-Jenis Karakteristik Wisatawan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Wisatawan lokal local tourist yaitu wistawan yang melakukan perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata yang berasal dari dalam negeri. 5 Udayana United Tourism, Pengertian Wisatawan, https:m.facebook.com notesudayana-united- tourismpengertian-wisatawan122378417778366 b. Wisatawan mancanegara interntional tourist yaitu, wisatawan yang mengadakan perjalanan ke daerah tujuan wisata yang berasal dari luar negeri. c. Holiday tourist adalah wisatawan yang melakukan perjalanan ke daerah tujuan wisata dengan tujuan untuk bersenang-senang atau untuk berlibur. d. Business tourist adalah wisatawan yang berpergian ke daerah tujuan wisata dengan tujuan untuk urusan dagang atau urusan profesi. e. Common interest tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan tujuan khusus. Seperti, studi ilmu pengetahuan, mengunjungi sanak keluarga atau untuk berobat dan lain-lain. f. Individual tourist adalah wistawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata secara sendiri- sendiri. g. Group tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata secara bersama- sama atau berkelompok. 6 2.2.3 Karakteristik Obyek Wisata Obyek wisata atau yang dalam Undang-Undang kepariwisataan disebut sebagai daya tarik wisata menurut ketentuan yang diatur dalam Pasal 1 angka 5 adalah “segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman, kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menj adi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.” Obyek wisata terbagi menjadi dua kelompok, obyek wisata alam ciptaan Tuhan natural site-attraction dan obyek wisata karya manusia man-made site-attraction. Demikian juga halnya dengan atraksi wisata yang te rbagi menjadi dua yakni atraksi “asli” real, authentic dan atraksi “pentas” staged, artificial. Obyek wisata memiliki karakteristik yang berbeda dengan atraksi wisata. Adapun mengenai karakteristik dari obyek wisata yaitu bersifat statis, 6 ibid